Kembali lagi sama aku ni.. gimana kabar kalian? Sehat-sehat aja? Oh iya maaf ya yang udah spam buat upload cerita ini tapi belum sempet aku upload. Gimana mau di upload, aku aja belum nulis ceritanya.
Huhuu, sesibuk itukah aku? Jadi, di bulan November itu aku masih melaksanakan PKL ges, jadi jarang buat buka ponsel. Sekali buka aja, aku cuma ngabarin pacar eak..
Dan, selamat udah masuk ke tahun 2022. Semoga di tahun ini, kita semua mendapatkan bahagia masing-masing. Gimana sama tahun 2021 nya, rumit gak?
Makasih banget yang udah nungguin cerita ini. Setia banget si kalian, sampai-sampai ada salah satu readers aku yang komen untuk di lanjutkan ini cerita.
Maap ya.. sekali lagi, maaf🙏
KALIAN LEBIH SUKA AKU UP LAMA TAPI BANYAK... ATAU AKU UP CEPET TAPI DIKIT NIH?
Komen sebanyak-banyaknya ya!!
42. Teror selesai
Ruangan redup sudah menghiasi wajah Rendra sekarang. Rendra hanya diam menatap kosong kedepan. Bagaimana sekarang nasib Kevin, apakah laki-laki itu sudah pergi meninggalkan dirinya? Hatinya seketika terluka saat melihat sahabatnya itu pergi untuk selama-lamanya. Bayangan masa lalu begitu indah dengan canda tawa kedua sahabatnya, Reza dan Kevin.
Rendra menangis dengan kedua kaki yang sudah di lekuk. Laki-laki itu langsung mengingat dimana dirinya tertawa bahagia bersama Kevin dan Reza. Kedua sahabatnya yang selalu Rendra sayangi sampai kapan pun.
"Gue harus pergi ke Amerika, karena nyokap bokap gue ada urusan,"
"Yah Ren, elo mau ninggalin kita berdua?"
Reza tertawa. "Jahat elu, tar kalo elu gak ada makin ancur nih.."
Rendra tersenyum. "Gue saranin, elo kurangin minum deh, apalagi kita udah SMP, umur aja gak cukup buat begituan. Ya emang, umur kita berpatok jauh setidaknya elo yang tertua disini," nasehat Rendra membuat Reza menganggukkan kepalanya.
"Iye cil iya, gue tua elo muda deh," tawa Reza dengan lebar.
Itu adalah percakapan saat dimana Rendra pamit untuk pergi ke Amerika. Awalnya Rendra kira, dirinya akan sebentar disana, ternyata tidak. Dirinya sangat lama berada di Amerika membuat dirinya jarang untuk berkomunikasi kepada kedua temannya. Apalagi, saat dirinya tahu kelakuan Reza yang semakin bringas membuat Rendra terus saja memikirkan laki-laki keras kepala itu.
"Gue sayang kalian berdua, kalian berdua itu teman sejati gue——— gue harap, kalian berdua bahagia dan tenang.." sendu Rendra dengan tangisan yang kencang. Tangisan Rendra langsung mengundang seluruh anak RG berlari menatap laki-laki itu. Mereka saling menatap satu sama lain lalu pergi meninggalkan tempat redup ini.
Suara langkah seseorang membuat Rendra mendongakkan kepalanya. Rendra menatap banyaknya anak AXP yang berada di depannya. Disan tentu saja, sudah ada Galaksi dan Gionard.
Evin menghela nafasnya lalu membuka pintu jeruji besi itu. Setelah terbuka lebar, Rendra berdiri dari duduknya dan menatap mereka semua dengan mata sembabnya.
"Gue siap kalo kalian semua mau siksa gue," ujar Rendra dengan yakin. Galaksi tetap diam dengan wajah datarnya.
"Siapa juga yang mau bunuh elo," hanya itu yang Galaksi jawab membuat Rendra mengerutkan dahinya. Lalu, dirinya di apakan jika tidak di bunuh? Di goreng atau di bakar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zwilling : Kembar [end]
Mystery / Thriller(4) Sekuel ice boy #AnakAryo&Ara SERIES 2 (DUA) G sudah tumbuh menjadi sosok laki laki yang membuat siapa saja terpesona melihat ketampanan nya. Sifat yang berbeda membuat semuanya bingung dan heran. Galaksi yang bersifat dingin dan Gio yang bersif...