Part30 [REVISI]

3.1K 46 0
                                    

Perlahan tangan Shendy berpindah, beranjak naik dari pinggang Aditsya menuju dua gunung kembar yang sedari tadi menempel pada dada bidang Shendy, sebelum....

"Aditsya!..."

                          *-*
Keduanya saling melepaskan lumatan bersamaan dengan menolehnya kepala kedua orang itu tepat kearah pintu dimana Andres berdiri dengan kikuk sambil berpura-pura membenahi letak kaca mata minus cowok itu.

Aditsya memutar bola matanya kesal, sedangkan cowok didepannya yang sekarang tengah berpura-pura mengambil buku yang dia jatuhkan tadi, menggeram ditengah kegiatannya itu. Menatap Andres kesal, yang dibalas cengiran kikuk dari Andres, sebelum dengan perlahan Aditsya menjongkok-kan tubuhnya untuk mengambil beberapa buku yang akan dia bawa kekelas.

Keduanya terdiam. Menatap tangan mereka yang saling tertumpuk di salah satu buku sebelum beralih pada wajah masing-masing, dengan pandangan yang saling mengunci sebelum sama-sama mendekat, hingga entah dari siapa yang mengawali ciuman menggebu kembali terulang dengan Andres yang masih berdiri ditempat semula yang menepuk kening tak habis pikir.

                          *-*

Jam pada pergelangan Aditsya menunjukan pukul 6.56 Wib. Dengan iringan siswa HarBang yang bergegas memasuki gerbang sekolah, berbanding terbalik dengan Aditsya yang berjalan santai bahkan terbilang lambat. Setelah meminta pada Pak Dimo agar mengantarnya tidak sampai gerbang sekolah dengan alasan 'ingin melemaskan kaki' ahh padahal bahkan kalau disuruh berjalan kaki dari perpustakaan sampai kelas saja kadang Aditsya meminta digendong. Kadang lohh yah.

Mendapati gerbang sekolah yang sudah ditutup dengan beberapa anak yang berdiri di depan meminta pada para anggota Osis agar membukakan gerbang dan membiarkan mereka masuk. Ahh kalau Aditsya sih, biasa saja tohh hari ini Ketos kesayangannya ikut berjaga dan so pasti dia akan bisa masuk dengan mudah. Tanpa perlu memohon apa lagi mendapat hukuman. Itu menyebalkan!

Aditsya mendekat yang entah bagaimana dapat membelah kerumunan anak yang berdiri memohon tadi.
Senyum Aditsya kembali terukir, saat melihat Sam yang berdiri tepat dibawah atap Pos Satpam.

"Lo telat lagi Sya?" Aditsya mengangguk, bersamaan dengan datangnya Sam yang siap membukakan pintu gerbang.

"Hanny, yah ampun. Kenapa gak nelfon sih kan Aku bisa jemput?" Aditsya hanya tersenyum, melangkahkan kakinya masuk melewati gerbang sebelum...

"Tunggu Ka!" semua orang menoleh, termasuk Aditsya yang mengurungkan langkahnya untuk melewati gerbang yang Sam bukankan tadi, hanya untuk menoleh pada seseorang yang sudah berani mencegahnya untuk masuk dengan selamat.

Memutar mata jengah, Aditsya sudah bisa menebak akan berakhir seperti apa semua ini, dengan datangnya Si Pembuat Aditsya Kesal yang 5 hari lalu saling mengadu lidah dengannya.

Shendy!

Mendekat, cowok dengan hoddie dongker itu berhenti tepat di samping kiri Aditsya dengan semua anak-anak yang telat berdiri dibelakangnya. Sudah persis seperti pembela kebenaran, iya kebenaran, Kebenaran Aditsya harus dihukum karena telat.

"Kamu..."

"Saya Shendy. Shendy Pramudya dari kelas 11 Ipa 2 anak baru pindahan dari Bekasi yang mungkin kalau kakak lupa waktu pertama kali diantar berkeliling oleh Aditsya yang waktu itu sebagai pengganti Kakak" Sam mengernyit sebelum teringat akan saat itu.

Ouh, yang itu!

Sam menaikan satu alisnya dengan pandangan seolah bertanya 'terus apa?' yang entah bagaimana dibalas dengan enteng oleh seorang Shendy Pramudya.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang