'Sulit untuk melupakan namun kenyataan, hidup harus terus berjalan'
-Aditsya Putri Hermawangsa-
_______
Ini sudah seminggu atau mungkin satu bulan setelah Aditsya tau Shendy meninggalkannya tanpa pernah kembali lagi. Mengenaskan, mengecewakan, juga menyedihkan. Aditsya bahkan hampir ingin bunuh diri sebelum ingatan kalau Shendy memintanya untuk terus hidup juga dengan Bagas yang selalu menemaninya membuat Aditsya mengurungkan niatnya itu dan dengan waktu dia berhasil melewati masa-masa itu. Dan sekarang di sinilah Aditsya, duduk di salah satu bangku taman tepat dimana dia dan Shendy dulu sering menghabiskan waktu bersama.
"Ternyata sulit untuk melupakan namun kenyataan hidup harus terus berjalan. Ann, kamu apa kabar? Ingat tempat ini? Kamu sering beliin aku es krim dulu. Sekarang semua udah gak ada Ann" Aditsya berucap pelan, memejamkan mata dengan hirupan nafas pelan sebelum membuka mata dan meyakinkan diri bahwa dia mampu. Mengusap air mata yang jatuh kasar, Aditsya kemudian menepuk pelan lututnya sebelum beranjak dan meninggalkan tempat yang menjadi kenangannya bersama Shendy dengan hati yang hampa.
Berjalan pelan di sepanjang jalan yang dia lalui menuju rumah, Aditsya masih saja merasakan sesak setiap kali dia menarik nafas. Jadi begini rasanya di tinggal untuk selama- lamanya oleh orang yang kita cinta?
Ini baru Shendy, dan dia baru mengenal cowok itu sebentar tapi rasa sakit kehilangan cowok itu sungguh menyakitkan? Brengsek sekali cowok itu! Dia berani menyakiti hati Aditsya dengan tanpa ucapan maaf setelahnya, kurang ajar! Aditsya bersumpah, jika suatu hari nanti atau saat dia mati dan bertemu dengan Shendy Aditsya berjanji akan membuat cowok itu babak belur tak perduli seberapa parahnya nanti.
Nanti
Dan tidak sekarang, Aditsya masih punya Bagas. Dia tidak akan membiarkan Bagas meninggalkannya apa pun yang terjadi. Bahkan kalau perlu, dia akan menentang semuanya hanya untuk bersama Bagas dan cowok itu bersamanya. Apapun, dia bersumpah apapun itu.
Aditsya menghentikan langkahnya tepat di penyeberangan yang sudah di sediakan, menoleh ke kanan dan kiri memastikan semua sisi sudah aman untuk dirinya menyeberang Aditsya mulai melangkahkan kakinya sebelum dengan cepat seseorang berteriak memanggil namanya dan dengan cepat pula tubuhnya tertarik kebelakang menyentuh dada seseorang yang menariknya tadi.
Aditsya menoleh kebelakang, memastikan ada apa. Sebelum dia melihat pengendara sepeda motor dengan laju tinggi melewati posisi mereka dengan sedikit oleng Aditsya melihat lebih tepatnya menghapal nomor plat motor yang hampir menyerempetnya itu.
"Hanny? Kamu gak papa? Kamu baik- baik aja kan?" Aditsya menoleh menatap sosok Renn seseorang yang baru saja menyelamatkan nya dari insiden penyerempetan motor dengan tatapan sedikit linglung.
Menggeleng jawaban itu membuat Renn merasa sedikit lega. Dengan tangan yang membingkai wajah Aditsya cowok di depannya itu mengucap syukur setelahnya membawa Aditsya kedalam palukannya.
"Astaga Hanny, aku hampir jantungan kalo sampe sedetik aja aku telat narik kamu tadi." Renn berucap dengan tangan yang mengusap kepala Aditsya lembut dari belakang.
"Kita duduk dulu ya?" Aditsya mengangguk, membiarkan cowok itu menuntunnya menuju salah satu bangku di pinggir jalan, sebelum cowok itu beranjak dan kembali dengan sebotol air mineral dari tas yang cowok itu letakan di atas motor nya yang berada tak jauh dari mereka duduk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriends??? [REVISI]
Romance[REVISI - 9 Mei 2022/? 🔞🔞🔞 Tangan kokoh dan panas itu perlahan naik. Menyentuh setiap jengkal tubuh Tsya dengan lihai dan handal. Membuat sang pemilik tubuh dibawahnya mendesah penuh nikmat terus meminta lebih. "Ahh... Bagas" Tsya tak kuasa menah...