Treffen

485 40 2
                                    

ini aku next ko... gak sabar ya? apa aku yang pede aja nih, jangan lupa pencet vote yak setelah baca!

ada yang bolong enggak puasanya? pasti ada dong kalau yang perempuan udah balik..

***

49. Bertemu

"....."

Semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Terlebih lagi Cempaka yang sudah membulatkan matanya dengan sempurna. Evin meneguk air ludahnya sendiri, dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Zoya yang sedang asik membelakangi mereka semua sontak tidak melihat siapa sosok yang ada di ujung sana. Erlangga sontak terdiam dengan wajah pucat, tubuhnya menegang di tempat bahkan melepaskan tangannya yang tadi semula ada di pipi chabby bayi laki-laki yang bernama Omar.

"Ga——— Galaksi..." Mendengar nama tersebut sontak membuat Zoya membalikkan badannya. Zoya merindukan nama laki-laki tersebut, Zoya merindukan sosok tersebut bahkan setiap malam Zoya selalu membayangkan wajah tampan Galaksi, laki-laki yang dirinya cintai.

Galaksi masih sama seperti dulu. Wajahnya masih tampan, rahangnya masih tegas, bahkan rambutnya masih sama seperti Galaksi yang dirinya kenali. Satu yang membuat Zoya membeku, Galaksi datang bersama seorang wanita yang Zoya kenali itu adalah wanita bule yang beredar di berita bahwa itu gadis yang Galaksi kencani.

Seakan tidak terjadi apa-apa. Erlangga menatap gadisnya dengan mata sendunya. Erlangga langsung menggenggam erat tangan gadisnya membawa sebuah ketenangan. Erlangga tidak bodoh, laki-laki itu tahu bahwa Zoya, sang kekasihnya masih mengharapkan keberadaan Galaksi.

Erlangga tersenyum lebar dan mengajak gadisnya berjalan ke arah sana untuk bergabung.

Omar, bayi laki-laki itu bahkan menangis tidak nyaman karena Zoya yang tidak menepuk-nepuk punggung kecilnya. Cempaka langsung mengambil alih Omar, sang anaknya agar tidak menangis kembali.

"Senang bisa bertemu dengan mu,"

Deg.

Degup jantung keduanya terpacu kencang. Keduanya menatap dengan tatapan yang seolah menyalurkan kerinduan. Elisa hanya diam bingung harus bersikap bagaimana. Gadis itu mengeratkan pelukannya di lengan kekar Galaksi.

Zoya menatap sekilas lengan Galaksi yang di suguhi dengan pelukan erat tangan mungil putih Elisa. Karena suasana semakin mencekam, salah satu mereka harus membuka suara.

Glen, laki-laki itu dengan keberaniannya membuka suara. "Wih! Bos, Lo kenapa enggak bilang sama kita balik ke Indonesia sih!?" Ucapan Glen sontak menjadi sorotan mereka yang berada disini.

Dito tertawa kecil. "Iya nih! Harusnya kabarin lah ya, biar ada acara pesta!" sahutnya begitu sangat antusias.

"Honey, who are they? What, are they your friends? May I meet them?"  Elisa menyahut dengan sebutan 'Honey' tentu saja itu membuat semua terdiam kembali.

Zoya tersenyum kecut karena ucapan Elisa yang sangat seperti menyanyangi Galaksi.

"Bisakah kamu terdiam sejenak!? Kan sudah ku bilang, kamu tidak usah ikut ke Indonesia, Elisa!" Galaksi kesal sedangkan Aslan hanya berada di belakang sambil membawa payung.

"Aku hanya ingin bertanya, apakah diriku salah bertanya kepada dirimu, then who are you?" Zoya yang ditanya langsung menatap Elisa.

"Saya?"

"Yes,"

Zoya tersenyum mengulurkan tangannya. Elisa membalas uluran tersebut. "Perkenalkan, namaku Zoya.." Elisa terkejut, gadis bule tersebut menutup mulutnya tidak percaya apa yang Zoya katakan kepadanya.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang