52. Lab Komputer

783 49 18
                                    

Di hari Senin yang sangat terik seperti ini, sekolah Jihan malah mengadakan senam pagi yang dilanjutkan classmeet yang diisi berbagai lomba antar kelas. Katanya ini termasuk refreshing setelah melakukan ujian sekolah untuk kelas XII dan ujian kenaikan kelas untuk kelas X serta XI.

Saat senam pagi, banyak sekali siswi yang berbaris di bagian belakang malah asik lesehan dibawah pohon membentuk lingkaran dengan teman dan membuka sebuah obrolan. Ghibah. Tak jauh beda juga yang dilakukan siswa, hanya bedanya mereka lesehan berderet memperhatikan pantat-pantat siswi perempuan yang sedang senam di barisan depan. Mesum memang.

Jihan yang baris dibagian tengah, ia malah berjongkok. Meneduh dibayangan Pricilla yang berdiri disampingnya-sedang semangat senam, katanya sih pingin lebih langsing lagi-sambil menopang dagu. Untuk Julio, cowok itu sepertinya sudah ikut murid cowok lain yang duduk lesehan.

"Ayo, senam. Nanti kalo ketauan wakasek kesiswaan, lo bakal diomelin lho," ajak Pricilla yang ditambah menakut-nakuti.

Jihan mengedikkan bahunya malas. "Mager ah. Gue lagi pingin ngadem di lab komputer, lumayan ada wifinya."

"Bener juga sih. Enak gitu kalo habis panas-panasan gini kesana." Pricilla akhirnya ikut berjongkok juga disamping Jihan yang malah membuatnya berdecak kesal. Pasalnya sekarang ia jadi kepanasan. Akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat kedua tangannya menutupi dahi, bermaksud memayungi wajahnya.

"Lo ngapain ikutan jongkok sih?!"

"Capek," jawab singkat Pricilla.

Jihan mendengus. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar, masih dengan posisi tangan yang memayungi wajahnya. Ia tersenyum tipis saat netranya mendapati Julian yang tengah duduk lesehan sambil bersandar dibawah pohon dengan earphone yang tersumpal dikedua telinga. Bahkan cowok itu juga menutup kedua matanya seolah tengah menikmati lagu miliknya ditengah ramainya lagu senam yang sangat keras.

Serasa diperhatikan, Julian membuka matanya dan melepas sebelah earphone-nya. Ia segera mengedarkan pandangannya. Terlihat istrinya yang sedang menatapnya. Ia langsung tersenyum hangat pada istrinya itu. Tapi tak lama dari itu Jihan langsung memalingkan wajahnya saat bersitatap dengannya. Ketauan ngeliatin.

Julian terkekeh. Gemes banget sama Jihan.

***

Musik senam telah berhenti, semua siswa sudah mulai membubarkan diri dari lapangan. Anak-anak OSIS juga sudah mulai menyiapkan untuk lomba-lomba kelas selanjutnya.

Sedangkan Jihan dan Pricilla, dua gadis itu malah langsung beranjak ke ruang lab komputer. Ngadem sambil wifi-an atau kalau nggak ya sambil nonton film di komputer yang ada disana. Nikmat tuhan.

Jihan dan Pricilla memilih komputer masing-masing, masih bersebelahan. Pricilla yang memakai headphone, memilih untuk menonton boyband dengan musik yang beat. Jihan yang melirik tentu saja tak dapat mendengarnya tapi ia tau, terlihat dari gerakannya yang jingkrang-jingkrang dan tata lampu yang menyorot cepat.

Sementara dirinya sendiri lebih memilih menonton film horor. Sejak awal pemutaran, gadis itu sudah menutup wajahnya dengan telapak tangan dan melihatnya hanya lewat sela-sela jari. Sudah tau penakut, masih saja nekat menonton. Seperti mencari penyakit. Biasanya setelah menonton film horor, ia akan takut kemana-mana. Apalagi ke kamar mandi.

"HUE ASTAGFIRULLAH!" teriak Jihan kaget saat hantunya tiba-tiba muncul dengan mengejutkan dan hal itu membuat murid-murid yang kebetulan juga berada disana menoleh menatapnya dengan tatapan terganggu. Ia langsung tersenyum canggung sambil menganggukkan kepalanya sekali. Meminta maaf. Malu sekali.

Julian Untuk Jihan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang