Jihan keluar dari kamar pas, kedua teman yang menunggunya menatap tanpa berkedip. Ia benar-benar berubah, rambutnya di model keriting bawah dengan poni yang masih tetap menutupi dahinya, matanya sudah tak tertutupi lagi dengan kacamata, bibirnya yang biasanya sedikit pucat sekarang menjadi sedikit kemerah-merahan.
Saat ini Jihan menggunakan hoodie pink dan rok jeans selutut. Ia juga menggunakan sepatu kets putih sebagai alas kakinya. Sangat manis.
"Kok ada bidadari disini, selendangnya ilang ya?" celetuk Julio yang mendapat toyoran keras pada kepalanya dari Pricilla.
"Tolol," komen Pricilla pada Julio. Sekarang gadis itu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju Jihan. Melihat temannya dari dekat.
"Gila, lo cantik banget, Han," pujinya sambil berdecak kagum. "Coba lo muter sekali, Han."
Jihan menurut. Ia berpura sekali sambil menyunggingkan senyumnya.
"Lo keren parah, Han. Cantik tanpa celah," puji gadis itu lagi.
"Makasih." Jihan tersenyum senang, sekarang ia sedikit lebih percaya diri dengan dirinya yang baru, lebih tepatnya penampilannya yang baru ini.
"Balik yuk, udah capek gue," ajak Julio yang memecah keheningan diantara mereka. Kedua gadis itu mengangguk dan berjalan keluar bersama meninggalkan Julio dibelakang dengan belanjaan mereka.
Julio berjalan menyusul dengan belanjaan dari kedua temannya itu di kedua tangannya. Ia menggeleng pelan, nasib jadi babu mereka, batinnya.
***
Mereka bertiga sudah berada di parkiran mall. Sesuai kesepakatan awal, Jihan akan pulang bersama dengan Julio menaiki motor sedangkan Pricilla, gadis itu akan menaiki mobilnya langsung menuju rumahnya.
Mereka menaiki kendaraan mereka masing-masing, lalu keluar dari kawasan mall. Mobil Pricilla mengikuti motor Julio dari belakang karena memang yang searah hanya saja rumah Pricilla sedikit lebih jauh dari komplek perumahan Jihan dan Julio.
Julio mengklakson motornya dan langsung berbelok masuk ke kawasan komplek rumahnya. Jihan menoleh kebelakang sebentar, memastikan mobil Pricilla masih mengikutinya atau tidak. Tidak ada, aman, begitu batinnya.
Julio sudah memberhentikan motornya tepat di depannya rumahnya. Jihan langsung turun dan masuk ke dalam rumah dengan menenteng belanjaannya dikedua tangannya.
Saat sampai di ruang tamu, Jihan bertemu dengan Julian yang menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca. Sepertinya cowok itu akan keluar, terlihat dari penampilannya yang rapi.
"Lo darimana?" tanya cowok itu singkat.
"Jalan-jalan sama belanja," jawab Jihan yang sama singkatnya.
"Kenapa nggak bilang? Kenapa nggak ijin?"
"Emang lo peduli?" Jihan malah balik bertanya saat seharusnya ia memberikan jawaban. "Nggak kan? Yaudah nggak usah tanya-tanya."
Setelah mengatakan itu, Jihan melanjutkan langkahnya menuju kamar meninggalkan Julian yang sepertinya mulai memendam amarah. Marah karena Jihan yang sudah mulai berani menentangnya.
Saat sampai di kamar, Jihan meletakkan semua belanjaannya diatas kasur lalu berjalan menuju cermin. Ia melihat pantulan dirinya disana. Nampak sangat beda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Julian Untuk Jihan [COMPLETED]
Підліткова літератураRank #8 julio [2 September 2020] Rank #6 julio [11 September 2020] Rank #5 julio [14 September 2020] Rank #10 takdianggap [19 Oktober 2020] Rank #9 takdianggap [2 November 2020] Rank #4 julio [22 November 2020] Rank #7 takdianggap [1 Januari 2021] R...