Abendessen

965 82 237
                                    

21 : Makan malam.

Motor sudah masuk ke dalam perkarangan rumah G. Laki laki itu bukan Galaksi melainkan seorang Gionard. Laki laki yang menjabat menjadi ketua geng M-Garuda. Tapi tunggu, laki laki itu membawa seorang gadis.

"Eh Den Gio. Bawa siapa tuh," tanya pak Harto yang berjabat menjadi supir pribadi Aryo. Papahnya.

"Bawa masa depan ni pak," celetuk nya dengan tertawa. Cempaka hanya menunduk malu dan menyenggol lengan Gio.

Pak Harto tertawa. "Geulis pisan euy. Kenalin atuh ke bapak Den." Gio tertawa dan mengacungkan jempolnya.

"Siap. Pasti di kenalin." Ujarnya dan berjalan masuk ke dalam bersama Cempaka. Cempaka hanya diam sambil memegang ujung jaket kebanggaan M-Garuda. Bisa ditebak, bahwa Cempaka grogi berada dikawasan ini.

Gio mendegus. "Jangan dibelakang Cem, elo kaya ayam deh." Kesalnya. Cempaka mengerucutkan bibirnya dan melangkahkan kakinya agar sejajar dengan Gio.

Gio langsung menggandeng tangan Cempaka dan membawa Cempaka ke ruang tengahnya.

"ASSALAMUALAIKUM MAMAH." Itu adalah teriakan Gio yang selalu saja Ara dengarkan jika Gio sudah pulang. Ara yang sedang menata makanan malamnya menoleh.

"Ya ampun sayang! Kamu abis kemana aja si. Pulang sekolah jam 3 sore loh. Kenapa kamu pulang jam segini. Udah solat Maghrib?" Tanya nya dengan wajah yang khawatir. Bahkan Ara melupakan jika ada seseorang di samping Gio.

Gio terkekeh. "Biasa mah, Gio abis kumpul." Ara mendegus dan langsung melirik ke arah gadis yang hanya diam menunduk. Ara sedikit mengenal gadis itu dan akhirnya Ara terpekik.

"Kamu yang tadi siang bukan si?" Tanya Ara terkejut. Cempaka mendongakkan kepalanya dan menatap wanita paruh baya yang baru saja dirinya temui tadi siang di jalan.

"E––eh.. iya Tante." Jawab Cempaka dengan grogi. Ara tersenyum dan melirik ke arah Gio dengan sinis.

"Kalian pacaran?" Tebak Ara sambil menatap gerak gerik Gio. Gio tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Eum.. sebenarnya, duh. Mah, ada papah dirumah?" Tanya nya kepada Ara. Ara mengerytkan dahinya dan menganggukkan kepalanya.

"Ada. Diruang nya, lagi sibuk." Huh, Gio sedikit takut untuk jujur dengan masalahnya. Tetapi jika tidak jujur, Gio semakin takut.

"Gio datang sama Cempaka mau ngomong serius mah." Ujarnya sedikit takut. Cempaka yang tahu bahwa Gio merasakan takut juga langsung mengcekram jaket Gio erat.

Ara yang merasakan ada sesuatu langsung mengajak mereka berdua untuk duduk di sofa panjangnya.

"Ngomong aja sama mamah. Ada apa si? Kamu kenapa Gio? Jangan bilang...." Agrh sialan. Gio langsung menutup matanya dan mengeratkan genggaman nya.

Ara tertawa. "Mamah bercanda. Sudah sudah. Kamu mandi sana, nanti Galaksi sama Zoya mau datang makan malam bersama." Ujarnya kepada Gio. Gio membuka matanya dan melirik ke arah Cempaka.

Seakan tahu. Ara terkekeh lagi. "Biarkan pacarmu bersama mamah. Tenang saja, mamah tidak seperti papah mu sayang." Gio menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Cempaka.

"Gue mandi dulu ya." Ujar nya kepada Cempaka. Cempaka tersenyum dan mengangguk.

Selama Gio mandi. Cempaka hanya mengekori Ara untuk membantu mempersiapkan makan malamnya. Awalnya merasa canggung, tetapi Ara tetap saja mengajak ngobrol Cempaka.

"Nama kamu Cempaka kan yah? Makasih ya tadi siang, kamu udah bantuin Tante. Coba kalo gak ada kamu, mungkin tas Tante udah di jabret." Ujarnya dengan tersenyum. Cempaka terkekeh dan mengangguk.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang