Happy reading
*****
Acha memakai mukenahnya. Usai itu, ia menuju ke mushola mini yang ada di rumahnya untuk melaksanakan kegiatan rutin yang digagas oleh Revan untuk keluarga ini. Mushola bernuansa putih yang dilengkapi dengan tanaman hijau di sekelilingnya membuat suasana terasa asri."Assalamu'alaikum, maaf ya semuanya, Acha agak lama." Acha duduk di salah satu sudut mushola itu, bersebelahan dengan Maudy dan Novi.
"Waalaikumsalam, nggak papa kok sayang. Nah, ini kan sudah lengkap semua. Sekarang ayo, kita mulai aja. Nanti keburu subuh," jawab Maudy dengan lembut.
"Sekarang, giliran Arka yang baca. Ayo Arka buruan, nanti bacanya sampai satu 'ain ya. Habis itu kita shalat subuh berjamaah." Revan memang sengaja membuat kegiatan ini sebagai kegiatan rutin di keluarganya. Kegiatan tadarus Al-Qur'an sebelum shalat subuh. Revan harap, dengan kegiatan ini, keluarganya bisa meraih Ridha dan Berkah dan Allah. Aamiin.
Arka mengangguk, ia membuka Al-Qur'an di hadapannya. Memulai dengan bacaan taawud dan basmalah terlebih dahulu. Tatkala Arka melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an, semua orang disana langsung terhanyut dalam suaranya yang merdu. Seketika, suasana mushola bertambah syahdu seiring dengan lantunan ayat demi ayat yang keluar dari mulut Arka.
Kumandang adzan menghentikan kegiatan Arka dalam membaca Al-Qur'an. Ia menutup Al-Qur'an nya dan meletakkannya ke lemari yang terdapat di sudut ruangan. Setelahnya, ia ikut diam, menyimak suara adzan dan menjawabnya dalam hati.
"Arka, ayo nak. Kamu yang jadi imam." Pinta Revan pada putranya.
"Baik yah." Arka berdiri, menyesuaikan shafnya terlebih dahulu.
"Allahu Akbar." Arka mengangkat tangannya, melakukan takbiratul ihram untuk memulai shalat subuh pagi ini. Sungguh, pagi yang damai dan indah dalam keluarga kecil Revan ini.
*****
Pukul delapan pagi, Acha sudah siap dengan setelan tunik berwarna hijau army dan kerudung berwarna senada. Untuk bawahannya, Acha menggunakan celana longgar berwarna putih. Tak lupa, di bahunya sudah tersampir Sling bag berwarna putih. Hari ini, Acha akan pergi ke toko bahan-bahan kue untuk membeli bahan. Pasalnya, sejak tahu Acha kembali dari Australia, tetangga di sebelah rumahnya langsung memesan banyak kue. Acha, tentu saja dia dengan senang hati akan membuatkan pesanan itu.
Ia menghampiri Maudy dan Revan yang duduk santai di sofa ruang tamu. "Bunda, ayah. Acha izin pergi sebentar ya? Mau ke toko bahan kue. Soalnya ada pesanan dari tetangga sebelah."
"Iya boleh. Tapi, kamu perginya naik apa Cha? Mau ayah antar? Atau Arka aja yang antar?"
"Eh, nggak usah yah. Acha pergi sendiri aja, naik bis aja," tolaknya secara halus, mengundang tanya dari Revan dan Maudy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Acha ✓
Spiritual[ Sequel Maudya ] Kehidupan Acha-Arsha Indira Brawijaya yang semula tenang seketika berubah. Berawal dari pertemuan yang tak sengaja dengan Edward, seorang pemuda blasteran Indonesia-Australia, kini dunianya serasa dijungkir balikkan oleh Edward. Ac...