Raka membuka pintu Appartemen-nya sebelum kemudian mempersilahkan Aditsya untuk masuk terlebih dahulu.
Aditsya masuk, mata cewek itu menjelajah sudut demi sudut appartemen yang sudah lama sekali tak di kunjunginya. Bahkan beberapa alat electronik terlihat baru di mata Aditsya, semuanya nampak berubah.
Aditsya berjalan mendekati meja yang terdapat akuarium diatasnya dengan binar bahagia."Lucukan?" Aditsya menoleh mendapati Raka dengan jarak yang sangat dekat.
"Lucu. Sejak kapan kamu pelihara mereka?" Aditsya bertanya sambil memperhatikan dua ekor ikan hias dalam akuarium yang seolah menari kesana kemari.
"Sejak kamu jarang main ke sini." Raka memeluk Aditsya dari belakang dengan erat.
"Sya Aku kangen Kamu." Raka memutar tubuh Aditsya agar menghadap kearahnya pelan dengan Tangan Raka yang mengusap wajah Aditsya lembut. Menyelipkan beberapa anak rambut kebelakang telinga cewek itu.
"Aku kangen kamu." Raka mendekatkan wajahnya. Menjatuhkan satu kecupan singkat yang berubah menjadi ciuman yang menggebu saat Aditsya membuka mulutnya dan membiarkan Raka mengadu lidah dengannya.
Aditsya melepaskan penyatuan lidah mereka. Menatap tepat kearah mata Raka yang sudah di penuhi kabut gairah. Aditsya tersenyum masih dengan mengatur nafasnya yang sedikit terputus akibat ciuman tadi."Kamu mandi dulu gih. Aku bikin makan malam. Oke?" Aditsya melepaskan pelukan Raka dari pinggangnya. Mengecup pipi kiri Raka sekilas sebelum berlalu beranjak menuju dapur.
"Umm masakan Kamu emang paling enakk Sya." Raka memuji.
Kini keduanya tengah berada di meja makan untuk menikmati masakan Aditsya."Jelas dong. Aku belajarnya juga susah" Aditsya menyampaikan.
"Emang Kamu belajar sama siapa Hanny? Ouh Aku tebak pasti sama Mamah Kamu yah?" Raka menebak.Aditsya menggeleng, menelan makanannya sebelum menjawab pertanyaan dari Raka.
"Enggak. Kamu kan tau sendiri Mamah Aku sibuk pake bangettt ngett." Raka mengangguk.
"Terus siapa dong?"
"Aku belajar sama Rani."
"Rani?" Raka membeo.
"Iyah, temen deket Aku dikelas. Ah Kamu lupa terus." Raka menyengir lebar.
Hening sampai keduanya selesai makan.
Aditsya beranjak, membereskan meja makan. Menaruh piring kotor di tempat pencucian piring dan menaruh makanan yang masih ada ke dalam lemari pendingin. Raka yang menjadi penonton setia memandangi Aditsya intens penuh puja."Sya?" Aditsya berdehem sebagai jawaban.
Raka mendekat memeluk Aditsya dari belakang saat Aditsya baru saja menutup pintu lemari pendingin. Aditsya tersenyum, membalikan badan agar menghadap Raka yang sekarang memojokan-nya membuat punggung Aditsya menyentuh pintu lemari pendingin.
"Kamu cantik Sya. Kita nikah yuk?" Aditsya tertawa sekilas. Menatap Raka dengan tatapan jenaka.
"Kenapa kok ketawa? Ada yang lucu?" Aditsya mengeleng.
"Terus?"
"Kamu aneh tau gak? Kamu aja belum lulus SMA Aku masih kelas 2 kita kuliah aja belum. Kamu udah ngajak Aku nikah aja." Raka melepaskan pelukannya.
"Yah terus apa masalahnya. Kita bisa nikah abis lulus SMA. Maksudnya pas Kamu lulus SMA abis itu kita kuliah bareng deh gampangkan, soal kerja ahh Kamu gak perlu khawatir soal itu." Raka menjelaskan. Aditsya juga tak merasa ragu. Memangnya siapa yang tidak kenal keluarga Raka. Salah satu keluarga pembisnis yang bergerak dalam bidang transportasi yang sudah go Nasional. Juga Raka adalah anak tunggal dari keluarga-nya. So Aditsya tidak memikirkan hal itu. Yang Aditsya pikirkan adalah perasan-nya untuk Raka itu. Bagi Aditsya Raka sudah dia anggap sebagai kakak-nya juga Aditsya sudah berniat akan menjodohkan Raka dengan Rani sahabat-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriends??? [REVISI]
Romance[REVISI - 9 Mei 2022/? 🔞🔞🔞 Tangan kokoh dan panas itu perlahan naik. Menyentuh setiap jengkal tubuh Tsya dengan lihai dan handal. Membuat sang pemilik tubuh dibawahnya mendesah penuh nikmat terus meminta lebih. "Ahh... Bagas" Tsya tak kuasa menah...