Part4 [REVISI]

18.9K 164 0
                                    

"Makasih Bi" ucap Aditsya pada Bi Imah yang baru saja menyajikan minuman dan makanan ringan di meja ruang tamu, Bi Imah hanya tersenyum dan beranjak pergi menuju dapur.

Aditsya mempersilahkan Renn untuk minum yang hanya di balas dengan senyuman dari cowok yang mempunyai lesung pipit itu. Aditsya  mengambil alih Remot dan mengganti chennel tv- nya, sebelum kemudian  meletakan kembali remot ke atas meja saat di rasa chennel yang dia pilih tepat untuk di tonton, namun baru saja remot itu mendarat di meja sudah kembali di ambil oleh Renn, yang menekan tombol off Aditsya  yang melihat hal itu menatap Renn dengan tatapan bertanya, yang tak di gubris oleh Renn, yang dengan segera memeluk pinggang Aditsya dari samping dan meletakan kepala cowok itu di celuk leher Aditsya.

"Kenapa sih Renn? Kamu  lagi ada masalah?" tanya Aditsya yang seakan coba membuka pembicaraan.

Renn hanya menggelengkan kepalanya di bahu Aditsya dengan ragu.

"Terus kenapa?" tanya Aditsya lagi dengan tangan yang mulai mengusap rahang tegas milik Renn perlahan.

"Im oke Hanny, Aku cuma kangen berduaan sama Kamu aja, udah lama juga-kan kita gak ketemu? Kamu terlalu sibuk dengan temen -temen Kamu itu" jujur Renn walau memang tak sepenuhnya jujur, tapi dia memang merindukan saat-saat seperti ini dengan Aditsya yang jarang bersamanya

"Yehh Kamu juga sibuk sama Geng Kamu yang gak jelas itu Renn" balas Aditsya tak mau kalah.

"Oke oke kita sama-sama sibuk jadi karna sekarang kita udah ketemu dan berdua, Aku gak mau lepas dari Kamu oke?" jelas Renn tak mau berdebat dengan Aditsya yang mungkin akan merusak suasana.

Aditsya membalikan badannya menghadap Renn. Renn mengangkat pinggang Aditsya membuat Aditsya berada di pangkuanya dengan posis saling berhadapan.

Renn menatap Aditsya dalam, seolah berkata bahwa cowok itu merindukan sosok cewek yang ada di pangkuanya saat ini.

Aditsya mengalungkan tangannya di leher Renn mengintens-kan jarak yang ada.

"Aku sayang Kamu Hanny" ucap Renn dengan tulus. Yang hanya di jawab senyuman manis dari Aditsya.

Renn memeluk tubuh Aditsya yang ada dalam pangkuanya. Aditsya hanya membalas pelukan cowok itu dengan kembali memeluknya. Aditsya tau cowok yang tengah memeluknya kini sedang dalam masalah yang entah apa dan entah bagaimana Aditsya tak mau memaksa cowok itu bercerita. Biarkan dulu seperti ini, dia tau Renn membutuhkan seseorang untuk menenangkannya, seseorang yang setidaknya ada untuk cowok tersebut bersandar.

Renn mengeratkan pelukanya seakan akan dia takut dan butuh seseorang untuk menghadapi dunia luar.

"Renn Aku bakal selalu ada buat Kamu jangan khawatir Aku gak akan ninggalin Kamu" ucap Aditsya meyakinkan Renn seolah tau Renn membutuhkan dirinya.

"Aku sayang Kamu Sya, jangan pernah ninggalin Aku" ujar Renn lirih dengan kepala yang semakin di tenggelamkan di celuk leher Aditsya.

Aditsya membiarkan Renn memeluk tubuh nya selama yang cowok itu mau, bukan tanpa alasan, Aditsya tau Renn sedang dalam masalah yang mungkin memberatkan cowok itu, sampai Renn seakan butuh kekuatan untuk membantunya bertahan, dan Mungkin Renn butuh Aditsya untuk membuat-nya bertahan. Entahlah.

_____________

Aditsya keluar dari kamarnya dengan seragam yang sudah melekat indah di badannya, sambil berjalan menuju kamar tamu yang ada di bawah untuk membangunkan Renn.
Yahh semalam Renn enggan untuk pulang, dan Aditsya juga melarang Renn untuk pulang dengan alasan sudah larut malam, padahal Aditsya takut terjadi sesuatu pada Renn.

"Renn bangun udah mau jam 7 ! Kamu gak mau sekolah?" teriak Aditsya dari balik pintu kamar tamu yang di tempati Renn. Senyap. Tak ada sahutan dari dalam kamar, Aditsya yang penasaran membuka pintu kamar tamu itu perlahan dan mendapati Renn yang masih tertidur di atas ranjang dengan lelap tanpa sedikitpun terusik.
Aditsya mendekat dan menggoyangkan badan Renn.

"Wake up Renn, Kamu gak mau berangkat ke sekolah? Renn.." ucap Aditsya yang berusaha membangunkan Renn.

Hanya lenguhan panjang yang terdengar dari mulut Renn, hingga detik berikutnya tubuh Aditsya yang sudah terjatuh di kasur dengan tangan Renn yang memeluk tubuh Aditsya erat.

"Kamu gak usah sekolah aja Hanny, kita jalan-jalan oke?" ucap Renn dengan mata yang sudah terbuka.

"Gak bisa Renn Aku harus berangkat. Kamu juga harus sekolah-kan?" tolak Aditsya, setidaknya dia masih ingat kalau dirinya salah satu kebanggan Harbang walau nakal.

"Gak usah Sya, please temenin Aku jalan-jalan Aku masih kangen Kamu" ucap Renn yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Hufttt oke Aku temenin Kamu" pasrah Aditsya. Mari kita tepikan dulu kebanggan itu.

____________

Kini Aditsya dan Renn tengah berada di taman yang cukup jauh dari Rumah Aditsya. Sengaja Aditsya mengusulkan agar jalan ke taman yang  jauh dari rumahnya supaya segala kemungkinan yang tak Aditsya inginkan bisa cewek itu hindari.

Renn menyandarkan kapalanya ke bahu Aditsya yang ada di sampingnya. Seakan cowok itu butuh sandaran untuk menopangnya. Aditsya yang mengenal Renn tau kalau cowok itu butuh sandaran, butuh dirinya untuk berada di samping cowok itu membiarkan hal itu.
Renn mengembuskan nafas lirihnya dengan mata terpejam. Aditsya yang tau kalau cowok yang bersandar di bahunya itu tengah menghadapi masalah yang mungkin berat, kembali menyentuh rahang tegas milik Renn mengusapnya perlahan seakan memberi kekuatan.

"Kamu kenapa Renn? Cerita sama Aku, kalo Kamu ada masalah" tanya Aditsya pada Renn tanpa melepas usapan lembutnya.

Renn hanya menggeleng, dan memeluk Aditsya dari samping.

"Aku tau Kamu lagi ada masalah, ceritain aja Renn siapa tau Aku bisa bantu" paksa Aditsya, akhirnya perlahan dia mulai penasaran juga.

Renn melapaskan pelukanya dan menegakkan badannya beberapa saat, lalu menyandarkan badannya pada bangku yang mereka duduki. Renn menengadahkan kepalanya ke atas sambil memejamkan mata, seakan meyakinkan diri bahwa dia kuat untuk segala hal yang cowok itu hadapi.

Renn kembali memeluk Aditsya bahkan pelukanya kali ini jauh lebih erat.

"Mamah selingkuh Sya, Mamah selingkuh sama sahabat bisnis Papah, Aku gak ngerti kenapa Mamah bisa sampe kek gitu? Aku kecewa sama Mamah Sya" ucap Renn mencurahkan masalahnya.

"Kenapa Mamah ngelakuin itu?" tanya Aditsya seakan tak percaya.

"Aku gak tau Sya, Aku sama Papah yang lagi makan di resto mergokin Mamah lagi makan sama selingkuha-nya itu, dan mereka mesra banget Sya"

"Denger Renn" Aditsya membalik badannya menghadap Renn, membuat Renn melepaskan pelukananya.

"Renn seburuk apa pun Mamah Kamu, dia tetep Mamah Kamu, wanita yang udah ngelahirin dan ngerawat Kamu. Aku tau Kamu kecewa sama mamah tapi jangan benci dia Renn, karena bisa jadi Mamah punya alasan kenapa dia ngelakuin ini. Aku yakin Kamu pasti ngerti itu, dia tetep Mamah Kamu walau gimana pun  oke?" nasehat  Aditsya sambil membelai lembut wajah Renn.

Renn mengagguk, cowok itu tersenyum melihat wajah penuh kasih Aditsya yang menenangkan hatinya.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang