Aditsya menerawang, mengingat semua kejadian yang dia alami hari ini, kesepian yang menderanya, dan rasa sakit yang muncul tanpa tau waktu. Aditsya mempererat pelukanya pada Bagas membiarkan dirinya larut dalam peluk hangat cowok itu. Bagas tau Aditsya nya kini tengah dirundung masalah. Bagas membelai surai indah Aditsya dengan lembut mencoba memberi ketenangan pada cewek itu.
"Aku akan selalu ada buat Kamu Sya" ucap Bagas yakin dan meyakinkan.
Aditsya menggangguk dalam peluk Bagas. Berfikir sejenak Aditsya bukan malah tenang, tapi malah semakin deras mengeluarkan air matanya, yang membuat Bagas terheran, aneh dengan Aditsya yang justru malah semakin menjadi tangisnya.
"Heii Sya, Kamu kok malah semakin kenceng nangisnya, Sya" ucap Bagas yang kemudian melerai pelukanya, dan menangkup wajah Aditsya.
"Ada apa Sya?" ucap Bagas dengan menatap kedua manik mata Aditsya lekat, yang hanya di jawabi gelengan kepala oleh Aditsya. Kembali Aditsya memeluk erat Bagas, yang membuat Bagas membalas pelukannya.
"Kita ke dalam yah?" tanya Bagas Yang di balas anggukan oleh Aditsya. Bagas membawa Aditsya ke dalam, duduk di sofa yang tersedia di kamar Asitsya itu.
Bagas menyerongkan duduknya, agar menatap Aditsya, menggenggam Kedua tangan Aditsya lembut, membuat sang punya Tangan menoleh dan menatap Bagas dengan sisa air mata yang ada.
"Kenapa?" Tanya Bagas lembut.
"Maaf" ucap Aditsya lirih
"Loh buat apa Sya?" tanya Bagas heran.
"Maaf karena selalu buat Bagas repot karena Syasya, maaf karena selalu nyakitin Bagas, maaf karena selalu buat Bagas cemburu, buat Bagas kecewa maaf untuk segala-galanya Bagas, maaf" ucap Aditsya dengan tangis yang kembali meluruh dari matanya. Bukan Bagas tak tau, kalo Aditsya sudah berbicara dengan bahasa yang seperti itu, berarti Aditsyanya sedang dalam mood penyesalan. Heran. Itu yang sedang di landa Bagas. Sebenernya Aditsya lagi kenapa sih?. Heran Bagas.
"Maaf karena selama ini Syasya selalu ngerepotin Bagas, Syasya tau selama ini Bagas selalu nahan rasa sakit tiap kali Syasya cerita semua hal yang Syasya alami sama Bagas, maaf karena selalu bawa-bawa Bagas ke dalam masalah yang selalu Syasya alami, maafin Syasya Bagas. Karena selalu buat Bagas repot" ucap Aditsya yang membuatnya kembali kedalam dekapan Bagas. Suasana yang semula sepi kini di isi dengan isak tangis Aditsya yang menggema di seluruh ruang kamarnya.
Bagas membelai lembut rambut Aditsya."Maaf" ucap Aditsya lirih di dalam pelukan Bagas. Membuat Bagas melepaskan pelukanya dan menangkup wajah Aditsya mengangkatnya yang sedari tadi menunduk.
"Dengerin Aku Sya, Aku gak pernah nyesel karena selalu ada buat Kamu, Aku gak pernah merasa repot, dan terganggu, karena Kamu, justru Aku sangat bahagia, bahkan sangat-sangat bahagia setiap kali Kamu dateng dan buat Aku hanya fokus sama Kamu. Aku emang gak bisa boong, Aku sakit ya emang Aku sakit, setiap kali Kamu cerita tentang semua pria yang ada di sekeliling Kamu, tapi Aku bisa apa? Aku cuma bisa bahagia saat Kamu juga bahagia Sya. Jadi tolong berhenti nangis, senyum karena itu udah cukup buat Aku, oke?" ucap Bagas, dengan mengusap lembut sisa air mata di pipi Aditsya, memberi kecupan sekilas di bibir Aditsya yang membuat Aditsya lebih tenang.
"Udah ya. mau jalan-jalan?" tanya Bagas yang di jawabi anggukan antusias dari Aditsya.
"Oke, sekarang Kamu ganti baju, Aku bakal bawa Kamu ketempat yang indah banget kalo malam hari" ucap Bagas yang segera di laksanakan oleh Aditsya.
10 menit, Aditsya sudah kembali segar dengan baju yang telah di ganti, yang membuat Bagas enggan tuk melihat ke arah yang lain. Baju dengan warna merah muda, dipadukan dengan celana jins yang kensual, dan rambut yang di biarkan tergerai, memang sederhana namun bisa membuat aura cantik dari seorang Aditsya Putri Hermawangsa keluar dan memikat semua mata yang memandangnya.
"Udah yuk Bagas, kita berangkat" ucap Aditsya dengan tampilan yang sudah sempurna walau sederhana di depan Bagas yang masih tak berkutik dengan pesona Aditsya.
"Ihh Bagas!!" ucap Aditsya yang menaikan satu volume suaranya dengan kaki yang dihentak-hentakan.
"Ehh iyah, udah Sya?"
"Udah ayok" kesal Aditsya.
"Yuk" Bagas berdiri, dan melangkah mendahului Aditsya.
Aditsya mencekal pergelangan tangan Bagas, membuat sang punya tangan berhenti melangkah dan menoleh kebelakang, di mana Aditsya berdiri dan menatap Aditsya dengan tatapan bertanya.
"Ada apa? Ada yang ketinggalan?" tanya Bagas heran.
Yang hanya di jawabi gelengan kepala dari Aditsya, yang kemudian mendekat dan berjinjit untuk mencium bibir Bagas, melumatnya perlahan yang dengan segera di balas oleh Bagas tanpa penolakan membuat keduanya larut hingga tangan Aditsya yang mulai mengalung di leher Bagas dan tangan Bagas yang memeluk pinggang Aditsya agar lebih dekat. Aditsya melepaskan lumatannya saat dirasa oksigen di paru-parunya menipis, tersenyum kearah Bagas yang menatapnya dengan lembut dan seulas senyuman.
"Aku suka kalo Kamu agresif Sya" ucap Bagas tepat di telinga Aditsya, yang membuat pipi Aditsya bersemu merah.
"Bagasss" kesal Aditsya yang mendapat cubitan di pipinya, sementara sang pelaku telah lari keluar dari kamarnya.
Aditsya berusaha mengejar Bagas yang jauh lebih cepat darinya dan telah jauh turun ke bawah.
"Bagas ihhh" kesal Aditsya yang berhenti di tengah anak tangga.
"Ayo Sya kejar Aku" ucap Bagas yang berhenti berlari dan menoleh kebelakang di mana Aditsya berada.
Aditsya masih tak menggubris ucapan Bagas, yang memintanya untuk kembali mengejar cowok itu, Aditsya malah berdiam diri sambil melipat kedua tanganya di depan dada dengan mempertahankan ekspresi kesalnya.
Bagas yang luluh akhirnya mendekat dan menghampiri Aditsya yang kemudian berbalik arah saat Bagas mendekatinya. Bagas memutar tubuh Aditsya agar menghadap kearahnya, mencium bibir Aditsya sekilas.
"Udah jangan ngambek ah, nanti gak cantik lagi loh" bujuk Bagas. Aditsya hanya membalikan badanya,dan kembali di hadapkan ke arah cowok itu.
"Iyh dehh Aku minta maaf, udah jangan ngambek, mending sekarang kita berangkat, nanti keburu malem loh"
"Hemm" deheman Aditsya yang kemudian berlalu meninggalkan Bagas sendirian.
Bagas hanya menghela nafas sabarnya.
"Bagas lelah Syasya" ucap Bagas yang seperti orang berdrama.
______________
Bagas menghentikan mobilnya,di area parkir sebuah taman yang Aditsya sendiri gak tau itu di mana.
"Yuk turun" ucap Bagas lembut.
Bagas dan Aditsya pun turun dari mobil dan langsung memasuki area taman yang cukup luas, di tambah pemandangan yang sudah indah sejak Aditsya memasuki area Taman tersebut.
Seketika senyum Aditsya mengembang.
"Bagus kan?" Aditsya menoleh pada Bagas dan tersenyum dengan anggukan sebagai jawaban dari pertanyaaan Bagas itu.
"Kamu belum liat air mancur yang ada di tengah taman ini Sya, itu indahh banget. Mau ke sana?" tanya Bagas, yang di jawab anggukan antusias dari Aditsya dengan senyum yang amat mempesona.
Bagas menggandeng tangan Aditsya menuju ke tengah taman. Dan betapa terpesona nya Aditsya saat sampai di tengah taman di mana di sana terdapat air mancur yang menjulang tinggi dengan berbagai bunga yang sangatt indah mengelilingi sekitar taman itu.
"Bagus bangett Gas, Aku suka, suka bangett malah, makasih Bagas makasih bangett" ucap Aditsya dengan memeluk Bagas erat.
_____________
See you next part gays👋😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriends??? [REVISI]
Romance[REVISI - 9 Mei 2022/? 🔞🔞🔞 Tangan kokoh dan panas itu perlahan naik. Menyentuh setiap jengkal tubuh Tsya dengan lihai dan handal. Membuat sang pemilik tubuh dibawahnya mendesah penuh nikmat terus meminta lebih. "Ahh... Bagas" Tsya tak kuasa menah...