Part53 [REVISI]

707 28 7
                                    

"Aku cinta kamu Sya... Kamu tau itu, dan itu berlaku seumur hidup"

-Bagas Sattya Prattama-

-*-

Shendy menoleh, menatap Aditsya yang tengah berkonsentrasi dalam mengemudi dengan intens. Menyadari betapa beruntungnya dia bisa bertemu dengan wanita seperti Aditsya. Dia tau mungkin menurut sebagian orang Aditsya adalah wanita yang jahat juga tak punya perasaan namun sesungguhnya, Aditsya adalah wanita paling baik yang pernah dia temui didalam dunia ini.

Wanita baik yang mengijinkannya mengenal cinta.

Shendy bahkan tidak tau akan jadi apa harinya jika saja saat itu dia tidak bertemu dengan Aditsya, yang membuat hari suntuk dan membosankannya menjadi berwarna. Walau tak dapat Shendy pungkiri mencintai Aditsya serupa menggenggam mawar. Kau akan wangi dengan bahagia karena keindahannya, tapi disaat bersamaan harus siap terluka karena menggenggam durinya. Ya seperti itu, Aditsya. Shendy ibaratkan Mawar, wangi, indah, memanjakan mata dan mempesona sayang kadang meluka.

Kecupan hangat tepat disudut bibir, mengembalikan pikiran Shendy ke dunia nyata. Menatap dengan senyum kepada wanita yang membalas dengan hal serupa.

"Udah nyampe" Shendy tertegun, sebelum menatap keluar mobil yang sekarang sudah berada tepat didepan rumahnya. Sejak kapan? Aish kenapa dia tak menyadari mobil berhenti. Ahh Aditsya memang menyita hidupnya bahkan pikirannya.

"Kok diem aja?" Shendy menoleh menatap Aditsya dengan tatapan tak mengerti.

"Kamu gak mau masuk juga?" Aditsya menggigit bibir. Harus dengan cara lembut apa dia menolak permintaan  dibalik pertanyaan Shendy itu?

"Oke, Aku ngerti. Bagas pasti perlu kamu disana. Lagian Aku yakin kamu gak bakal mau Bagas digoda cewek lain" Aditsya mengulas senyum tulus. Ternyata Shendy mengerti.

"Maaf yah... Aku janji bakal pulang ke rumah Kamu.." Shendy menempelkan telunjuknya tepat didepan bibir Aditsya, menghentikan cewek itu untuk berjanji.

"Gak usah. Aku tau Kamu pasti sibuk disana dan Aku yakin Kamu pasti cape dan gak bisa pulang ke sini. Aku gak papa Hanny" Aditsya mengulas senyum lebih lebar. Entah kenapa ucapan Shendy barusan membuatnya ingin menangis dengan tanpa berfikir dua kali, Aditsya memeluk Shendy erat. Menitikan air mata yang keluar pada bahu Shendy yang entah Aditsya rasa semakin kurus.

"Aku gak tau kenapa, tapi beberapa hari ini Aku selalu pengen nangis kalo ngomong sama Kamu. Ini entah Aku yang ngerasa atau apa. Tapi Aku takut banget Kamu pergi..." Shendy memeluk Aditsya nya sama erat, tak lupa mengusap rambut bagian belakang Aditsya lembut.

"Itu perasaan kamu yang emang gak mau jauh dari Aku" Aditsya melepaskan pelukan nya kesal sendiri pada cowok menyebalkan didepannya ini.

"Kamu emang paling bisa ngacau suasana. Udah yuk turun, Aku anterin sampe depan pintu" Shendy mengangguk sebelum ikut turun bersama Aditsya yang sudah mendahului.

"Kok Kamu ketawa gitu?" Aditsya bertanya heran, saat mendapati Shendy tertawa tepat disampingnya.

"Enggak papa Hanny. Aku cuma ngerasa jadi cewek aja hari ini" Aditsya mengernyit tak mengerti.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang