*-*
Rani terjekit, kaget atas apa yang Aditsya lakukan. Datang tanpa drap langkah yang bisa dia dengar, menggebrak meja dengan keras yang membuat-nya terkena serangan jantung mendadak, dan penampilan Aditsya yang....Berantakan?
Rani meringis sendiri saat melihat keadaan sudut bibir Aditsya yang berdarah, seperti di gigit? Dengan lebam yang menghiasi sudut jidad sahabat-nya itu.
Tsya... Kenapa??
Rani, hanya mampu menunduk. Tak mampu hanya untuk mengungkapkan keingintahuan-nya atas apa yang terjadi hingga membuat penampilan sahabat-nya itu menjadi berantakan, saat kedua mata lentik nan indah milik Aditsya menghunus penuh tanya kearah-nya yang sempat bersitatap dengan cewek itu.
Mendekat. Aditsya bahkan dapat melihat dengan jelas bahu Rani yang bergetar dan Aditsya yakin kalau sahabat-nya itu tengah gugup karena dirinya. Semakin Mendekat hingga dirinya tepat berdiri didepan Rani yang semakin menunduk takut, Aditsya menggeleng pelan dengan seulas senyum singkat, sebelum dengan cepat dia mengganti ekspresinya menjadi datar. Mengambil tas-nya, dan berbalik pergi. Membuat Rani yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepala-nya cepat. Menoleh pada Aditsya yang tepat berhenti didepan pintu kelas.
"Lo mau jadi penunggu kelas?" Aditsya memutar tubuh-nya. Berdiri dengan angkuh membuat Rani tertunduk kikuk sambil menggeleng kaku atas pertanyaan yang sahabat-nya itu lontarkan.
"Bangun. Ayok pulang! Gwe anterin!" Aditsya tersenyum. Cukup untuk hari ini dia mempermainkan sahabat baiknya itu, dia juga mulai lelah berpura-pura.
"Umm ta- tapi..."
"Udah buruan. Sebelum Lo dimakan hantu sini... Ihh seremm, muka-nya darah semua!" Aditsya dengan cepat berlari keluar, meninggalkan Rani yang mulai berfantasi ngeri membayangkan apa yang Aditsya ucapkan barusan. Sebelum dengan cepat dia beranjak dan berlari keluar.
Happ...
Aaaakhhh....
Hmmmph....
"Hustt brisik Rani. Ini Gwe Aditsya aelah" Rani membuka mata-nya yang sempat terpejam bersamaan dengan lepasnya tangan Aditsya dari mulut-nya.
"Yuk pulang!!" Aditsya berkata antusias diiringi dengan rangkuhan cewek itu pada bahu Rani untuk berjalan bersisian menuju mobil yang sudah terparkir rapih diparkiran sekolah Harbang yang sudah sepi.
Rani, diam. Dia bingung dengan semua sikap Aditsya. Harusnya... Sahabat baik-nya itu marah pada-nya bukan? Aitss, bukan-nya Rani ingin Aditsya marah pada-nya. Hanya saja aneh sekali melihat sikap Aditsya saat ini dengan sikap cewek itu tadi pagi yang lebih menujukan kalau dia marah, kesal dan cemburu tapi kenapa semua ini berbeda sekarang? Aditsya lebih terlihat ceria dan...
Bahagia?
Atau....
Rani menghentikan langkah-nya yang tergolong mendadak memaksa Aditsya untuk ikut terhenti juga.
"Kenapa?"
"Kamu mau bawa Aku kemana?" Rani memasang wajah curiga, Yang dibalas dengan kernyitan pada jidad Aditsya, sebelum berganti dengan tawa yang menggelegar dari Aditsya, saat cewek itu mengerti mengapa Rani bertanya demikian.
"Hah... Lo kira Gwe mau ngajak Lo kemana hmm? Hutan? Jurang? Atau gedung kosong yang banyak hantunya? Ahh Gwe tau! Lo pasti mikir Gwe mau ngapa-ngapain Lo kan? Misalnya bawa Lo ke hutan terus ninggalin Lo disana sendiri dan biarin Lo dimakan macan gitu? Ahh atau... Atau! Lo pikir Gwe mau bawa Lo ke gudang terus Lo, Gwe bunuh?" Aditsya memasang wajah dingin. Menatap Rani yang meringkuk takut di hadapannya dengan sorot jenaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriends??? [REVISI]
Romance[REVISI - 9 Mei 2022/? 🔞🔞🔞 Tangan kokoh dan panas itu perlahan naik. Menyentuh setiap jengkal tubuh Tsya dengan lihai dan handal. Membuat sang pemilik tubuh dibawahnya mendesah penuh nikmat terus meminta lebih. "Ahh... Bagas" Tsya tak kuasa menah...