Assalamu'alaikum, semuanya! Ada yang kangen nggak sama Acha dan Edward? Ini ada extra part pertama dari Takdir Cinta Acha. Semoga kalian suka.
Happy reading
*****
Bayi gembul itu tertawa-tawa lucu saat Acha menggendong dan mengajaknya bermain. Gadis itu mengamati setiap jengkal wajah Fatih. Sangat mirip dengan Arka. Menurutnya, Fatih adalah copy paste dari kakaknya-Arka. Lihat saja, hidungnya, matanya, serta alisnya. Semuanya mirip dengan Arka. Sementara itu, bibirnya lebih mirip dengan Novi.
"Waduh, Fatih ini copy paste nya Kak Arka nih! Benar nggak Kak Novi?" Acha menoleh pada Novi yang duduk di sebelahnya.
"Benar banget itu mah, Cha! Fatih emang lebih mirip papanya daripada mamanya!" sahut Novi. Ia meraih mainan krincingan dan memainkannya untuk Fatih. "Iya, kan sayang? Fatih mirip papa ya? Iya, nak?"
Novi mengajak Fatih berbicara, seraya terus memainkan krincingan di tangannya. Kedua tangan bayi itu terangkat, seolah berusaha untuk meraih mainan yang dimainkan oleh mamanya.
"Ya Allah, kak! Gemes banget! Tuh, lihat deh, Fatih kayaknya lagi happy banget nih, ketawa-ketawa terus! Aunty jadi pengen nyubit pipi gembul kamu deh! Uhh ... gemes banget sih!" pekik Acha. Ia semakin mengayun-ayunkan Fatih. Sesekali menghujani pipi gembul bayi itu dengan ciuman.
"Yah, jangan dong aunty! Fatih jangan dicubitin pipinya, nanti kan sakit!" Novi menirukan suara bayi, seolah Fatih yang sedang berbicara.
"Habisnya, punya pipi kok gembul gini. Menggoda tahu, buat dicubit!"
Novi terkekeh. "Haha ... lucu banget sih. Fatih juga kayaknya betah digendong sama kamu, Cha. Nggak rewel dianya. Mungkin, karena Fatih tahu ya, kalau kamu itu aunty nya. Makanya dia nyaman."
"Hmm ... maybe begitu, kak. Yang penting, Fatih betah disini. Biar bunda sama ayah ada temannya. Ya, sejak ada Fatih, suasana rumah jadi lebih ceria."
"Kakak setuju sih sama pendapat kamu. Anyway, Cha, kamu jadi pindah ke rumah Edward? Apa nggak sebaiknya disini aja dulu? Kan baru seminggu, Cha. Ayah sama bunda juga kayaknya senang kalau kamu sama Edward disini."
Acha menggeleng. Ia beranjak dari ranjang, meletakkan Fatih ke boks bayinya. Kedua mata bayi itu mengerjap-ngerjap lucu, seakan bertanya mengapa Acha berhenti menggendong serta mengayunnya.
"Ini sudah jadi keputusannya Mas Edward, kak. Dan sebagai istri, Acha harus mengikuti kemana suami Acha pergi kan, kak? Lagipula, rumahnya Mas Edward kan cuma disebelah. Nanti kalau ada waktu luang, insyaallah, setiap hari kita bakalan main kesini kok kak."
"Pastinya, Acha bakal kangen sama kalian semua. Terutama sama bayi gembul, imut, nan lucu yang ada disana." Acha terkekeh. Dagunya menunjuk ke arah boks bayi Fatih. Bayi itu sedang bermain-main dengan mainan putar yang dipasang di boks nya.
"Kakak setuju sih sama pendapat kamu. Memang, sebagai seorang istri, kita harus mengikuti kemana suami pergi. Kita juga harus mematuhi nasihat suami, selama itu tidak menyimpang dari agama dan masih sesuai dengan syariat islam," jelas Novi.
Semenjak menikah seminggu lalu, Novi serta Maudy memang kerap kali sharing pada Acha mengenai rumah tangga. Acha sangat bersyukur untuk itu. Karena dia pun masih perlu mempelajari banyak hal.
"Iya, kak. Terima kasih. Acha beres-beres dulu ya, kak. Soalnya kita mau pindah ba'da isya. Mungkin sebentar lagi ayah, Kak Revan, sama Mas Edward pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Acha ✓
Espiritual[ Sequel Maudya ] Kehidupan Acha-Arsha Indira Brawijaya yang semula tenang seketika berubah. Berawal dari pertemuan yang tak sengaja dengan Edward, seorang pemuda blasteran Indonesia-Australia, kini dunianya serasa dijungkir balikkan oleh Edward. Ac...