Caellah si ganteng

1.5K 143 16
                                    

Heyy shawty! lagi
Gilaa kurang baik apa gua yegak😎😎

Komen yang banyak yaaa

Happy reading!!

"lusa kalian tunangan, 2 minggu setelah itu saat liburan semester, kalian menikah." Oma tertawa terpingkal pingkal, melihat raut wajah Tiara yang masih seperti sapi ompong, melongo, shock, dan masih ling lung.

"aku.... gak habis pikir asli!" Mamanya baru selesai menangis, meminta maaf dan memeluk Tiara erat, ia pun masih gila kala mengingat putri satu satunya berada diambang batas kematian karna rencana konyol mereka. Adi pun antara bahagia juga panik, hampir ia kehilangan putrinya karna rencana konyol itu.

"Ara, Rayyan... Oma sama papah kamu setuju menjodohkan kalian karna kita sama sama diuntungkan, Rayyan kalau sudah sama kamu ara, oma gak ada cemas cemasnya, kamu bisa ngatasin Rayyan dalam kedaan apapun, kamu bisa dobrak pembatas yang Rayyan buat bahkan sama keluarganya sendiri, kamu bisa bikin dia ketawa tanpa susah payah, intinya Oma tenang 100% kalau Rayyan kamu urus." Adi mengangguk, setuju dengan ucapan Oma.

"Papah juga tenang, nitipin anak sebader kamu itu bukan hal yang gampang, tapi Rayyan bisa handle semuanya, bisa ngatasin mood swing kamu yang nyebelinnya minta ampun, bisa ngrtiin kamu dalam keadaan apapun, dan yang jelas Rayyan bisa bikin kamu nurut lewat caranya sendiri." Tiara berkaca kaca, antara kecewa dan bahagia sebenarnya, betul apa yang Oma bilang, betul juga apa yang Papanya ucapkan.

Yang bisa mengatur dan mendidiknya hanyalah Rayyan, dan yang mampu menaklukan dan meluluhkan hati Rayyan ya hanya dirinya, itu memang perpaduan yang saling menguntungkan.

"kalian gak keberatan kan?"

Tiara membelalak matanya, Oma waras tidak sih menenyakan hal yang sudah jelas jawabannya. "Yakali Oma? Yang bener aja.... cita cita nomer satu aku aja jadi istrinya Rayyan Yazid, yakali keberatan...." semuanya tertawa, Rayyan pun ikut menyunggingkan senyum lega.

Rasanya semua beban yang selama ini membebaninya mulai terangkat satu satu. Persis seperti apa yang Tiara ucapkan, menghabiskan masa tua bersama Tiara adalah cita cita utama di hidupnya.

"Kalo ganteng gimana? Setuju kah?" Amira menggoda, "Jelas setuju lah!" malah Tiara yang menjawab. "Ya... barang kali Rayyan keberatan nangung kamu sebagai istrinya, gimana ganteng, gak keberatan kan?" Rayyan terkekeh kecil, ia mengangguk dengan sopan.

"Eh! Keberatan?" Rayyan buru buru menggeleng, bukan itu maksudnya. "Nggak tante, maksud Rayyan, yang Tiara bilang bener, Rayyan seneng."

"caaaellllahhh si gantengggg!! Ahahhahahaha," Tiara terbahak bahak, lucu Rasanya melihat Rayyan seperti ini.

•●•

Ini hari terakhir Tiara melakukan check up tentang tulang kakinya. "Dari rongsen tulang, semua menunjukan pertumbuhan yang baik, dengan waktu yang lumayan cepat, keretakan di tulang kering sudah mulai samar, beberapa ruas jari yang patah pun sudah memulih, untuk pemulihan seutuhnya, bisa disambung dirumah dengan banyak berlatih dan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalsium," dokter menutup penjelasannya.

Tiara tersenyum senang, akhirnya setelah satu bulan penuh, akhirnya kakinya sudah kembali bisa digunakan. Ia memeluk Rayyan. "Aku sembuh," katanya girang

Rayyan mengangguk, mengusap surai Tiara dengan lembut, lalu mengecup pelipisnya. "Tapi jangan terlalu di forsir dulu, senin besok boleh sekolah, tapi cuma sekolah. No eskul, no nongkrong. Paham?"

Tiara membrenggut, bete sebenarnya dia, sudah sebulan ia mendekam di kamar dan bebearing di kasur. "Aku juga, aku nemenin kamu, kita di rumah aja, kalau kamu bosen kita ke danau belakang dekat taman."

Tiara mengangguk setuju, ia antusias. "Janji yaa tapi..." Tiara menyodorkan kelingkingnya, menatap Rayyan seksama. Terkadang Rayyan oun gede bacot doang, jarang di kabuli, apalagi Tiara baru pulih begini.

Rayyan menggenggam pergelangan tangan Tiara, menariknya mendekat, membawa ujung jari kelingkingnya itu ke depan bibirnya. "Janji,"

Cupp

Tiara tak dapat menyembunyikan tawanya.

"Yeeeeay! Ara sembuh," pintu didobrak, teman temannya datang.

Mereka membawa banyak makanan dan jajanan, juga beberapa bunga untuk merayakan kesembuhan Tiara.

"Gak perlu repot loh padahal," Tiara mengulum tawa.

"Gik pirli ripit lih pidihil, tai!! semalem, Van, gue mau ini yaa, itu juga, jangan lupa ini," sindir Vanny pedas, Tiara ngakak dibuatnya, satu persatu memeluk Tiara menyerahkan bingkisan itu, sekaligus meledeknya karna akan segera menjadi isti.

Hanya Aqila yang datang tanpa memeluknya, tanpa membawa bingkisan juga tak mengucapkan kalimat apapun, dia hanya diam, menatap Rayyan tajam. Semuanya jadi ikut tegang, Aqila jarang seperti ini, makhluk itu tidak pernah marah, tidak baperan juga, lalu ini ada apa lagi?

Puas Aqila menatap sepupunya, gadis itu maju mendekat, dan.....

Bugh

bogeman mentah mendarat di rahang kiri Rayyan, Aqila sendiri sudah meneteskan air mata.

"BRENGSEK!"

Semuanya menganga, ini pertama kalinya dalam sejarah Aqila bisa semarah ini. "Neng? Hey! kenapa?" Arya menangkup wajah Aqila, dan langsung memeluknya, membawa keluar untuk menenangkannya.

Rayyan menggerakan rahangnya, sakit juga pukulan gadis itu. Ia mengerenyit dahi, apa yang ia buat? Apa kesalahan yang ia lakukan sampai Aqila marah seperti ini padanya. "Kamu ngapain neng?" Tiara saja kaget bukan main, Rayyan menggeleng tanda tak tahu, ia mengedarkan pandangan, Adzlan pun tidak ada disini.

"Fa, Adzlan mana?" tanya Rayyan.

Shafa menggeleng tak tahu. "Dari tadi pagi dia gak ada ngabarin sama sekali, nomernya juga gak aktif,"

Rayyan memijat pangkal hidungnya pusing, perasaan ia tidak ada membuat kesalahan apa apa, kenapa Aqila bisa semarah itu padanya??

________________________________

...bersambung...

Rayyan Yazid

Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
Alvaro

Xixixixi

Gimana? Next gak??
Nah lo nahh looo si neng ngapa yaa???
Kiw kiww ahahahah

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang