serapuh itu??

589 93 1
                                    

Here we goo!!Happy reading ayangggieeeMalam minggu, jomblo kan? Mending baca rayyan :")) terus share ke temn temn kalian Ehehhehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Here we goo!!
Happy reading ayangggieee
Malam minggu, jomblo kan? Mending baca rayyan :")) terus share ke temn temn kalian
Ehehhehehehe

“Rayyan …..” mata Tiara berembun, suaranya bergetar.

Tangannya berada dipergelangan tangn Oma, memeriksa denyut nadinya yang ternyata sudah tidak terasa. “Ra—yyan …..” air mata Tiara lolos.

Rayyan mematung ditempatnya, menatap mata Tiara, Oma dan tangn Tiara yang berada dipergelangan tangan Oma, terus berputar seperti itu.

“Gak.” tepis Rayyan.

Langkahnya mendekat, duduk disebelah Oma dan ikut memeriksa keadaannya. “Oma … subuhan Oma.” panggil Rayyan, dengan lirih.

Tiara menangis dalam diam, menunduk sambil memeluk tangan Oma. “Rayyan....” panggil Tiara lagi.

“Ngga ra! Oma masih ngantuk aja." Jawab Rayyan dengan suara gemetar. “Oma …. Oma ayo bangun, kita subuhan bareng.” Tiara menutup wajahnya, terisak hebat disana.

“Oma ayo bangun,” Rayyan mulai menggoyyangkan tubuh kaku itu dengan keras, menepuk kedua pipinya. “Oma, ini Rayan Oma, ayo subuhan.”

Tiara bangkit, memeluk Rayyan erat, mengusap kepala laki laki yang Oma titipkan padanya tadi malam.

“Rayyan …...” panggil tiara lagi, meyadarkan Rayyan. “Oma—udah gak ada,” Rayyan menggeleng dengan kalut, terus menggeleng, rahangnya mengeras, mata tajamnya menyimpan embun air yang ditahan. “Oma gak papa ra, masih ngantuk aja.” Jawab Rayyan dengan kekeuh.

Rayyan terus mengguncang tubuh Oma, menepuk tangannya, mencium kedua pipi dan dan mengusap rambut putihnya dengan sayang. “Oma masih ngantuk? Oma gak papa kan? Rayyan tungguin kalau Oma masih ngantuk.”

Tiara memejamkan mata, tak kuat melihat Rayyan yang sampai sperti ini.

“Yan … “

“Ngga ra, kamu bohong!”

“Rayyan …. plisss”

“NGGA RA! OMA GAK PAPA RA!" Bentak Rayyan, Tiara memeluk Rayyan makin erat, menarik laki laki itu kepelukannya. “Oma udah disayang lebih dulu sama Allah, kamu harus ikhlas.."

Rayyan kaku, tubuhnya seperti mati fungsi dipeluk pun tidak bereaksi apa apa. Tiara terisak makin hebat, ia menangkup kedua pipi Rayyan. “Ikhlas yaa...” Ucapnya namun tidak yakin.

Rayyan tertawa, namun di detik itu juga air lolos dari kedua matanya. “Kenapa ra? Kenapa oma harus ninggalin aku?” tanyanya sambil tertawa.

“Aku udah jadi cucu yang baik ra, aku— aku gak pernah nyusahin Oma ra, aku belajar masak dan ngurus rumah supaya oma gak kesusahan ngurus aku. Gak ada alesan Oma harus ninggalin aku.”

“Kecuali aku kurang baik. Ya Ra?" Gumam Rayyan bertanya. Tiara menggeleng. "Ngga Rayyan, kamu udah jadi yang terbaik untuk Oma."

“Aku gak bisa jadi cucu yang baik Ra? Maknya Oma ninggalin aku?”

“Aku gak bisa jagain oma Ra... “ Makin deras Tiara menangis, Rayyan memang serapuh ini, Rayyan betulan serapuh ini.

“Ngga Rayyan … ngga. Bukan salah kamu, gak ada yang nyalahin kamu, ganteng,” Tiara harus menguatkan dirinya, ia harus kuat walau perih dihatinya tak jauh beda dengan Rayyan. Namun ia harus kuat untuk Rayyan.

Rayyan menunduk, terdiam dengan tatapn kosong, ia bangkit dari duduknya, melepas paksa pelukan Tiara dan menjauh darinya. “Yan ….” Rayyan makin mundur.

“Lagi lagi keluarga aku ninggalin aku, aku emng pembawa sial, mama mati karna aku, papa mati gara gara aku, oma sekarang juga ninggalin aku, aku gak mau kamu juga kaya mereka.” Ujarnya, dengan nada datar, tatapan kosong dan rahang yang mengetat dengan kuat.

Tiara mengejar Rayyan, kembali memeluknya dengan erat. “Ngga Rayyan, semua itu bukan salah kamu Rayyan, bukan. salah. kamu.” Tiara tak bisa lagi menggambarkan seberapa terlukanya ia melihat Rayyan yang seperti ini.

Tangan laki laki itu mengepal, kukunya bahkan menancap di punggung tangannya. “Rayyan kamu dengerin aku, ini bukan salah kamu Rayyan. Bukan. salah. kamu.” Tekan Tiara beberapa kali

BUGHH

RAyyan memukul kepalanya dengan kuat. “Pembawa sial!” gumam Rayyan berkali kali. Tiara membelalak matanya terkejut. Pelipis Rayyan langsung terluka karna pukulan dari dirinya sendiri.

“RAYYAN!!” jerit Tiara melihat laki laki itu mulai memukuli dirinya sendiri, dan menggumamkan kata kata yang sama sekali tidak msuk di akal. Trauma Rayyan kembali, kejadian 9 tahun lalu terulang kembali.

Tanpa takut kena imbas pukulan, Tiara mendekat, memeluk Rayyan lagi, kali ini benar benar erat, kedua tangan Rayyan bahkan itu Tiara peluk.

“Rayyan sadar Rayyan …. ini bukan salah kamu.” isak Tiara makin parah, rasanya tenaganya tidak akan bertahan lama, “Lepas Ara, aku gak mau kehilangan kamu. Aku gak mau."

Tubuhnya terdorong, Rayyan dengan sengaja mendorongnya. Kepalanya terbentur sudut lemari, “Shhhhhh,” Ringis Tiara menahan nyeri.

Tangannya mengalirkan darah dari kening. Ia terluka. Matanya bersitatap dengan Rayyan. Laki laki itu maju, melihat Tiara yang berdarah makin membuat wajahnya kalut.

“INI BUKAN SALAH KAMU!!” bentak Tiara, ia menekan bahu Rayyan agar terduduk di lantai. Menyekapnya dalam pelukan erat.

Sakit hati Tiara melihat Rayyan yang seperti ini. “K—kamu berdarah …. Ara kamu berdarah kar—na aku?" Tiara menggeleng kuat kuat.

“Bukan Rayyan ini bukan salah kamu, stop Rayyan. sadar!" Tiara buru buru menangkup kedua pipi itu, membawa netra Rayyan untuk berada dalam tatapannya. “Kamu liat aku, kamu liat aku!!” titah Tiara tak terbantah.

“Ini bukan salah kamu, ini bukan salah kamu.” tekannya. Bibirnya maju, mengecup kening Rayyan, turun mengecup kedua matanya dan terakhir di hidungnya.

“Mama papa meninggal lebih dulu juga bukan karna kamu.” Nafas Rayyan mulai teratur, tangannya sudah menarik pinggang Tiara untuk makin mendekat kearahnya.

Air mata tiara mengalir. “Oma ning—galin kita juga bukan salah kamu. Berhenti nyalahin diri kamu sendirir Rayyan. Kamu udah janji sama Oma tadi malam!" Air mata Rayyan ikut mengalir, menuruni pipi, matanya memerah, urat dilehernya keluar dengan bentuk yang sempurna.

Laki laki itu tersenyum, matanya memandang langit langit dengan kosong. “Aku udah jadi cucu yang baik Ra," Netra kosong itu berpindah menatap Tiara meminta pertolongan. Tatapan tak berdaya itu membuat Tiara makin gila.

"T—api kenApha Oma te—tep ninggalin kita?” lirihnya, bercampur tangis pedih.

________________________________

...bersambung...

Rayyan Yazid

Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
Alvaro

Xixixixi

Gimana? Next gak??

MINTA MAAF KALO FEELNYA GAK DAPET
HIDUPKU HUMOR SEMUA
JADI SUSAHH NULIS SEDIH😔😔😔
TAPI PAS NULIS AKU MEWEK.
GAK TAU DEH KALIAN YANG BACA GIMANA
TAPI MUDAH MUDAHAN SUKA YAA

KLIK BINTANG JANGAN LUPA
TERIMAKASIH DAN SAMPAI JUMPA :"))

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang