Happy reading
*****
Aroma harum kue yang baru saja selesai dipanggang menyeruak. Menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Kue-kue cantik yang sudah tersusun rapi di etalase Lotus garden and cafe itu sudah siap untuk dihidangkan.
Ngomong-ngomong soal Lotus garden and cafe, itu adalah nama cafe milik Arka. Cafe itu sedang booming di kalangan anak muda sekarang. Karena Arka mengusung konsep perpaduan antara kebun bunga dan cafe yang menyediakan tempat duduk indoor maupun outdoor yang tentunya instagramable. Selain itu, menu-menu yang berkualitas dan enak juga membuatnya booming.
Gadis yang menyusun kue itu tersenyum puas melihat hasil kerjanya. Dua kali bolak-balik ke dapur untuk mengambil kue tidak menjadi masalah untuknya. Yang penting, dia bisa melihat senyum senang beberapa pelanggan yang tengah memakan kue buatannya.Hari ini, Acha kuliah siang, jadi ia bisa dengan leluasa mengurus etalase kue di cafe Arka. Ya, semenjak keluar dari rumah sakit lima hari yang lalu, Acha memang sedang mencari kegiatan baru untuk dilakukan. Dan pilihannya jatuh pada menjaga etalase kue di cafe kakaknya. Kalau dulu, Acha hanya membuat kuenya di rumah dan Arka yang akan membawanya ke cafe, lain halnya dengan sekarang.
Kini, ia membuat langsung kuenya di cafe dan menjualnya sendiri. Jadi, Acha bisa tahu selera serta pendapat pelanggan mengenai kue-kue nya. Ia juga sedang mengembangkan beberapa resep kue yang nantinya akan menjadi signature dish untuk Lotus garden and cafe ini. Agar usahanya bersama Arka bisa lebih berkembang lagi.
Perihal Fina, ia sudah mengetahuinya dari Arka. Ya, walaupun Arka bercerita dengan terbata-bata, namun Acha mengerti. Arka melakukan itu untuk melindunginya. Dan ia tak keberatan sama sekali. Ah, satu lagi. Harusnya, ia merekam momen ketika Arka bercerita mengenai Fina. Karena raut wajah Arka yang sangat lucu saat itu. Acha, Maudy, Revan, dan Novi sampai menahan untuk tidak tertawa demi menghormati Arka.
"Morning, Cha. Gimana, udah enakan belum?" Fina datang dengan ceria. Sebelah tangannya tampak menenteng tas laptop.
"Morning too. Alhamdulillah, udah mendingan, Fin. Lecet-lecet yang kemarin udah hilang, terus aku udah nggak ngerasa pusing lagi sekarang."
"Wah, alhamdulillah kalau begitu, Cha. Aku ikut senang dengernya. Jujur nih ya, waktu Pak Arka ngabarin kalau kamu kecelakaan, aku panik banget! Takut kalau kamu kenapa-napa. Tapi alhamdulilah, Allah masih menyelamatkan kamu."
"Iya, Fin." Acha tersenyum sekilas. "Aku bersyukur banget, Allah masih memberi kesempatan untuk aku bisa mencari pahala lebih banyak. Dan aku bersyukur banget, karena hidupku dikelilingi oleh orang-orang baik yang sayang sama aku! Kayak kamu ini. Makasih ya, selama ini ternyata kamu udah jagain aku tanpa aku tahu."
"Haha ... kamu terlalu berlebihan, Cha. Lagian, Pak Arka juga udah baik banget sama aku. Dia yang udah kuliahin aku sampai sekarang. Dan aku berterimakasih banget untuk itu."
Fina melirik jam tangan yang melingkar manis di tangannya. "Eh, udah dulu ya. Aku mau masuk dulu. Nanti kalau terlambat, gaji aku dipotong lagi. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam. Btw, nggak akan ada yang potong gaji kamu, Fin. Nanti kalau Kak Arka berani marahin kamu atau motong gaji kamu, bilang aja ke aku. Ntar biar aku marahin sekalian." Acha memasang tampang horornya. Membuat Fina bergidik ngeri melihatnya.
"Ekhem." Suara deheman terdengar. "Apa kamu bilang, Cha? Kamu mau marahin kakak, hm?" Arka ikut-ikutan memasang tampang menyeramkan. Untuk kedua kalinya, Fina bergidik ngeri. Ia menelan salivanya susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Acha ✓
Espiritual[ Sequel Maudya ] Kehidupan Acha-Arsha Indira Brawijaya yang semula tenang seketika berubah. Berawal dari pertemuan yang tak sengaja dengan Edward, seorang pemuda blasteran Indonesia-Australia, kini dunianya serasa dijungkir balikkan oleh Edward. Ac...