Part23 [REVISI]

3.8K 50 0
                                    

Aditsya baru saja sampai di sekolah tercinta-nya, melangkah dengan iringan sapaan semua orang yang hanya dibalas dengan seulas senyum. Dia tak terlalu bersemangat untuk hari ini, karena yang Aditsya ingin masuk ke kelas, belajar, pulang dan menghabiskan waktu dengan Bagas.

Sudah itu saja, namun kelihatannya dia harus menambah daftar baru untuk kegiatan-nya hari ini, saat melihat dua orang dengan berbeda jenis yang saling beradu tatap dengan sang pria yang memegang pinggang dan tengkuk seorang wanita yang mungkin akan jatuh itu dengan tatapan keduanya yang saling mengunci.

Senyum lebar terukir jelas di kedua sudut bibir Aditsya sebelum berganti dengan raut kesal yang kentara. Berdehem sedikit keras, Aditsya mencoba menyadarkan kedua manusia yang beradu tatap itu agar kembali kedunia nyata, yang bukan hanya ada mereka berdua didalamnya.

"Aditsya..." dua orang tadi berkata kompak bahkan menoleh kompak kearah Aditsya yang sejak tadi berusaha menahan tawa.

Keduanya saling melepas diri. Sebelum sang pria menghampiri Aditsya yang masih terdiam ditempat cewek itu dengan raut kesal.

"Sayang kamu jangan salah faham dulu oke? Ini gak kaya yang kamu liat, ini cuma gak sengaja, Kamu dengerin Aku dulu Oke?"

Aditsya tak menghiraukan, lebih memilih kembali melangkahkan kaki jenjang-nya sebelum kembali berhenti tepat di samping sang wanita yang hanya bisa tertunduk takut.

"Urusan kita bakal Gwe urus nanti Rani Ratasnia." Aditsya melengkungkan senyum-nya yang entah kenapa memiliki arti tersendiri yang buat semua bulu kuduk Rani meremang saat menatap mata sahabatnya itu.

Kembali melanjutkan langkah, Aditsya tak perduli dengan Raka yang kembali mengejarnya untuk menjelaskan apa yang dia lihat tadi. Demi apapun bahkan sebenarnya dia senang, tapi ini akan seru kalo dirinya berpura-pura kesel dan cemburu-kan? Ah itu pasti!

Langkah Aditsya terhenti, tepat di lorong yang lumayan sepi dekat dengan Lab Biologi yang sengaja dia lewati, menoleh kebelakang dan menyentakan tangan cowok yang mengikutinya itu dengan kasar.

"Apa?!"

"Hanny Aku bisa jelasin semua-nya Aku mohon dengerin Aku" cowok itu memohon penuh, dengan tangan yang berusaha menggenggam tangan Aditsya.

"Udah deh Ka, Aku udah liat semua-nya. Terus apa lagi yang harus Kamu jelasin? Kamu mau bilang kalo itu gak sengaja terjadi terus Aku liat dan salah faham gitu?"

"Sya, itu beneran gak sengaja, dan aku gak niat buat alesan. Kamu percaya dong sama Aku Hanny"

Aditsya memutar mata-nya jengah sebelum menyentakan kembali tangan Raka yang menggenggam tangan-nya.

"Udahlah Aku gak butuh alesan atau penjelasan sekali pun. Jadi tolong Aku minta sama Kamu, jangan temuin Aku atau cari Aku selama satu minggu. Dan Aku gak nerima bantahan." Raka menunduk menyesal.

"Tapi ak-"

"Aku pergi." potong Aditsya sebelum melangkah pergi kearah dia datang. Memangnya kemana lagi, dia tidak mungkin datang ke Lab Biologi pagi- pagikan? Toh untuk apa juga.

Aditsya berlalu, meninggalkan Raka yang menjenggut rambutnya kesal.

"Ahh tau gini Gwe gak nolongin tuh cewek... Sialan!" Aditsya ditengah langkah-nya yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum. Bahkan tanpa menoleh dia tau Raka sekarang sedang marah dan menendang tembok yang tak bersalah untuk menyalurkan rasa kesal yang biasa cowok itu lakukan.
                    
                            ___*___

Aditsya keluar dari kelas yang membuatnya berusaha menahan tawa mati-matian, bagaimana tidak. Rani sahabat-nya, cewek yang sama dengan yang dia lihat saat pagi dengan Raka itu, sepanjang pelajaran hanya tertunduk dan tak banyak berkata bahkan Aditsya sangat tau kalo sahabat-nya itu berusaha menahan tangis sepanjang guru yang menjelaskan. Tapi Aditsya suka. Sungguh amat suka. Bukan berarti dia tidak kasihan dengan Rani sahabat-nya itu, hanya saja semua ini gak bakal seru kalo Rani tau rencana-nya dengan cepat kan?

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang