Assalamu'alaikum semuanya. Maaf, karena kemarin saya nggak update cerita ini. Sebagai gantinya, hari ini saya double up. Semoga kalian suka ya.
Happy reading guys :)
*****
"Acha, sini sini!"
Fina melambaikan tangannya kala melihat Acha memasuki cafe. Acha yang melihat itu, otomatis mengembangkan senyum, lalu menghampiri Fina yang sudah duduk di cafe bagian belakang.
"Assalamu'alaikum, Fin. Maaf ya, lama." Acha menarik kursi di depan Fina dan mendudukinya. Ia melihat, sudah ada segelas minuman di atas meja yang ia yakini adalah milik Fina.
"Wa'alaikumsalam. Nggak kok, Cha. Kamu nggak lama. Yaudah yuk, langsung pesan aja. Kamu mau makan apa?"
Atensi Acha langsung beralih ke buku menu yang disodorkan oleh Fina. Ia membuka buku itu, terlihat berhenti dan mengamati di beberapa halaman lalu membalik halaman bukunya. Usai beberapa saat berkutat dengan buku menu, Acha akhirnya menemukan makanan yang sekiranya cocok untuknya. "Aku pesan ini aja." Acha menunjuk salah satu gambar di buku menu. Memperlihatkannya pada Fina.
Fina terkekeh. "Dasar, nggak bisa pisah dari nasi ya?"
"Ya gimana, Fin. Kalau aku sih, kalau belum makan nasi ya belum kenyang. Jadi sekalian aja deh."
"Hmm ... benar juga kamu. Udah, aku pesan dulu ya." Fina kembali melambaikan tangannya pada salah seorang waiters disana. Memesan dua menu untuknya dan Acha. Fina sendiri memesan vegetable roll salad with honey and lemon dressing dan segelas jus alpukat. Sedangkan Acha, ia memesan beef rice bowl with mushroom sauce dan segelas jus jeruk. Entah sejak kapan, tapi Acha rasa dia mulai menyukai jus jeruk.
"Cha, nanti kita cuma mau sepedaan aja nih? Nggak ada rencana lain gitu?" Fina membuka pembicaraan sembari menunggu makan siang mereka datang.
"Emangnya mau ngapain lagi? Kamu ada saran nggak? Kalau aku sih, maunya sepedaan sambil lihat suasana taman. Kan enak tuh, segar ada ijo-ijo nya. Daripada suntuk di rumah lihat gadget terus."
Fina mengangguk, membenarkan apa yang diutarakan temannya itu. "Iya sih, aku juga suntuk di rumah. Kerjaan lagi banyak banget, kayak saingan deh sama tugas kuliah."
"Semangat ya, Fin! Cheer up, kamu pasti bisa kok!" Acha mengusap pelan punggung tangan Fina, seakan menyalurkan semangat padanya.
"Haha ... thanks. By the way, soal rencana, sebenarnya aku punya satu lagi. Boleh nggak, kalau nanti habis pulang dari taman, kamu ngajarin aku bikin kue?"
Mendengar kata kue, tentu saja manik mata Acha langsung berbinar. "Boleh tuh! Kamu mau bikin kue apa emangnya, Fin?"
"Cheesecake, Cha. Dari dulu, aku pengen bisa bikin cheesecake. Soalnya keluarga ku suka banget sama kue itu."
"Oh, oke. Nanti habis dari taman langsung ke rumahku aja. Kebetulan di rumah masih ada bahan buat bikin cheesecake."
"Eh, jangan!" Fina langsung menggeleng kuat. "Jangan pakai bahan-bahan punyamu, Cha. Aku nggak enak, kan itu buat jualan. Mending nanti aku beli aja deh."
Acha malah tersenyum mendengar alasan Fina. Sungguh, ia tidak keberatan jika Fina memakai bahan-bahan kue miliknya. "Nggak usah, Fin. Pakai punyaku aja okay? Nggak papa kok."
"Beneran nih?" Tanya Fina dengan tidak yakin.
"Iya benar, Fina!"
"Makasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Acha ✓
Spiritual[ Sequel Maudya ] Kehidupan Acha-Arsha Indira Brawijaya yang semula tenang seketika berubah. Berawal dari pertemuan yang tak sengaja dengan Edward, seorang pemuda blasteran Indonesia-Australia, kini dunianya serasa dijungkir balikkan oleh Edward. Ac...