Part26 [REVISI]

3.5K 45 5
                                    

Adegan cumbu-nya dengan Devano!

What the hall?!

Holy Shit!!

Alex sialan!

Bajingan!!

Apa maksudnya?! Hah?!

Dengan secepat kilat Aditsya berdiri handak mengambil Handphone milik Alex yang masih menayangkan adegan-nya dengan Devano di rooftop tadi sebelum...

__*

Dengan cepat Alex mengambil Handphone-nya terlabih dahulu, membuat Aditsya menoleh dan menatap tajam ke arah cowok yang hanya mengulas senyum meremehkan ke arah-nya itu.

"Lex, kasih ke Aku Hp Kamu. Sekarang!" Aditsya memberi perintah, namun tidak seperti yang Aditsya kira bahwa Alex akan menyerahkannya begitu saja, justru cowok bermarga Jhon itu hanya mengulas senyum sebelum berkata, yang Aditsya tak percaya keluar dari mulut seorang Alexander Jhon yang selalu mengeluarkan kata-kata manis untuknya itu.

"Gimana? Seru filem-nya jalang?!" Aditsya terdiam, dia bahkan dapat merasakan kebencian dibalik panggilan yang cowok itu berikan padanya tadi. Dan entah bagaimana, air mata sudah tertampung disudut mata lentik Aditsya.

"Lex ini bukan kaya yang Kamu pikirin. Aku gak kaya gitu Lex. Aku cuma sayang sama kamu." Aditsya mencoba membujuk. Dibalik semua pikiran buruk yang mulai menyerang otak-nya, cewek itu mencoba bersikap tenang.

"Gak kaya yang Aku pikir-in?" Alex mulai mendekat, masih dengan Handphone yang berada ditangannya dengan senyum meremehkan dan sorot mata tak percaya yang tercetak jelas di wajah tampan cowok yang sekarang berdiri tepat di depan Aditsya.

Menjambak dengan tangan kiri. Cowok yang Aditsya kira akan luluh dengan ungkapan sayang-nya itu membuat Aditsya meringis dengan kepala yang sedikit mendongak, menatap tepat manik mata cowok dihadapannya yang menyiratkan luka.

"Lo bilang gak seperti yang Gwe pikir! Lo kira Gwe bego hah?!" mengencang. Aditsya mencoba tidak menangis saat jambakan pada rambut-nya semakin menguat.

"2 tahun! 2 tahun Gwe sabar nunggu Lo balas cinta Gwe! 2 tahun Gwe berusaha buat Lo jatuh cinta!? Gwe sabar, Gwe kira Lo mulai jatuh cinta sama Gwe saat Lo bilang Lo sayang sama Gwe. TAPI APA?!!! Lo malah mainin Gwe. Lo pikir Gwe mainan hah?!"

Dukk

Dihempaskan dengan kasar, Aditsya tak meringis saat kepalanya membentur salah satu meja yang ada dengan cukup kuat. Tersenyum dalam hati Aditsya mencoba menahan saat Alex kembali menjambak rambut-nya dari belakang, bahkan lebih kuat dari sebelumnya, dia buang semua keinginan untuk meluluhkan hati cowok itu, Aditsya benci di tindas, dia tak akan diam saat seseorang melukainya.

"Jalang kaya Lo, gak berhak buat dipuja banyak cowok! Jalang  kaya Lo  gak berhak di cintai! Gwe benci sama diri Gwe sendiri karena gak pernah dengerin Ade Gwe! Cuma karena Gwe mikir. Lo sayang sama Gwe! Lo cinta sama Gwe! Tapi ternyata. Cihh! Dasar Jalang!" Alex mendecih sebelum dengan kasar cowok itu kembali menghempaskan rambut Aditsya yang semula berada dalam jambakannya, ke arah depan.

"Jawab Sya! Bantah semua omongan Gwe! Bilang kalo Lo bukan cewek yang Gwe lihat! Jawab Sya! Bilang kalo semua itu gak kaya yang Gwe pikirin! Jawab Sya!! Jawab Jalang!!"

Brakk..

Dengan kekuatan penuh Aditsya menarik kaki Alex dari bawah, tepat saat cowok itu sedang lengah, membuat Alex yang sedang dalam keadaan tidak siap jatuh dengan kepala belakang yang membentur lantai gedung aula, tempat mereka berada.

Aditsya berdiri, menyibak rambutnya kebelakang telinga sebelum menginjak dada Alex penuh amarah. Menginjak, menendang, Aditsya bahkan memukul wajah tampan Alex yang selalu dia usap lembut itu, dengan keras, perduli setan pada tangan-nya yang mungkin akan memar nanti.

Lagi, Aditsya dengan membabi buta memukul kedua pipi Alex dengan kencang. Mencipta luka yang tak seberapa sakitnya dari luka yang Alex rasakan di hati cowok itu saat seseorang yang dia puja selama dua tahun. Justru hanya mempermainkannya. Selayaknya boneka. Iya boneka, Boneka bodoh yang tuli!

"Iya! Gwe jalang... iya! Gwe murahan... iya! Gwe mainin Lo selama dua tahun... Iya! Kenapa? Kenapa? Lo mau marah?! Lo mau ngebales Gwe?! Lo mau apa hah?!" Aditsya mendecih, sebelum kembali melayangkan tendangan tepat pada lengan atas Alex.

"Ahhh Gwe lupa! Alexander Jhon, Caroline Jhon! Kalian kakak-adik kan? Ouhh apa Adik Lo yang Lo sayang itu bilang kalo dia pernah masuk ke Markas Bagas terus dengan lancangnya ngegoda Bagas hah?! Bahkan ngelakuin sesuatu yang gak pernah Lo tau?! Dia pernah Bilang?!" dengan keras Aditsya menginjak tangan Alex yang masih menggenggam Handphone milik cowok itu. Membuat Handphone terlepas dan terhempas sedikit jauh.

Aditsya mendekat, sebelum dengan kencang duduk tepat diatas perut Alex. Kembali, Aditsya melayangkan pukulan pada kedua rahang kokoh milik Alex, mencipta lebam yang semakin terlihat karena di pukul berulang.
Alex tak lemah, cowok itu sebenarnya mampu melawan, hanya saja Luka dihati-nya membuat cowok itu tak berdaya. Kalah pada Aditsya yang bahkan sebelumnya sempat dia jambak dengan kencang.

"Lo salah karena udah tau semua ini!! Karena apa?! Karena Gwe gak bakal biarin Lo ngehancurin Gwe!" Aditsya sedikit beranjak dari duduk-nya, tapi tidak menyingkir dari atas tubuh Alex. Menekuk kaki kanan yang dengan cepat Aditsya tekan-kan pada dada Alex. Mencipta sesak yang disusul dengan dua kali pukulan pada pipi mulus seorang Alexander Jhon.

Aditsya berdiri, mengambil Handphone Alex yang sedikit jauh dari tempat pemilik yang sedang terkapar dengan sedikit terbatuk-batuk karena pukulan yang Aditsya berikan tadi.

Membuka dengan tak sabaran, mengeluarkan dengan cepat memory card sebelum mematahkannya menjadi dua yang dengan santai Aditsya lemparkan tepat pada wajah Alex yang masih terkapar di lantai. Lagi, Aditsya kembali mematahkan jadi dua semua yang bisa dia patahkan dari Handphone milik Alex itu. Melempar batrai pun sebelum menginjak Handphone itu dengan kasar sebagai akhirnya.

Kembali pada Alex. Aditsya mengulas senyum saat masih mendapati Alex yang terkapar dengan banyak luka lebam dan baju yang penuh dengan tapak jejak kaki-nya. Aditsya mendecih, sebelum berjongkok tepat didepan wajah Alex yang sudah hampir di penuhi luka lebam, dan bercak darah.

"Kalo aja, Lo gak tau semuanya sekarang. Gwe bakal lepasin Lo dengan baik. Dengan wanita baik yang Gwe pilihin buat Lo! Sayang, mungkin Tuhan gak ngijin-in Lo punya cewek baik sebagai pengganti Gwe yang jahat ini. Dan Gwe baru sadar sekarang. Kalo Gwe benci sama Lo. Alexander Jhon!"

Bughh...

Tendangan yang Aditsya berikan tepat pada lengan atas Alex sebagai hal terakhir sebelum Aditsya pergi meninggalkan cowok bermarga Jhon itu dengan keadaan yang memprihatinkan.
Tersenyum, seolah semua yang Aditsya lakukan adalah hal yang lucu Alex justru tertawa yang mungkin terdengar lirih, dengan batuk yang sialnya semakin memperlihatkan betapa memperhatinkan dirinya sekarang.

"Hhahah Gwe inget. Caroline pernah bilang, Aditsya pacarnya Mafia hahah, uhuk"

Aditsya berjalan, dengan rambut-nya yang sedikit kusut juga luka yang terdapat dibawah bibir ranum-nya tanpa perduli. Memasuki kelas dengan santai, Aditsya menghentikan langkah saat melihat Rani yang masih duduk rapih ditempat duduk mereka.

Kedua sudut bibir Aditsya terangkat, menatap sahabat baik yang dirinya yakini telah menunggu sejak tadi. Ahh Aditsya lupa kalau dia harus berbicara dengan Rani. Salahkan Alex, mainannya yang sialan itu sudah mengulur waktu-nya cukup lama.

Berjalan pelan agar tak menimbulkan drap langkah, Aditsya mengulas senyum sebelum dengan kencang menggebrak meja pertama yang berada di dekat pintu masuk. Membuat Rani yang semula tertunduk, mendongakkan kepala-nya cepat.

____________

Ada yang udah nebak Adisya bakal berantem sama Alex?

Atau...

Kira-kira Aditsya bakal ngapain Rani ya?

Yuk Next Chapter!

Jangan lupa vote please🙏

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang