Nggak tau ini feelnya bakal dapet atau nggak. Semoga aja nggak garing.
Happy reading
***
Hari Minggu siang, Julian dan Jihan memutuskan untuk pulang ke rumah karena besok mereka juga masih harus berangkat ke sekolah, ya walaupun isinya cuma nongkrong-nongkrong jamkos karena sudah tidak adanya pelajaran. Mereka kan sudah melaksanakan ujian sekolah.
Julian dan Jihan sekarang berada di dalam mobil dengan keadaan hening, hanya ada suara radio yang mendominasi disana.
Julian fokus pada jalanan dan sesekali melirik kearah Jihan yang asik bermain ponsel. Ntah apa yang dilakukan gadis itu.
"Ck," decak Jihan yang membuat Julian menoleh dengan tatapan bingung.
Seolah paham, Jihan langsung menjelaskan. "3 hari lagi ada promnight."
"Masa sih? Tau darimana kamu?"
"Ini dari grup kelas." Jihan menjulurkan tangannya, memperlihatkan roomchat grup kelasnya. Julian tentu saja hanya melirik sekilas karena keadaannya yang tengah menyetir. Bisa bahaya jika ia malah fokus membaca chat di ponsel.
Julian mengangguk-anggukan kepalanya.
"Terus gimana?" tanya Jihan.
"Gimana apanya?"
"Ya gimana buat baju kita, gitu maksudku Julian," desis gadis itu.
Julian membulatkan bibirnya pertanda paham maksud dari gadisnya. Gadisnya? Tentu saja, bukankah mereka juga sudah saling mengungkapkan rasa. Ya walaupun ia masih dalam tahap sayang, tapi ia dapat pastikan bahwa sebentar lagi rasa cinta untuk Jihan akan hadir.
"Emang dresscode-nya apa?" tanyanya dan sekarang juga memberikan perhatian penuhnya pada Jihan karena mobil sedang berhenti di lampu merah.
"Formal."
"Yaudah."
Jihan mengerjapkan matanya. Hanya segitu respon Julian? Hanya yaudah?
"Yaudah? Gitu doang?!" Jihan menatap kesal pada Julian akan respon cowok itu yang terkesan singkat dan meremehkan. Ya bukan terkesan singkat, tapi emang singkat.
"Ya terus aku harus gimana?" Julian kembali melajukan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi hijau. "Lagian kalo baju formal aku gampang. Tinggal nyesuain kamu aja."
"Nah itu maksudku. Baju buat aku gimana?"
"Ya nggak gimana-gimana lah. Kalo kamu udah punya bajunya ya tinggal pake, kalo belum ya tinggal beli. Gitu kok susah."
"Aku belum punya." Jihan menggenggam lengan Julian, menggoyangkannya dan memberikan tatapan menggemaskan untuk cowok itu. "Beli yuk?" pintanya.
Julian beberapa kali beristigfar karena tingkah Jihan yang lucu seperti ini. Rasanya Julian ingin sekali mengarungi gadis itu dan tidak akan mengijinkannya kemana-mana.
Pletakk
Julian menyentil kening Jihan yang membuat sang empunya melepas genggamannya dan mengelus-elus keningnya.
"Kok malah disentil sih?!" Jihan masih mengelus-elus keningnya yang nyeri. Pasalnya cowok itu menyentil tepat di 'calon' jerawat miliknya.
"Nggak usah masang muka gemesin gitu__"
"Emang kenapa? Kamu jadi gemes ma aku ya?" potong Jihan cepat.
"Iya." Tentu saja jawaban dari Julian itu membuat Jihan mengatupkan bibirnya. Ia terdiam atas kejujuran Julian itu. Bahkan kata-kata yang sudah ia rangkai untuk mengajak suaminya belanja sudah hilang ntah kemana.
![](https://img.wattpad.com/cover/237973157-288-k129630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian Untuk Jihan [COMPLETED]
Teen FictionRank #8 julio [2 September 2020] Rank #6 julio [11 September 2020] Rank #5 julio [14 September 2020] Rank #10 takdianggap [19 Oktober 2020] Rank #9 takdianggap [2 November 2020] Rank #4 julio [22 November 2020] Rank #7 takdianggap [1 Januari 2021] R...