Toilette und verlorene Zellen

746 63 15
                                    

Jiakh, kangen up gak ni? Ak lupa deh mumpung free malam ini, oh ya ges, ngemeng-ngemeng katanya bakal mau libur lagi, ya emang bener ya? Tak tahu juga si, kabarnya gitu di tv.

Masuk grup yu, kita bahas ini sama-sama. See you🥰

41. Tandas dan hilang selamanya

_______

Darah mengalir saat peluru itu mengenai dada Kevin. Kevin menatap Galaksi serta semuanya dengan tatapan yang tersirat dengan kebencian. Galaksi yakin, bukan hanya anak AXP saja yang benci dengan ini semua, tetapi seluruh pembaca Zwilling juga akan ikut membenci sosok Kevin Aprilio.

Laki-laki yang terkenal dengan tampan di sekolah SMA velix serta famous karena menjadi ketua osis di sana. Mereka semua hanya menatap Kevin yang sudah berlumuran darah. Mati? Tentu saja tidak mati, Galaksi tidak akan membunuh Kevin dengan segampang itu.

"Bos!" teriak seseorang pria bertopeng dari belakang dengan nafas yang memburu. Gavin menoleh lalu menembak pria itu dengan pistol andalannya.

Dor!

Zoya, Cempaka langsung melototkan matanya dengan terkejut. Acara tembak-menembak baru pertama kali mereka berdua lihat sekarang. Dengan setenang itu Gavin menembak pria bertopeng itu.

"Tadi aku di marahin sama cowok itu!" adu Cempaka saat sudah berada di samping Gionard. Gio menoleh lalu mengenggam tangan Cempaka.

"Tembak dia! Ini pistolnya," sahut Gio dan menyerahkan pistolnya kepada Cempaka. Cempaka langsung tersenyum lebar lalu menembak pria bertopeng itu yang baru saja datang dengan tangan kosong.

Dor!

Tembakan tidak melesat bahkan Cempaka menembak pria itu tepat di kepalanya.

"Lagi-lagi," ujar Cempaka dengan semangat lalu menembak kembali di bagian tubuhnya membuat pria bertopeng itu terjatuh dengan lemas. Darah mengalir membuat Cempaka senang bukan main.

"Udah puas?" tanya Gio dan di angguki oleh Cempaka. Sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuan dari ibu hamil muda itu yang mencoba menembak musuh.

"Kamu mau?" tanya Galaksi kepada Zoya saat Zoya berada di sampingnya. Zoya langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat karena pertanyaan Galaksi yang membuat dirinya merinding seketika.

"Aku akan ajak kamu ke tempat yang lebih seru, ini gak seru karena mereka sudah tumbang," jawab Galaksi kembali dengan suara yang pelan. Zoya hanya mengerutkan keningnya bingung, tempat mana lagi yang akan dirinya kunjungi sekarang.

"Bawa mereka semua ke bawah! Kita akan bawa pulang ke gedung!" ujar Aryo kepada para teman-temannya.

Mereka semua langsung menggotong dengan bercak darah dimana-mana.

"Stop!" suara teriakan laki-laki membuat semuanya menoleh ke arah laki-laki tersebut. Laki-laki yang sama memakai topeng serta Hoodie bergambar bunga. Langit yang sangat tidak asing dengan suaranya langsung melangkahkan kakinya menuju laki-laki itu berdiri.

"TEMBAK!" Instruksi Wildan dengan heboh. Langit langsung menoleh mengangkat kedua tangannya membuat mereka terdiam menahan senjatanya masing-masing.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang