Matahari telah terbenam setengah jam yang lalu, dan cewek dengan seragam putih abu-abu itu, masih enggan untuk meninggalkan balkon yang sedari tadi menjadi tempat-nya untuk menikmati matahari yang terbenam. Dia Aditsya ya cewek itu masih betah di balkon Sam cowok yang telah berhasil membuatnya sedikit mengurangi beban di pikirannya hari ini.
"Masuk Sya, mau berapa lama lagi Kamu di situ? Matahari juga udah gak keliatan Sya" ucap Sam yang berdiri tak jauh dari balkon di mana Aditsya berdiri.
"Adem" singkat padat dan jelas.
Sam mendekat melingkarkan kedua tanganya yang lumayan berotot di pingang ramping Aditsya dari belakang, meletakan bahunya di ceruk leher Aditsya, menghirup aroma lavender yang masih melekat disana.
"Aku suka Sya"
"Suka apa?"
"Suka kalo lama-lama sama Kamu, berdua dan ngabisi banyak waktu sama Kamu"
"Aku juga"
Sam membalik badan Aditsya agar menghadapnya, menyelipkan beberapa anak rambut yang berantakkan ke belakang telinga cewek yang di tatap itu. menatap lekat kedua mata Aditsya yang di padukan dengan bulu mata lentik yang menambahkan keindahan mata Aditsya itu. Senyum Sam mengembang menatap semakin lekat ke arah mata Aditsya, hingga entah bagai mana sepersekian detik kemudian keduanya sudah saling melumat bibir, saling mengulum, membelai, dan mengadu lidah dengan lincah namun perlahan.
_________*
Jam dinding menunjukan pukul 20:00 wib kini keduanya tengah duduk manis di ruang tv, dengan saling memeluk tak memperdulikan celotehan yang keluar dari tv yang menyala.
Aditsya melirik jam yang berada di pergelangan tangannya, manatap dengan serius angka-angka yang melingkar di balik kaca itu. Sambil mengingat apa yang mungkin dia lupakan, hingga akhirnya otak dari cewek yang cantik itu menemukan bahwa dia melupakan sesuatu."Sam?" panggil Aditsya yang masih berada dalam pelukan Sam yang posisinya berada di belakang cewek itu.
"Iya Sya?" jawab Sam tanpa berpindah dari posisinya.
"Udah jam 8 Aku mau pulang" ucap Aditsya dengan melepaskan pelukan Sam.
"Bentar lagi Sya, Aku masih mau sama Kamu" tolak Sam.
"Kita bisa ketemu besok Sam, Aku harus pulang sekarang" kekeh Aditsya tak mau di tolak.
"Huftt oke Aku anterin Kamu pulang, bentar Aku ganti baju dulu" luluh Sam akhirnya.
"Aku tunggu"
_________________*
Aditsya berjalan melewati lorong demi lorong tempat yang berbau obat-obatan itu. Penampilannya sudah lebih segar dengan baju putih bergambar huruf A di balut jaket army yang senada dengan warna celana yang Aditsya kenakan, tak lupa tas kecil dan parsel buah yang berada di tanganya.
Aditsya berhenti tepat di depan ruangan yang menjadi tempat orang yang di masa lalu sering melukainya itu, menghirup udara dan menghembuskanya secara perlahan seakan mengumpulkan keberanian untuk saat ini. Dengan perlahan Aditsya membuka pintu ruangan yang menjadi alasannya datang ke rumah sakit itu.
"Malam Om Tante" sapa Aditsya pada dua orang yang usianya mungkin sebaya dengan kedua orang tuanya.
"Ehh Nak Aditsya malam Nak" ucap salah seorang pria yang di sapa Aditsya tadi, yang tak lain adalah ayah dari orang yang telah melukai Aditsya di masa lalu itu. Pak Arsyad.
"Mau jenguk Farrel Sya?" tanya Arini ibu dari Farrel. Yahh Aditsya berada di ruang rawat inap di mana tempat Farrel di rawat.
"Heheh iyah Tante. Ouh iya ini Aditsya bawain buah buat Farrel." ucap Aditsya ramah.
"Ouh iyh makasih Sayang, sini biar Tante taruh di nakas" balas lembut Ibu Arini sambil menerima parsel buah yang di berikan Aditsya.
"Sini duduk dulu Nak" ucap pak Arsyad yang menepuk sofa di samping dia duduk.
Aditsya duduk di samping Pak Arsyad.
"Kamu kesini sama siapa Nak?"
"Sendiri Om, bawa mobil kok" jawab Aditsya yang melihat semburat khawatir dari wajah Pak Arsyad.
"Ouh gitu, syukur kalo gitu" balas Pak Arsyad.
"Mah?" ucap lirih dari Farrel yang terbangun membuat Aditsya, Arini dan Arsyad yang tengah mengobrol ringan serempak menoleh ke asal sumber suara.
Arini yang di panggil sontak berdiri dan mendekati anak sematawayangnya itu."Kamu udah bangun Sayang? Mau apa? Ouh iya itu ada Aditsya dia mau jenguk Kamu" ucap Arini.
"Aditsya Mah?" balas Farrel yang di balas anggukan oleh Arini.
"Aku mau ngomong sama Aditsya Mah" pinta Farrel yang segera di setujui oleh Arini.
"Aditsya Sayang" panggil Arini, Aditsya menoleh.
"Iyah Tante?"
"Kesini Nak, Farrel mau ngomong sama Kamu katanya." pinta Arini yang dengan segera di laksanakan oleh Aditsya.
"Mah Aku mau ngomong berdua sama Aditsya gak papa kan?" pinta Farrel di saat Aditsya sudah ada di dekatnya. Yang dengan segera di setujui oleh Arini.
Arini berlalu keluar bersama Arsyad yang semula sedang duduk di sofa.
Farrel mencoba berdiri dan mendudukan dirinya di bantu Aditsya.
"Makasih" ucap Farrel saat setelah dia terduduk di sandaran ranjang rumah sakit yang dia tempati.
Aditsya hanya membalasnya dengan senyuman, dan berbalik untuk menarik kursi, namun belum sempat Aditsya menarik kursi, tubuhnya sudah di tarik hingga ikut terduduk di ranjang Farrel, dengan tangan Farrel yang sudah memeluk erat tubuh Aditsya dari belakang.
Aditsya hendak melepaskan tangan Farrel yang memeluknya namun harus terhenti kala cowok yang memeluknya itu berujar lirih.
"Biarin kaya gini sebentar Sya, Aku mohon" pinta Farrel lirih dengan semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Aditsya menikmati aroma lavender yang amat dia rindukan. Aditsya hanya diam menikmati nafas Farrel yang berhembus di antara ceruk lehernya.
"Maaf, maaf buat segalanya Sya, maaf udah buat Kamu berubah, maaf udah ngecewain Kamu, ngehianatin Kamu, ngelukain Kamu maaf buat segalanya Sya" Sesal Farrel, membuat Aditsya meneteskan air matanya, mengingat semua kejadian yang menyakitkan di masa lalu.
"Aku udah maafin Kamu, dan lupain aja semuanya, toh itu udah jadi masa lalu ya kan?" tanya Aditsya tak merubah posisinya.
"Aku mohon Sya, tolong kembali kaya dulu, kita rajut lagi hal yang sempat kita tunda" pinta Farrel.
Perlahan, Aditsya melepaskan tangan Farrel yang berada di pingganya, berbalik dan menghadap Farrel. Menatap Farrel lekat. Mengusap air mata yang menetes kala dia berkedip.
"Maaf, Aku gak bisa. Terlalu sulit, terlalu sakit, terlalu perih untuk membuat dan mengulang semuanya seperti dulu. Dan Aku udah terlanjur nyaman dengan semua yang Aku lalui saat ini."
"Aku sayang Aamu Sya, Aku mohon"
"Maaf Aku gak bisa, lagian apa yang Kamu harepin dari Aku? Apa yang Kamu sayangi dari Aku? Dan kenapa Kamu mau Aku kembali? Untuk Kamu lukain lagi? Buat Kamu sakiti lagi? Maaf Aku gak sebodoh dulu. Kamu mau apa? Kamu mau bibir Aku? Dada? Vegina? Atau apa? Kenapa Kamu mau Aku kembali?"
"Bukan gitu Sya, Aku mau benahin semua tentang kita. Aku mohon Sya" pinta Farrel tulus.
"Maaf Aku gak bisa, lebih baik kita lupain aja semuanya, anggep kita gak pernah kenal" tegas Aditsya kemudian pergi meninggalkan Farrel yang hanya bisa mengacak rambutnya Frustasi.
____________*
See you😘👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriends??? [REVISI]
Romance[REVISI - 9 Mei 2022/? 🔞🔞🔞 Tangan kokoh dan panas itu perlahan naik. Menyentuh setiap jengkal tubuh Tsya dengan lihai dan handal. Membuat sang pemilik tubuh dibawahnya mendesah penuh nikmat terus meminta lebih. "Ahh... Bagas" Tsya tak kuasa menah...