Ga ada mood gua dah akir akir ini, gatau knp:( mangap gabis up tiap hari ky wktu itu, tp gua usahain untugggggsss up ga lebih dari 3 hari 😎😎
"Bener kata Tania, aku gak pantes buat kam—
Rayyan memotong, ucapan Tiara dengan ciuman
Omongan Tiara terputus karna bibir Rayyan sudah menempel diatasnya, sudah mengambil alih kesadarah Tiara, gerakan reflek Rayyan sudah mematikan seluruh sarafnya.
Belum lagi lanjutan lumatan dan gerakan lidah Rayyan dalam mulutnya. Tiara gila sodara sodara.
Lumatan itu berlanjut makin dalam, Rayyan bahkan memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka. Tiara hampir kehabisan nafas, dengan keras Rayyan makin dalam menciumnya lalu dengan sekali tarikan pula ia memutus ciuman mereka.
Kening mereka menyatu, Rayyan memejamkan mata dengan nafas memburu. "Lebih dari apapun, kamu hal paling berarti di hidup aku Tiara." Ujar Rayyan dengan suara serak dan rendah.
"Hhhhhhhhhnnnnggggmmmmmppp!" Suara teriakan yang ditahan membuat mereka menoleh. Tiara membelalak matanya, ada Alisha disana berdiri di depan pintu kamar mandi terdiam dengan wajah memerah dan juga mulut yang dibekap oleh tangannya sandiri.
"Alisha?!" Saat dipanggil, pemilik nama itu malah limbung, terjatuh dengan cengiran wajah yang menajongkan. "Gue... gakuat." Lirihnya menutup kesadaran.
Ya.. Alisha pingsan.
Tiara menepok jidatnya, kegiatannya tadi terekam oleh makhluk paling heboh di muka bumi. Lalu ia menoleh kembali kearah Rayyan yang masih terus memperhatikan bibirnya yang 'basah'
"Mesum!" Jerit Tiara.
Rayyan menggeleng dengan telinga merah, malu juga ia kedapatan masih menginginkan bibir Tiara. "Kamu juga suka," Jawab Rayyan.
"Aku gak sadar!"
"Aku kelepasan,"
"Kelepasan apaan 5 menit?!"
"Tapi kamunya bales juga tadi,"
Tiara mengelak dengan wajah memerah. Iya sih... tadi enak... apalagi Rayyan itu pro :( Tiara nyaman dengan permainan Rayyan di bibirnya. "Kenapa muka kamu biasa aja?!" Kesal Tiara.
Rayyan menaikkan alisnya bingung. "Minta maaf! Kamu merawanin bibir aku!" Titah Tiara. Rayyan malah menyeringai, menatap Tiara dengan senyum kecil dan kekehan rendahnya.
Kemudian Rayyan berdiri, mengangkat kedua tangannya dan menyimpannya di samping telinga dengan keadaan terbuka, "Saya, Rayyan Yazid meminta maaf kepada ibu Tiara Arska Yazid, yang sudah saya perawani bibirnya, dikarnakan cara bicaranya terlalu lucu."
Tiara terbahak bahak, tidak bisa lagi menyembunyikan tawa dan senyumannya, ia tak menyangka Rayyan akan meminta maaf lewat cara seperti ini. "Saya berjanji, akan terus mengulangi kejadian tadi, karna bibir ibu Tiara, terlalu enak untuk dilewati."
Tiara menganga. "HEH?!" Kemudian Rayyan tertawa renyah, lalu mendekap kepalanya dengan gemas. "Dengerin aku."
"Kamu kaya gini, di hari pertama oma di rawat. Kamu hampir koma, aku panik setengah mati ara, aku gila liat kamu sana sini dipasang alat, pas kamu bangun oma di vonis kena stroke ringan, aku gak mungkin ngebebanin kamu ara.." Rayyan menjewel hidungnya dengan gemas. Namun mata nya tidak bisa berbohong, mata Rayyan menyirat rasa takut dan panik, gelisah dan putus asa.
"Sekarang oma udah mulai sembuh lagi, saraf saraf motoriknya dikit dikit bisa digunain lagi, kemarin oma jatoh, itu sebabnya."
Mata Tiara meneteskan air, ia mengelus kepala Rayyan beberapa kali. "Pasti berat ya? Sini sini peluk," padahal Tiara tidak membuat buat suaranya, namun kenapa di telinga Rayyan terdengar bagitu menggemaskan.
Bibirnya melengkung keatas, matanya berembun, Tiara merentangkan tangan agar Rayyan masuk kedalam dekapannya. ia mendekat lalu masuk kedalam pelukan. Menyandar dengan nyaman dalam dekapan Tiara, menghirup aroma Tiara yang menenangkannya.
"Aku sayang banget sama kamu Rayyan, kamu laki laki paling kuat yang pernah aku temuin. Aku gak suka di bohongin, 15 tahun aku hidup isinya cuman kamu, jangan jadiin aku cewek bego gak berguna yang gak tau apa apa tentang kamu."
Rayyan mengangguk mengerti. Tiara menangkup wajah Rayyan dan memposisikannya tepat di depan wajahnya. "Aku tau kamu sayang sama aku, aku tau kamu gak mau ngebebanin aku, tapi... untuk nyembunyiin masalah kamu dari aku, itu sama aja nyakitin aku."
"Paham?? Rayyan ganteng paham?" Rayyan tersenyum dan mengangguk, menatap Tiara dengan tatapan sulit diartikan, ia bersyukur tuhan mempertemukannya dengan Tiara, menjadikan Tiara poros penguatnya di kala kala seperti ini.
"Mulai besok terbuka, apapun itu, aku bukan tuhan yang ngerti rasa sakit kamu, aku bukan malaikat yang bisa denger tangisan hati kamu, aku cuman pacar kamu, yang pengen nguatin kamu, yang pengen jadi orang penting dan berguna di hidup kamu Rayyan..."
Rayyan mengangguk dengan mantap, berkali kali, hingga membuat rambunya ikut manggut manggut. "Aku janji." Tiara senang mendengarnya, mereka kembali berpelukan dengan erat dan hangat.
Rayyan mengecup pelipis Tiara, dengan lembut dan penuh kasih sayang. "I love u,"
"Bangsat! Gua pingsan aja gak ada hirau hiraunya! Malah lanjut mesra mesra anjing!" Alisha misuh misuh, setelah ia sadar pemandangan pertama yang ia lihat malah Rayyan dan Tiara yang saling berpelukan.
________________________________
...bersambung...
Rayyan Yazid
•
Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
AlvaroXixixixi
Gimana? Next gak??
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayyan | END
Novela JuvenilIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 12 mipa 5 Ini kisah tentang Rayyan dan Tiara, tentang bagaimana tuhan mempertemukan mereka, tentang seberarti apa seorang Tiara untuk Rayyan, juga tentang seberuntung apa Tiara memiliki Rayyan. "Dia gak...