Part29 [REVISI]

3.4K 52 7
                                    

                              *-*
Aditsya memutar matanya jengah, kesal sendiri saat cowok menyebalkan yang sekarang sedang duduk disebelahnya itu berangkat sekolah setelah 4 hari entah kemana.
Berusaha mengabaikan Aditsya kembali menatap kedepan, tepat dimana Pak Handoko baru saja menginjakan kaki di dalam ruang kelas 11 Ipa 2 yang entah kenapa terasa mengengesalkan hari ini.

Kelas menyebalkan!

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi Pak!"

"Loh Pak, kok pagi sih! Inikan udah jam 9 harusnya udah masuk siang dong! Bapak salah lohh kalo bilang ini masih pagi." Rico menyela membuat semua siswa dikelas menahan tawa. Sebelum Pak Handoko menyahut, maka kelucuan belum dimulai!

"Rico... Ganteng, siswa kesayangan-nya Pak Handoko yang budiman. Jam 9 itu masih pagi Nak" Rico manggut-manggut sebelum mengernyitkan dahi membuat semua orang bersiap meledakan tawa mereka. "Loh Pak, sejak kapan saya jadi anak Bapak?" dan seketika semua siswa dalam kelas menghamburkan tawa mereka saat dengan kesal Pak Handoko memanggil nama Rico kuat.

"Sudah! Sekarang kumpulkan buku tugas kalian!" tawa terhenti berganti dengan wajah-wajah panik siswa yang belum menyelesaikan tugas.
Hal biasa yang Aditsya selalu lihat setiap kali Pak Handoko mengajar.

"Dan Andres! Tolong ambilkan 20 buku paket Kimia diperpustakan" Andres mengangguk, berdiri dan hendak beranjak dari kursi-nya sebelum suara Aditsya menghentikan niat cowok dengan kaca mata minus khas cowok itu.

"Biar saya aja Pak" Pak Handoko menoleh, menatap Aditsya yang sudah berdiri ditempat.

"Memang kamu kuat Aditsya?" Aditsya mengangguk pasti, membuat Pak Handoko menggeleng tak habis pikir.

"Ya sudah, silahkan" Aditsya mengangguk, berjalan keluar dari meja-nya dengan sedikit kasar sebelum berlalu keluar kelas dengan rasa bahagia yang membuncah.

Sampai didepan perpustakaan Aditsya terdiam sebentar, menatap setengah bangunan perpustakaan yang sedang dalam masa perbaikan.

Aishh Aditsya tak tau!

Mengabaikan proses pembangunan itu, Aditsya memasuki perpustakaan yang sepi dijam-jam seperti ini. Menengok kanan-kiri Aditsya lupa kalau bagian yang sedang direnovasi adalah tempat Buku Paket Kimia berada.

Sekarang kemana?

Mendekat pada meja Bu Rumi selaku penjaga Perpus, Aditsya disambut kernyitan bingung. Mungkin karena jarang masuk perpustakaan.

"Permisi Bu, Saya dari kelas 11 Ipa 2 mau minjem buku Paket Kimia dimana ya Bu?" tersenyum manis Aditsya mencoba sopan, mengabaikan tatapan bingung dari guru yang berada di depannya itu.

"Ada di gudang Nak, kamu masuk aja terus cari dirak sebelah kanan" Tersenyum ramah, Aditsya bahkan tau kalau penjaga perpus didepannya ini menyimpan kebingungan dalam hati. Mencoba mengabaikan Aditsya akhirnya berlalu setelah menjawab dengan kata' iya' dan 'terima kasih'.

Oke gudang, kau harus merasa beruntung!

Memasuki gudang, Aditsya mendesah kecil saat mendapati tempat yang gelap. Ahh beruntung sinar mentari dari luar mampu masuk kedalam, membuat ruangan tidak terlalu gelap.

Melangkah pelan, Aditsya mencoba mengusir debu yang mulai menyerang indra penciumannya, dengan mengibaskan tangan didepan wajah. Ahh kalau bukan karena ada cowok menyebalkan didalam kelas, Aditsya mana mau berada di sini.

Shendy sialan! Kenapa harus berangkat sih?!

Mencari kesana kemari Aditsya mulai menggerutu saat tak mendapati buku paket kimia yang dia cari yang kata Bu Rumi berada di sebelah kanan itu. Awas saja kalau sampai dia pingsan didalam gudang ini hanya karena tak bernafas untuk menghalau debu yang akan membuatnya batuk.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang