horse riding

789 102 3
                                        

Makasiiiiii xixixix double up yaaaaa .... hehehehhee tuntas janjinya. See you

Sudah berada di dalam mobil, sudah memakai sabuk pengaman dan bersiap untuk melajukan moblnya. Tiara malah meminta tunggu, kebelet buang air katanya.

Tiara berjalan dengan tenang menjauhi mobil, walau jantungnya bermaraton saat ini namun ia nekat untuk tetap pergi ujian. Ia ingin menghadiahi papahnya sebuah nilai sempurna sebelum ia resmi menjadi milik Rayyan.

"Aduh gue takut si ganteng marah." Tiara tremor duluan. Ia mengintip dari kaca toilet yang mengarah ke parkiran.

"Coba bikin persentase. Berapa persen Rayyan marah, kalo gue ketahuan?" Tiara terdiam sebentar, yang jelas kemungkinan terbesarnya adalah di diamkan Rayyan.

"Ahhh tapi gak papa, si ganteng urusannya gampang, tinggal kasih boba eyes kelar. Oke bismillah gak ketauan!" Semangatnya. Ia berlari kencang menuju lapangan atas, lapangan yang dekat area parkir khusus para guru.

Arena berkuda yang sangat luas sudah ada di depan mata, Sekitar 50 siswi berada disana juga saling mendorong karna takut ujian lebih dulu. Tiara datang dengan napas ngos ngosan. "Pak! Saya dulu pak! Saya aja yang duluan." Ujarnya.

Para siswi bersorak senang, akhirnya ada yang lebih dulu maju. "Ya sudah siap siap sana." Tiara mengangguk dengan senyum kecil.

Ia menuju lokernya, berganti pakaian dan memasang alat pengaman yang diperlukan saat berkuda. Sebenarnya ia takut juga, sudah lama ia tidak menunggangi kuda, apalagi kondisi kakinya yang baru pulih, makin membuat Tiara frustasi.

Namun berbekal tekad kuatnya, rasa takut itu berhasil lenyap seketika.

Sementara di dalam mobil, Rayyan masih diam, menunggu Tiara yang katanya buang air kecil. 5 menit rayyan masih sabar, 10 menit menunggu Rayyan mulai terdiam, 15 menit berlalu. Cowok itu berdecak kesal. Pasti Tiara berbohong.

Rayyan keluar dari mobil, membanting pintu itu dengan keras dan berlari kencang. Wajahnya masam, omongannya sama sekali tidak Tiara dengar.

Begitu tiba di lapangan atas. Benar saja Tiara sudah mengenakan pakaian dan beberapa alat pengaman untuk berkuda.

Napas Rayyan naik turun karna berlari, ia masuk ke arena berkuda, mendekati Tiara yang belum sadar akan kehadirannya.

Tanpa banyak bicara Rayyan ikut naik, mengambil alih tali kuda itu dengan satu tangan, dan tangan lainnya memeluk perut Tiara erat.

Semua orang menjerit, terutama para gadis yang lututnya langsung melemah melihat kelakuan Rayyan yang sekarang. “Rayyan?” panik Tiara.

“Rayyan! Apa apaan kamu!” amuk pak Ricky, pengang telinganya mendengar para gadis yanag saling menjerit.

Tanpa mengalihkan pandangan, Rayyan menjawab. “Kakinya baru sembuh,” jawab Rayyan masih dengan menatap Tiara tajam, yang di tatap sudah menenggak air liurnya susah payah.

“Ya apa hubungannya? Awas kamu turun! Dia mau ujian, anak jaman sekarang pacraan gak tau tempat gak lihat kead-

Rayyan menoleh menatap pak Ricky yang sedang asik misuh misuh. “Kalo kaki dia kenapa kenapa, bapak gantiin ya?” pak Ricky terhenyak.

Tiara menepok jidatnya, lelah dengan kelakuan Rayyan. “Yaampun ganteng! sumpah ini ujian dasar doang ganteng …. kaki aku udah gak papa, kamu gak usah  berrlebihan gitu ah, ngancem ngancem pak ricky segala.”

“Turun sana!" Tiara menyikut Rayyan.

“Gak."

Tiara mengusap wajahnya frustasi. “Ujian sama aku, atau pualng sekarang.” lagi lagi jeritan para gadis membuat pak Ricky mengusap telinganya. Ia menghela nafas, menatap melas Rayyan dan Tiara di atas kuda sana.

“Gak usah ngaco!”

“Pilih, mau ujian sama aku, atau kamu turun dari sini dan kita pulang sekarang.” Tiara menganga, Rayyan suka ada edan edannya memang. Namun tak menyangka akan seedan ini.

Tiara menautkan alisnya, menatap Rayyan kesal. “Kamu!” Rayyan tersenyum kecil.

Menarik tali kuda itu dan menyentak kakinya. Menunggangi kuda dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya dengan kuat memeluk Tiara, menjaga keadaannya dengan sangat aman dan nyaman.

Arena berkuda ini jadi seperti milik sendiri, lama lama Tiara terbawa suasana, melupakan tentang nilai ujiannya.

Gadis itu sudah asik menikmati angin sore.  Merentangkan kedua tangannya keudara, menikmati keadaan mereka dengan sinar senja yang menerpa, di tambah backsound jeritan jeritan keirian.

  Merentangkan kedua tangannya keudara, menikmati keadaan mereka dengan sinar senja yang menerpa, di tambah backsound jeritan jeritan keirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiara tertawa, menoleh kebelakang untuk menatap Rayyan makin dalam.

Cupp

______________________________________

...bersambung...

Naufarya Alphatana

Galeaqila Wdyatmaja

Thealisha Clark
Ayana Alicia
Tiara Arska Adijaya
Daniella jeslyn
Shafana Azalea Aditama
Layla almira
Vanny Adiputri
AdzlanRaflangkasa
Rayyan Yazid
Ralland Arphin Maldrick
Alvaro Orlando
Garalvin Wdyatmaja

Klik bintangnya! Jan pelit!
Hehe see u

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang