danau belakang

567 71 3
                                    

Kiws kiws

Di taman belakang sekolah sekarang, Rayyan terdiam memegangi kotak tissue yang isinya hampir habis.  Dihabiskan oleh Tiara yang sibuk meraung hebat sejak 45 menit yang lalu.

Berteriak dan memaki siapapun yang lewat di hadapannya. “Gue belajar mati matian, sakit pinggang tiap malem, apalan materi sampe lupa lagu suami!” Bentak Tiara entah untuk siapa.

“Seenaknya lo bilang data ujian gue ilang dan nyuruh gue ngulang?” Geram Tiara mencakar rumput sampai botak, menyisakan tanah tanah hitam yang terselip diantara kukunya.

“Tai!! Angkasa tai!!” Maki Tiara lagi. “Lo gak usah lewat depan muka gue!” Gertak Tiara saat ada kakak kelas yang melewatinya untuk latihan eskul. Rayyan mendongak meminta maaf pada kakak kelas itu.

Hari ini seperti hasi kesialan bagi Tiara yang berkumpul untuk menyerangnya, sejak pagi ketika ia mandi Tiara terpeleset dikamar mandi, saat ingin berangkat kakinya tersandung anak tangga, saat tiba di sekolah bajunya basah tersiram selang otomatis di gerbang depan,

Dan tadi, saat pengumumuman diagram data mengenai nilai evaluasi smester ini. Pihak guru menyatakan Tiara tidak lulu smester. karna data ujiannya tidak terekam jejak digital. Pihak IT bilang data itu menghilang.

Dan ini puncaknya ketika melapor kekepala sekolah, Tiara justru di suruh mengulangi ujian.

Tiara mengambil 3 lembar tissue terakhir di kotak yang Rayyan peggang, dijadikan sebagai tempat Tiara mengeluarkan ingusnya. Penghambat nafas yang harus segera di keluarkan.

“Nilai gue!!” Jerit Tiara. Terisak hebat. “Kenapa bisa sekolah international begini, punya server kaya tai ayam?” Kepala tiara menoleh, Menatap Rayyan tajam.

“kenapa?” Bentak Tiara lagi.

Rayyan mengusap wajahnya takut, Tiara benar benar tidak bisa di sentuh sejak tadi. Awal awal menangis pun di tawarkan pelukan, Rayyan malah kena maki.

“Rayyan ….. nilai gue Rayyan …..” Keluh Tiara, sesenggukan dengan suara yang makin lirih, habis tenaga kayaknya.

“Aku.” Koreksi Rayyan. Tiara menghela nafas, lelah ia dengan Rayyan, saat saat seperti ini saja masih mengingatkan penggunaan kata kata.

Ia mengusap air mata dengan tissue bekas ingusnya. Membuat lagi lagi jeritan terdengar. “Ahhh anjing!!” Rayyan mengusap telinganya, pengan juga lama lama.

Satu sekolah sudah mendengar Tiara menangis, dari ramai kerumunan penasaran sampai sepi lagi pun gadis itu masih belum bisa di tenangkan.

Rayyan saja menyerah, lebih baik terdiam memegangi kotak tissue dan mendengarkan semua makian Tiara, yang entah untuk siapa.

Mata Tiara sudah sayu, membengkak parah dengan ekor matanya yang memerah karna terlalu lama menangis. Suaranya pun melirih, menandakan kehabisan energy.

Saat saat seperti ini sebaiknya Rayyan segera bergegas. ia membasuh tangannya dengan air lalu mengusapkan tangan basahnya ke wajah Tiara, membersihkan sisa sisa ingus dan air mata gadis itu.

“Udah?” Tanya rayyan. Tiara mengangguk sambil mencebik. Ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Rayyan, dan melingkarkan kakinya di pinggang Rayyan.

“Udah, aku udah capek Rayyan.” Lapor Tiara.

Rayyan bangkit. menahan Tiara yang memeluknya macam koala “Udah ayo pulang, nanti aku omelin IT nya.” Tiara mengangguk setuju, mata lentiknya sudah memejam dengan tenang.

Tidak ada tiga detik, Tiara sudah tertidur dalam gendongannya. Masih terisak kecil dengan bibir yang melengkung ke atas. Rayyan mengetatkan rahangnya. Sialan Tiara. Tidur saja sangat menggemaskan.

Tiba di parkiran Rayyan langsung membuka pintu mobil, meletakan Tiara dengan sangat pelan. Rayyan menjewel pipinya pelan. “Si cantik, kalo tidur makin cantik.” Bisik Rayyan.

•●•

Sudah sore lagi, namun Tiara masih melanjutkan tangisannya, kali ini danau belakang rumah Rayyan jadi tempat pelampiasan. Padahal Rayyan mengajaknya kesini, untuk menyegarkan hati dan pikiran Tiara, mengajaknya piknik kecil kecilan..

Rayyan pun sebenarnya sudah menitah slah satu temannya di IT untuk mengulik kemana hilangnya data ujian Tiara, namun sepertinya dendam gadis itu masih membara dengan panas.

“Aku sakit hati Rayyan.”

“Sakit. Enak banget mereka nyuruh ngulangnya, tanpa mau tanggung jawab dulu. Itukan server buatan mereka, yang katanya IT kelas dunia tapi apa?? Masa data ujian aja bisa ilang?” Rayyan menghela nafas.

Iya sih dipikir pikir pasti sakit hati, apalagi Rayyan sendiri tahu bagaimana perjuangan Tiara seminggu sebelum evaluasi smester ini, janjinya ingin membawa pararel untuk orang tua membuat gadis itu belajar mati matian.

Rayyan bangkit, mengacak puncak kepala Tiara sekilas, lalu pergi entah kemana, menyisakan Tiara yang lagi lagi membengkakkan matanya dengan sengaja.

10 menit berlalu, Rayyan kembali muncul, menarik tangannya dengan perlahan. Mengajaknya menuju dermaga danau.

Lilin lilin kecil yang menyempil di antara bunga bunga di sepanjang danau membuat Tiara terpaku. Sangat cantik. belum lagi danau bening ini memantulkan bayangan senja yang perlahan makin turun ke bawah.

Balon renang berbentuk mobil muncul yang di dalamnya ada selimut dan juga camilan yang di dominasi coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balon renang berbentuk mobil muncul yang di dalamnya ada selimut dan juga camilan yang di dominasi coklat. Rayyan naik ke balon, tiduran disana, di atas balon renang yang mengapung di atas danau.

Tangannya merentang, meminta Tiara agar ikut masuk ke dalam balon. Tiara malah makin nangis, kakinya melangkah mendekat keujung dermaga, naik balon itu dan langsung memeluk Rayyan, Rayyan menyelimuti tubuh Tiara dengan rapat angin sore ini makin kencang takut tiara jatuh sakit.

Rayyan mengambil sesuatu di belakang tubuhnya, sebuah buket cokat yang sangat indah, beragam rasa dan bentuk, juga tertempel notes notes kecil disana. Tiara tertawa, ia menutup wajahnya malu, matanya menjelajah, menelisik isi notes tersebut.

“Jangan nangis terus” Di deretan coklat paling ujung di sebelah kiri. Tiara menyunggingkan senyum lebar, menggeser matanya ke sebelah kanan.

“Nanti cantiknya ilang lho,” Tawa Tiara lepas. Matanya berpindah lagi, kearah tengah buket ini.

Tertulis. “Wanna hug?” Tiara melengkungkan bibir kebawah, langsung menubruk Rayyan kencang. Memeluknya erat. Hampir hari ini ingin Tiara jadwalkan sebagai hari kesialan. Namun tak jadi karna rayyan.

“lucuuu bangettttttttt,” keluh tiara.

________________________________

...bersambung...

Rayyan Yazid

Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
Alvaro

Xixixixi

Gimana? Next gak??

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang