Part60[REVISI]

352 14 1
                                    

'Jangan menentang kalau tak ingin di tentang jangan melawan kalau tak bisa balas melawan'

-Author gj-

Enjoy Reading

______

Aditsya menatap Bagas dengan seulas senyum bahagia setelahnya cewek itu menatap lurus kedepan dimana seorang cowok tengah terduduk sambil meronta meminta agar di lepaskan. Aditsya mengulas senyum bengis setelahnya melepaskan genggaman tangan Bagas dan berjalan mendekati cowok yang masih belum menyadari keberadaanya saking khusunya cowok itu berusaha melepaskan diri dari ikatan rantai yang melilit tubuhnya dan kursi kayu yang dia duduki.

Aditsya menatap cowok itu yang tak lain dan tak bukan adalah Justin tanpa ekspresi. Memutari cowok itu sebentar sebelum kemudian membungkukkan diri tepat di depan Justin yang berhenti meronta.

"Sialan Lo Aditsya! Lepasin Gwe jalang! Ini yang Lo punya Hah?!" Aditsya menggeleng tak habis pikir pada cowok yang masih sempat mengumpatinya itu.

"Lo tau? Lo cuma parasit buat Bagas yang selalu ngelakuin semuanya buat Lo. Sialan Lo parasit Bangsat!"Aditsya  dengan cepat menghadiahi cowok itu sebuah tamparan keras. Mendesis pelan Aditsya masih berusaha menatap cowok di depannya itu santai.

"Justin Sander Abraham. Lo harusnya bersyukur karena Gwe masih mau nyembunyiin semua yang Lo lakuin ke Gwe ya.. setidaknya sampe hari ini. Tapi sayang, Lo terlalu berambisi sampe ngelakuin segala cara supaya Gwe mau sama Lo. Sialan! Lo gak cukup buat dapetin cinta Gwe! Dan sekarang kesabaran Gwe udah abis buat Lo. And now let's playing the game!" Aditsya tertawa seolah dia adalah pemeran antagonis dalam sebuah cerita. Persetan! Dia memang pemeran antagonis sejak cerita ini dibuat cuma baiknya adalah si penulis dengan kemurahan hatinya mau membuat Aditsya menjadi pemeran utama yang selalu terberkati walau tak dapat Aditsya pungkiri sifatnya tetap antagonis bahkan dalam semua kelanjutan cerita Boyfriends ini.

Aditsya menepuk tangannya mengisyaratkan pada Adam agar memasuki ruangan dimana mereka berada sekarang dengan satu troli berbagai alat yang Aditsya sebut sebagai 'mainan'. Cewek itu tersenyum kepada Adam sebagai tanda terima kasih  setelahnya membiarkan pria usia 45 tahun itu meninggalkan mereka. Aditsya tersenyum dengan jari yang menyentuh setiap alat-alat mainannya   memilih mana yang akan dia gunakan untuk pemanasan.

"Lo tau Justin? Kalo Lo gak dateng ke Gwe kaya hari ini dan gak macem-  macem sama Gwe. Gwe udah jamin Lo hidup aman dan masih bergelimpangan harta juga kemewahan yang Lo dapetin dari apa yang Lo miliki sekarang tanpa sedikitpun Bagas tau. Tapi, ck!  Lo terlalu bego buat milih hal itu! Dan sekarang biarin Gwe main sebentar sama Lo sebelum Gwe biarin Bagas ngelanjutin permainan oke?" Jari Aditsya  berhenti pada sebotol alkohol, membuka tutupnya dan berjalan kembali menghampiri Justin yang mulai berkeringat dingin.

"Enjoy Justin, ini cuma permainan. Kamu mau minum?" Cowok itu membuka sedikit mulutnya bersamaan dengan Aditya yang menyodorkan mulut botol Alkohol ke arah bibir cowok itu sebelum dengan cepat menariknya dan berakhir menuangkan semua isi Alkohol keatas punggung Justin yang meresap rasa dingin.

"Ups sorry, udah tumpah.. haha" Aditsya tertawa pelan setelahnya kembali beranjak menuju troli dan mengambil sebuah pecut panjang yang terbuat dari rotan yang dililit dengan seutas tali disela selanya.

Satu...

Dua....

Tiga....

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang