Boom explodieren (?)

781 77 6
                                    

29 : boom meledak (?)

Satu bulan kemudian...

Tak kerasa, sudah satu bulan Zoya dan Galaksi menjadi sepasang kekasih. Kehidupan mereka berdua sangat membaik dan Galaksi sudah di gelar menjadi psikopat bucin. Seluruh anak SMA Velix juga sudah tertawa terbahak-bahak karena julukkan itu.

Jika kalian bertanya, siapa yang memberikan julukkan memalukan itu, itu adalah Kevin. Psikopat gaje bo yang selalu saja di tolak cintanya oleh wakil ketua OSIS di SMA Velix.

Setelah kejadian bulan lalu, semuanya seketika ludes begitu saja. Peneror pun tidak beraksi kembali atau pun mencari masalah. Galaksi dan yang lain sangat bersyukur karena mereka tidak menganggu nya kembali. Tapi, Galaksi masih saja heran dan penasaran dengan siapa pelakunya.

Kini mereka sudah duduk di kantin. Mereka semua sudah memakan makanannya yang tadi mereka pesan sebelum duduk di kursi kantin seperti biasa.

"Huh...huh... Pedes banget," gumam Zoya kecil dengan keringat yang bercucuran. Galaksi yang berada di samping Zoya langsung menoleh dan menatap gadisnya yang sudah memejamkan matanya karena kepedasan.

"Udah tau pedes. Masih aja lo makan," celetuk Galaksi dan mengambil mangkok seblak milik Zoya. Zoya yang sedang memakan seblaknya mendongakkan kepalanya dengan bibir yang mengerucut.

"Kok kamu ambil --- kan belum habis," lirih Zoya dengan menundukkan kepalanya karena tak berani untuk menatap Galaksi yang menatapnya dengan tajam.

Gio pun menghela nafasnya. "Bener kata Galak. Nanti kalo elo makan nya pedes pedes kaya tadi, nanti malah sakit perut." Zoya mendegus, kenapa Gio menjadi ikut ikutan memojokki dirinya. Dasar, Abang adik selalu sama.

"Apa kabar sama cewek kamu! Cewek kamu juga makan pedes tuh." Tunjuk nya kepada Cempaka. Cempaka yang sedang memakan seblak pedesnya menoleh dan menatap Zoya aneh.

Kenapa malah dirinya yang terbawa bawa. Kevin pun yang berada di depan Zoya tertawa terbahak-bahak.

"Eh Zoya! Kalo Cempaka mah wajar karena dia lagi––– ngidam." Ucap Kevin dan di akhiri dengan suara bisikkan. Cempaka sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Tapi kan, aku juga–––"

"NGIDAM!?" Serempak mereka semua dengan terkejut. Mereka sudah memotong ucapan Zoya membuat Zoya kembali menggelengkan kepalanya.

"Sejak kapan?" Tanya Ana dengan wajah kepo nya. Gavin yang berada di samping gadis itu langsung menyentil dahi Ana. Ucapan Ana ini sangat sensitif dan sedikit ambigu.

Ana yang di sentil oleh Gavin langsung terdiam dengan seribu bahasa. Bahkan wajah nya sudah tidak terkontrol lagi. Bibir nya sudah terbuka dengan mata yang membulat sempurna.

"Elo yakin?" Sahut Kevin dengan mata yang mengecil dengan senyuman ledeknya.

Galaksi mendegus dan langsung menepuk bahu Langit yang duduk di samping nya. Langit menoleh dan mengangkat satu alisnya.

"Tolong, beliin seblak tapi gak pedes." Langit menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah stand seblak untuk memesan kan seblak kembali.

Sepeninggalan Langit. Mereka semua langsung membahas tentang bulan lalu. Itu sama sekali membuat mereka masih merasakan penasaran dengan siapa pelaku nya.

"Elo semua heran gak si, kenapa si peneror itu udah gak ada lagi?" Tanya Kevin dengan wajah serius nya. Galaksi sedikit tertarik dengan obrolan ini, tetapi dirinya hanya diam.

"Apa karena gedung itu terbakar? Tapi gue rasa, mereka masih hidup semua." Ucap Kevin kembali dengan raut wajah yang super duper kepo.

"Tapi–– kemarin di markas ada yang aneh si." Timpal Iwan dengan es jeruk di tangannya. Mereka semua langsung menoleh ke arah Iwan dengan mata yang susah di tebak.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang