Part 52 [REVISI]

641 29 6
                                    

" Gak tau harus dijelasin kaya gimana, yang jelas dan pasti Aditsya sumber kebahagiaan Gwe gak perduli apapun dan seberapa banyak luka yang dia buat Gwe tetap cinta dia"

-Bagas Sattya Prattama-

Enjoy all❤

__________

Shendy berkedip dua kali bahkan mungkin 5 kali? Ah entahlah! Shendy tak perduli yang Shendy perdulikan saat ini adalah, cowok yang tengah berdiri tepat didepan matanya. Bukan apa, Shendy bahkan dibuat tak berkedip sejak detik pertama mata mereka bersitatap.

Tepukan pada lengan atasnya membuat Shendy memfokuskan attensinya pada dua orang yang sekarang saling rangkuh tepat didepan matanya. Haii itu Aditsya-nya atau ?

"Dia siapa Hanny?" Shendy menoleh, menatap cowok yang sekarang bersisian dengan Aditsya dengan tatapan segan. Demi Tuhan bahkan suara cowok itu seolah menggema dalam telinganya dengan nada penuh wibawa juga ahhh entah Shendy tak tau apa itu.

"Ouh dia Shendy, yah you know who him dia mau tau Kamu katanya. Dan Shendy ini Bagas him is Mafia" Aditsya menjelaskan dengan diakhiri berbisik pada telinga Shendy.

Bagas mengangguk sebelum mengulas senyum penuh dan mengulurkan tangan pada Shendy.

"Bagas, she husben" Bagas terkikik saat mengucapkan kata-katanya.

"Shendy, she toy's" Shendy menyambut.

"Oke, udah kenalannya kita masuk. Aku kedinginan" Aditsya mengajak, kemudian mendahului keduanya untuk masuk kedalam rumah, yang kali ini penuh dengan para pengawal, mata-mata, bandar dari seluruh daerah, residifis, dan semuanya lengkap dengan para jalang yang berseliweran kesana kemari.

Shendy bergidik ngeri, saat menatap sekeliling ruangan yang didominasi warna hitam ini, selain itu dia juga merasa aneh. Bukan karena Shendy satu-satunya orang baik di sini, bukan bahkan dia tak memikirkan itu. Yang jadi keanehannya adalah hanya dia sendiri yang mengenakan pakaian berwarna. Memang sih ada Aditsya tapi jelas berbeda, mungkin mereka mengenal Aditsya dengan baik tapi dirinya? Bahkan dia bukan bagian dari mereka.

Menoleh, Shendy mendapati Andres salah satu teman sekelas mereka yang biasa mengenakan kacamata bulat dengan pakaian yang rapih persis kutu buku berbeda dengan sekarang dengan tampilan yang...

Berantakan...

Jangan lupakan pula wanita yang berada tepat pada pangkuan cowok itu.
Cowok itu menoleh sekilas pada Shendy dengan tatapan yang seolah mengucapkan 'hai bro!' yang mendapat anggukan sekilas dari Shendy yang sekarang tengah duduk sendirian, disudut ruangan bahkan disofa panjang sendirian, persis seperti pria bodoh dalam Bar.

Ishh mengenaskan!

Kenapa juga dia menyetujui ide gila Aditsya ehh tapi ide itu juga karena dirinya kan? Maksudnya kalau saja dia tidak bilang kalau dia ingin tau, mungkin dia tidak akan berakhir disini. Sudahlah, toh sudah terlanjur! Sekarang nikmati saja tempat yang penuh sesak dengan orang-orang ini.

Sekali lagi, Shendy menoleh menatap sekeliling mencari sesuatu, siapa lagi kalau bukan kekasih-nya atau pemiliknya? Ahh intinya Shendy mencari Aditsya. Tapi kemana cewek itu? Dan kenapa pula Shendy baru sadar kalau cewek itu menghilang entah kemana setelah mengajaknya masuk tadi. Bahkan cowok yang Shendy tau bernama Bagas tadi entah kemana ikut menghilang bersama Aditsya. Ahh Shendy makin kesal saja. Ouhh ayo lah, dia ingin minum. Tenggorokannya kering dan dia tak melihat meja minuman kecuali beberapa orang yang berkeliling dengan nampan yang penuh dengan gelas berisi cairan bening juga kuning.  Apa dia harus minum itu juga? Dari pada dirinya kehausan dan berakhir dehidrasi kan? Oke Shendy akan meminum itu.
Entah kebetulan atau apa salah satu orang yang membawa nampan penuh itu mendekatinya menyodorkan nampan penuh kearahnya yang tanpa sungkan Shendy mengambil salah satu minuman dengan warna putih tak lupa mengucapkan terima kasih, membiarkan seseorang tadi berlalu meninggalkannya kembali sendirian.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang