Saat Julian membuka kotaknya, barulah rasa penasaran Jihan menguap begitu saja. Uno. Ternyata Julian akan mengajaknya untuk bermain uno.
"Kita mau main ini?" tanya Jihan dengan tatapan berbinar.
"Iya. Biar kamu nggak ngeselin kalo lagi gabut," gerutu Julian. Yang bukannya marah, Jihan malah cengengesan saat mendengar gerutuan cowok itu.
"Gimana kalo yang kalah alias pelaku yang ngerubuhin uno ini ntar dicoret pake lipstik," usul Jihan langsung membuat Julian menoleh dan menatap tak percaya pada gadis itu.
"Heh! Masa gitu sih hukumannya?"
"Yaudah kalo yang kalah di-make up-in aja gimana?"
"Astagfirullah. Nih anak meresahkan banget. Yaudah-yaudah coret lipstik aja." Keputusan Julian itu membuat Jihan bersorak girang, bahkan saat gadis itu mengambil lipstiknya di meja rias, gadis itu sedikit berlari untuk mengambilnya.
"Yuk main," ajak Jihan setelah gadis itu kembali duduk dihadapan Julian. Ia menarik salah satu batang permainan itu yang berada ditumpukan ke-10-bagian tengah-dari bawah dengan hati-hati lalu menaruhnya keatas dengan hati-hati pula. Berhasil, tanpa roboh. Jihan bersorak girang.
Kini giliran Julian, cowok itu lebih memilih menarik satu batang permainan itu yang berada ditumpukan ke-7-bagian kanan-dari bawah dengan hati-hati lalu menaruhnya keatas pula dengan hati-hati pula. Julian berhasil juga melakukannya.
Permainan mereka terus berlanjut hingga uno itu semakin rawan untuk roboh membuat Julian kali ini mendapat giliran lagi untuk berhati-hati dalam mengambil dan meletakkan batang uno tersebut.
Saat Julian ingin mengambil batang uno, tapi dengan sengaja Jihan menyenggol sikunya yang membuat seluruh susunan uno itu roboh porak-poranda. Julian menghela nafas pasrah dan menatap gadis itu dengan datar sedangkan Jihan, gadis itu malah tertawa terpingkal-pingkal. Karena artinya ia dapat mengerjai Julian dengan mencoret-coret wajah cowok itu dengan lipstik miliknya. Ah senangnya.
"Hahaha kalah," ledek Jihan.
"Aku kalah gara-gara kamu curang ya. Kamu yang nyenggol tadi."
"Dih, itu namanya strategi."
"Mana ada strategi dengan menjatuhkan lawan gitu."
"Ada lah. Aku," ucap Jihan bangga dengan menunjuk dirinya sendiri, hal itu membuat Julian menatap gadis itu tak percaya.
"Yayaya sak karepmu wae lah." (yayaya terserahmu aja lah)
"Sini-sini wajahmu." Julian mendekatkan wajahnya dengan pasrah. Bahkan saking pasrahnya, ia sudah memasang wajah masam dengan mata terpejam.
Tentu saja Jihan kegirangan. Ia segera membuka penutup lipstiknya, lalu mengoleskannya. Bukan, gadis itu tidak hanya mengoles. Tapi malah menggambar. Ia menggambar kumis kucing disetiap pipi suaminya itu. Jihan juga membuat lingkaran pada pucuk hidung Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian Untuk Jihan [COMPLETED]
Teen FictionRank #8 julio [2 September 2020] Rank #6 julio [11 September 2020] Rank #5 julio [14 September 2020] Rank #10 takdianggap [19 Oktober 2020] Rank #9 takdianggap [2 November 2020] Rank #4 julio [22 November 2020] Rank #7 takdianggap [1 Januari 2021] R...