Wer ist Liam (?)

697 63 102
                                    

30 : siapa Liam (?)

"Mulai sekarang, gue mau elo semua panggil gue Evin!" Ucap nya dengan suara lantang nya. Seluruh anak AXP yang berada di depan gedung menoleh dengan raut wajah bingung. Kenapa Kevin mendadak mengubah namanya.

"Kok jadi Evin?" Tanya Dito dengan heran. Sekali kali, laki laki itu memakan sate nya yang baru saja jadi. Hari ini mereka semua sudah pesta memakan sate langganan nya.

Glen lah yang membawa Abang sate ini ke dalam gedung. Katanya si, mereka kangen dengan makanan kesukaannya.

"Evin? Bahhaha... Bagus banget tuh nama." Celetuk Iwan dengan gelakkan tawanya. Kevin memutarkan bola matanya malas.

"Alasan gue ganti nama karena satu." Cuek Kevin dengan sate di tangannya. Mereka tampak menahan tawanya dan tetap menatap Kevin yang sudah mendrama itu. Aneh sekali, kenapa laki laki itu mengubah nama panggilannya menjadi Evin.

"Pasti karena elo malas kan sama si Kevin ketua OSIS yang songong itu?" Sahut Gio dengan alis yang di angkat berkali kali. Kevin menganggukkan kepalanya dan memakan dua tusuk sate sekaligus dengan wajah yang di tekuk.

"Iyalah! Dia itu–– udah ambil yayang Ghia dari gue. Kenapa si, harus sama namanya sama dia. Goblok banget, nama itu banyak kenapa harus nama Kevin juga!" Kesal nya dengan bertubi-tubi.

"Takdir." Celetuk Langit tanpa dosa. Kevin menghela nafasnya dengan kesal. Takdir yang sangat tidak membuat senang hati.

Iwan menghela nafasnya. "Emang elo gak denger sama rumor sekolah? Kalo Ghia sama Kevin itu pacaran?" Memang benar, rumor itu ada di SMA Velix. Bahkan seluruh siswa siswi tahu dengan rumor itu.

"Gue yakin, mereka gak jadian."

Galaksi mendegus. "Gue cabut. Om Sanca ngajak ketemu." Ujarnya dan berjalan meninggalkan mereka semua yang sedang memakan satenya sambil menggoda Kevin.

"Gue ikut." Sahut Gavin dan berjalan mengekori Galaksi. Mereka semua mengelus dadanya dan langsung menatap satu sama lain.

"Lah itu dua kutub malah pergi." Gumam Glen dengan gelengan kepalanya. Tidak asing lagi dengan Gavin dan Galaksi yang selalu tidak banyak omong. Sebenarnya, masih ada lagi yang bersifat dingin. Contohnya, seperti Langit. Laki laki itu sangat irit berbicara dan selalu suka membaca buku.

"Si Langit–– baca buku Mulu, gak capek apa ya?" Seru Syarif dengan wajah bingungnya. Setiap hari, Langit selalu saja membaca bukunya, entah itu novel atau pun pelajaran.

"Dari pada elo, mabok mulu!" Ketus Rival dengan wajah yang judes. Syarif menoleh sinis dan mengerucutkan bibirnya. Benar kata Rival, dirinya selalu mabuk dan meminum.

"Gimana kandungan si Cempaka? Elo jadi nikahin dia?" Tanya Evin dengan alis yang terangkat satu. Mereka menoleh ke arah Gio dengan penasaran.
Karena sibuk dengan peneror, mereka sampai lupa bahwa Cempaka sedang hamil.

"Gue sama Cempaka udah sepakat, buat nikah Minggu depan. Dan yang dateng juga cuma keluarga sama kalian semua, mungkin." Jawab Gio dengan sate di mulutnya.

"Bagus deh. Gue kira elo gak jadi nikahin Cempaka. Kalo elo gak mau–– gue siap aja si, jadi ayah dari anak elo itu." Ucapan Rival membuat mereka semua mengaga lebar. Sangat terkejut, apa yang Rival ucapkan itu.

Evin tersenyum jahil. "Elo suka sama Cempaka?" Rival menoleh dan menganggukkan kepalanya dengan tenang tanpa merasakan bahwa Gio menahan cemburunya juga.

"Bangsat. Elo beneran suka?" Pekik Iwan dengan terkejut. Lagi dan lagi Rival menganggukkan kepalanya.

Gio pun yang hampir marah langsung di tahan oleh Dito. Bagaimana tidak, kenapa Rival baru beri tahu sekarang. Pikir mereka semua.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang