Part61. [REVISI]

260 9 4
                                    

Enjoy Reading.

'Love you until the end'

From Author
to Bagas

Hahahah.

_____

Justin membuka matanya, menatap sekeliling tempat yang cukup mewah jika di katakan sebagai sel untuk penghianat sepertinya, atau ini sel khusus karena Bagas masih mempercayainya? Atau..

Cowok dengan style casual yang datang dari pintu masuk mengalihkan perhatian Justin bahkan mungkin sanggup untuk membuatnya terkejut karena cowok itu tak lain..

"William Satria Tanaka, Gwe tau Lo pasti kenal Gwe." Justin terdiam, dia tau siapa cowok di depannya ini dan apa hubungan dia dengan Bagas.

"Gue tau, Gwe sepupunya. Tapi perduli setan. Karena disini Gwe mau nawarin kerjasama sama Lo." Justin diam, enggan menjawab sebelum cowok itu melanjutkan kalimatnya.

"Balas dendam" dan tanpa banyak basa basi, Justin menyetujui hal itu.

____

Bagas mengulas senyum miring, saat melihat apa yang terjadi dari rekaman CCTV yang tengah dia tonton. Pria itu mengusap wajahnya yang semula terlihat bahagia yang berganti menjadi resah. Seseorang masuk kedalam ruangannya setelah dia ijinkan untuk masuk.

Itu Zulva penjaga yang sejak tadi gerak-geriknya dia lihat dari rekaman CCTV. Bagas diam, bersikap biasa saat cowok di depannya terlihat gusar atau berpura-pura gusar?

"Maaf tuan. Maafkan saya"

"Kenapa?"

"Tuan Justin melarikan diri Tuan" Bagas sebenarnya tidak terkejut karena ucapan cowok di depannya itu, yang membuatnya terkejut justru vas bunga yang Aditsya bawa, yang entah sejak kapan berdiri di Depan pintu ruangannya.

Ahh sungguh ini tidak akan mudah kalau wanitanya mengetahui hal ini. Tapi? Bagaimana kalau Bagas membuat semua ini menjadi menegangkan dan seru untuk di lewati bersama dengan Aditsya-nya?

Bagas mengusap wajahnya kasar, cowok itu beranjak dari duduknya saat melihat Aditsya dengan raut marah hendak menghampiri Zulva yang masih berdiri dengan tundukan kepala.

Menahan tangan Aditsya, memeluk wanitanya itu erat, Bagas menatap dalam mata Aditsya yang berkabut murka dan sedih.

"Tenang Honey. Ini bisa di urus oke? Kamu harus tenang Aditsya hm?" Aditsya tak habis pikir bagaimana mungkin pria di depannya itu bersikap santai saat seseorang yang sudah berkhianat lepas dari jeratan pria itu?

"Tapi Bagas. Bagaimana kalau dia mencari sekutu dan menyerang kita? Bagaimana kalau mereka mengalahkan kita Bagas?" Bagas kembali memeluk Aditsya, menenangkan wanitanya dengan pelukan hangat cowok itu.

"Kita bisa ngontrol semuanya Sayang. Kamu harus percaya itu. Percaya sama aku, oke? Aku urus semuanya buat kamu, hmm?"Aditsya diam, dia sudah mulai kehilangan banyak harapan dan sudah merasa muak dengan semua ini.

Melepaskan pelukan Bagas, Aditsya mendekatkan diri pada Zulva yang masih berdiri disana. Menatap sebentar cowok yang masih menundukkan kepala itu, Aditsya menarik nafas pelan setelahnya bersuara sama pelannya.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang