Part5

16.5K 135 5
                                    

Renn membawa Aditsya kedalam pelukanya, seakan tak mau kehilangan Aditsya. Aditsya tersenyum di dalam pelukan Renn sambil membalas pelukan cowok itu.

"Makasih Sya, Kamu selalu ada buat Aku, jangan pernah ninggalin Aku Sya"

"Sama- sama Renn" ucap Aditsya dengan mengusap punggung Renn lembut.

Namun seketika Senyum Aditsya memudar kala matanya tak sengaja bertemu dan bersitatap dengan seseorang yang dia kenal, dengan pandangan yang sulit di artikan dari seseorang itu.

Aditsya melepaskan pelukanya, dan mengajak Renn untuk segera meninggalkan taman itu.
Entahlah untuk nanti, yang terpenting sekarang dia dan Renn harus pergi dari taman itu, Aditsya tak mau membuat hubunganya dengan Renn mau pun dengan seseorang tadi rusak, biar dia menyelamatkan hubunganya dulu dengan Renn.

________________

"Sya kita mau kemana lagi?" tanya Renn masih dengan pandangan yang lurus ke depan dan tangan yang sibuk mengatur kecepatan motor sport-nya.

"Kita pulang aja Renn, Aku cape" ucap Aditsya dengan nada lesu yang di buat-buat.

"Loh kenapa? Inikan masih siang Sya" Tanya Renn.

"Gak papa Renn kita pulang aja yah, Aku cape banget" ucap Aditsya dengan mempererat pelukan di pinggang Renn.

"Oke" jawab Renn dan mulai menambah kecepatan laju Motornya.

__________

"Kamu mau Aku temenin di rumah gak Sya?" tanya Renn saat dia dan Aditsya sudah sampai di depan rumah Aditsya.

"Gak usah Renn Aku mau tidur, dan sendirian di rumah Kamu pulang aja ya?"

"Kamu gak benci sama Aku gara-gara masalah yang Aku hadapi kan Sya?" tanya Renn ragu dengan sikap Aditsya yang seakan berubah saat setelah mendengar masalahnya tadi.

"Enggak Renn, Aku cuma cape, dan Aku gak tau kenapa, mungkin karena udah jadwalnya Aku PMS, jadi kek gini deh, maaf ya" ucap Aditsya berusaha meyakinkan Renn.

"Yah udah Aku pulang dulu, Kamu hati-hati di rumah, dan istirahat Sya kalo ada apa-apa jangan sungkan kabari Aku." ucap Renn mengelus pipi dan mencium Bibir Aditsya singkat.

"Aku pergi dulu" lanjut Renn sambil memasang kembali helm, Aditsya hanya mengangguk dan tersenyum.

Renn melaju meninggalkan Aditsya yang masih diam mematung di tempatnya tadi berdiri. Bingung. apa yang harus dia lakukan untuk saat ini?
Aditsya masih menatap jalanan yang kosong setelah Renn pergi tadi, dan dengan segera Aditsya memasuki rumahnya yang bisa di bilang mension itu ketika sebuah ide muncul dalam kepalanya.

____________

Aditsya memencet bel apartemen di depannya, dengan tulisan nama sang pemilik apartemen yang tertera di atas pintu tersebut. Devano Makime . yah, Aditsya sedang berada di depan pintu apartemen Devano seorang pria yang melihatnya dengan Renn tadi di taman dengan tatapan yang sulit di artikan, bukan tanpa sebab Aditsya mendatangi apartemen cowok itu, melainkan untuk membuat cowok itu tak salah faham terhadap apa yang cowok itu liat.
Aditsya pun kini sudah rapih dengan baju yang sempat dia ganti tadi setelah masuk mensionnya.

Pintu apartemen Devano terbuka menampilkan cowok itu dengan pakaian yang santai. Kaos rumahan dan celana yang sebatas dengkul. Aditsya sempat terpana saat melihat pesona Devano yang memiliki tubuh atletis dengan roti sobek yang nampak jelas terlihat dari kaos warna kuning yang cowok itu pakai tak lupa dengan rambut yang basah sehingga membuat Aditsya terdiam di tempat dan seketika tersadar dan berdehem untuk menetralkan pandangannya.

"Hai Sayang " sapa Aditsya yang hendak mencium pipi Devano namun dengan cepat Devano memalingkan wajahnya.

Aditsya tertegun baru kali ini dia di lakukan seperti itu, ya walaupun Aditsya tau dia yang salah kali ini, tapi tidak semestinya dia di perlakukan seperti ini.

"Hei Kamu kenapa sih? Kok menghindar gitu? Kamu gak rindu sama Aku?" tanya Aditsya pada Devano.

"Kamu tanya Aku kenapa? Aku tau Kamu pelukan sama cowok lain Sya, dan Aku liat dengan mata kepala Aku sendiri kalo itu Kamu, dan Aku gak mungkin salah liat!" suara tegas nan serak yang menjadi ciri khas seorang Devano memecah sepi di depan Apartemennya.

Sial. Devano melihatnya dan benar benar melihatnya bersama Renn tadi.

"Heii terus Kamu percaya aja? Tanpa tau siapa cowok itu? Kamu gak tanya dulu sama Aku siapa cowok itu? Hehh Kamu emang keterlaluan yah Dev" ucap Aditsya dengan seringai licik yang berpura-pura marah dengan melipat tangan di dada dan mengalihkan pandanganya dari Devano.

Devano mencelos seharusnya dia yang marah, tapi kenapa Aditsya yang kesal? Perlahan Devano menggenggam tangan Aditsya dan menarik dagu wanita itu agar menghadapnya.

"Heii Aku gak marah, Aku cuma cemburu Sya. Oke sekarang kita masuk dulu gak enak kalo ada yang lewat" ucap Devano dengan tangan yang membawa Aditsya masuk ke dalam Apartemenya, sedangkan Aditsya masih mempertahankan ekspresi kesalnya.

"Duduk dulu, Kamu mau minum apa?" tanya Devano dan pintanya.

"Jus mangga" ucap Aditsya dan mendudukan dirinya di sofa ruang tamu Apartemen milik Devano.

Devano berlalu untuk menuangkan jus mangga ke dalam gelas dan membawanya kembali untuk Aditsya.

"Nihh minum dulu" serah jus mangga dari Devano untuk Aditsya yang di terima oleh Aditsya, Devano duduk di samping Aditsya.

Aditsya menenggak sedikit jus mangganya dan meletakan gelas ke atas meja. Aditsya melirik Devano sekilas lalu pandanganya kembali ke depan dengan tangan yang kembali di lipat ke dada, Aditsya menyandarkan badanya ke bahu Sofa.
Devano menghembuskan nafas lelah, dan perlahan tanganya bergerak untuk mengangkat tubuh Aditsya agar berada di pangkuannya, Aditsya hanya diam dengan ekspresi yang masih dia pertahankan, dan menyampingkan badanya saat berada di pangkuan Devano.

"Sya?"

"Hemm"

"Maaf"

"Buat apa?"

"Maaf udah cemburu tanpa alasan yang jelas sama Kamu, Aku gak tau Sya, Aku cemburu saat liat Kamu sama cowok lain"

"Kamu tau gak sihh dia itu siapa? Dia itu sepupu jauh Aku, yang datang sengaja jauh-jauh buat ketemu sama Aku, jadi wajar dong kalo Aku pelukan sama dia dan wajar juga kalo ekspresi Aku bahagia karna Aku sama dia udah lama gak ketemu" jelas Aditsya masih dengan eskpresi kesal yang dia pertahankan.

"Ya udah Aku minta maaf karna udah salah faham sama Kamu, maaf udah marah dan cemburu gak jelas sama Kamu. Udah dong Sya ngambeknya ihh, jelek tau marah kek gitu, udah yah ngambek nya" rayu Devano dengan mencium pipi Aditsya berulang.

"Yahh abis Kamu, gak jelas! Aku jauh jauh dateng dari rumah sendirian ke sini, malah di gituin malah di hindarin lagi, siapa yang gak kesel coba?" geram Aditsya.
Devano membalik badan Aditsya hingga membuat cewek yang ada di pangkuannya itu menghadap ke arahnya.

"Ouhh jadi Sya sya-nya Aku marah karena itu? Marah karena di hindarin? Mau lebih gak?" goda Devano.

Dengan cepatt Aditsya memukul mukul pelan dada bidang milik Devano.

"Ihh Devanoo" kesal Aditsya dengan tak menghentikan pukulannya.
Dengan sekali tarikan Devano membuat tubuh Aditsya menempel kepadanyanya, dan tak sungkan Devano mencium bibir Aditsya rakus yang di balas dengan tak kalah rakus dari Aditsya.

"Dasar ogeb mau aja di boongin. Untung Lo percaya yah Dev, kalo engga runyem urusannya pasti" Aditsya membatin.

Boyfriends???   [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang