23. 59 waktu Indonesia barat.
Helikopter dengan logo Wdyatmaja's berwarna hitam mengkilap tengah mengudara dengan stabil di atas gedung yang saat ini dijadikan tempat perayaan ulang tahun.Sepasang mata mengintip di celah jendela, tersenyum miring sambil mengunyah pancake nya. Menatap party ulang tahun itu dengan senyum lebar.
Tiara mengetuk meja dengan jemarinya, pelan namun teratur seiring dengan hitungan detik menuju pukul 00.00
"Sekarang." Perintahnya.
•●•
Semua orang memegang balon, ada juga yang memegang snow spray, banyak pula yang memegang terompet kecil. Mereka serentak menatap layar monitor yang bersisa 15 detik lagi menuju pukul 00.00
Si pemilik acara nampak sangat bahagia, senyum lebarnya tercetak jelas di wajahnya. Acara megah ini begitu sempurna rasanya, keluarganya nampak lengkap di sana. Kerabat dan sahabatnya berdiri mendampingi nya. Teman temannya pun lebih berpihak padanya. Dan ... Rayyan. Lelaki pujaannya ada disini, ikut meriahkan pesta ulang tahunnya.
"5 ... 4 ... 3 ... 2 ... 1."
Seharusnya vidio ucapan Happy birthday Tania yang tertampil di monitor besar ini. Namun tidak, vidio itu malah memutar segala perbuatan yang ia tutupi dari semua orang.
Plak
Suara tamparan, pukulan yang Tania lakukan terputar disana. "Akhirnya lo nangis Tiara ... ini yang gue tunggu. HAHAHAHA."
Kini suara ringisan dan tangisan pilu Tiara terdengar sangat kencang. "Mana Rayyan lo itu mana? Mana cowok lo? Mana pahlawan lo itu?"
Bugh bugh bugh
Suara pukulan tendangan benar benar terrekam jelas dan detail. "Lo denger Tiara, Rayyan bakal jadi milik gue."
Tania membelalak matanya, meminta mc mengganti layar monitor itu dengan segara. "Matiin! Buruan!" Titahnya.
Segala cara sudah di coba, mengotak atik laptop dan proyektor di sana. Namun tidak dapat menghentikan rekaman itu.
Vanny mendekat, melepas masker hitamnya. Menyeringai melihat Tania yang panik setengah mati. "Nyari ini?" Tanya Vanny sambil menunjukan remot control yang berada di tangannya.
Tania berlari tergesa menghampiri Vanny berdiri. Saat hendak merebut remot control itu. Vanny melemparnya kedepan melambung jauh dan di tangkap Layla yang sudah tertawa melihat wajah Tania.
Saat ingin mengejar Layla, Vanny mencegah tangannya. Menatap Tania tajam. "Lo CABE!"
plak
Tania terjerembab jatuh. Vanny pergi, memberi perintah Layla untuk ikut dengannya. Ketika mereka pergi, rekaman itu selesai terputar, menyisakan wajah wajah tak percaya dengan bukti yang tertampil di monitor tadi.
"WOOOOOO!!!" sorakan memenuhi gedung ini. "Pembully! Wooooooo!!!!" Makin kencang, makin tak tertahan. Bahkan kini banyak yang melemparinya makanan dan minuman ke arahnya.
"Gak nyangka! Gue gak nyangka tania se tega itu."
"Jadi Tiara yang gak masuk sebulan itu karna di rawat? Bukan karna gugurin kandungan kayak yang dia bilang?"
"Wah bangsat! Jahat banget nih anak!"
"WOOOOOO!!! WOOOOOO!!!" teriakan teriakan itu makin kencang, teman temannya bahkan sudah makin mendekat, melemparinya makanan dan minuman tepat di atas kepalanya.
Gadis itu sudah menangis menutup wajahnya sambil mencari jalan keluar. "Minggir! Minggir!"
Namun bukan di beri jalan, mereka makin gencar mendekat, mendesak tubuh Tania sambil mengotori badannya dengan makanan dan minuman.Makin parah desakan itu, makin kotor pula Tania.
"Itu bukan gue! Itu bukan gue!" Tangisnya pecah menahan lengan sahabatnya yang sudah ingin pergi mengikuti rombongan manusia yang sudah puas menuntaskan emosinya."Itu lo! Tolol!"
"Papa, itu bukan aku pa. Itu bukan aku." Jerit Tania, melihat Papanya mendekat.
Plakk
"Anak gak tau di untung! Tadi banyak collega bisnis papa. Kamu malah buat hancur acaramu sendiri dengan kelakuan mu. Buat malu saja!" Kedua orang tuanya ikut pergi. Meninggalkan Tania sendirian di gedung megah ini.
Benar benar sendiri. "ARRRRRRG ANJING!"
Suara helikopter mendekat mengalihkan asistensi nya, sesosok gadis yang sangat ia benci, dan yang ia yakini adalah dalang di balik peretasan tadi tengah turun dengan perlahan.
Tertawa puas sambil bertepuk tangan beberapa kali. Di belakangnya ada Rayyan yang merangkul pinggang gadis itu.
Tiara mendekat. "Akhirnya lo nangis Tania .... gimana? Kurang gak?" Tanpa mau mendengar jawaban. Tiara memeluk Rayyan, menangkup kedua pipinya dan mencium bibirnya di depan Tania.Berkali kali, dan lumayan lama.
Air mata Tania mengucur makin deras, gadis itu memalingkan wajahnya. "Yahh ... ko malingin muka sih? Padahal harusnya lo liat." Lirih Tiara.
Tiara berdiri tepat di depan Tania, berjongkok dan menekuk satu kakinya, mendekatkan wajahnya ke wajah Tania, mencengkram kedua pipinya dengan tajam. "Udah gue bilang, lo salah cari lawan, Goblok!" Kekehnya.
________________________________
...bersambung...
Rayyan Yazid
•
Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
AlvaroXixixixi
Gimana? Next gak??
Kayaknya nanti malem up lagi decccch
Tapi gak tau insyaallah@alliapspta_
Berteman di ig? Follow aja tar langsung folbck
Dm aja kl ga di fb
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayyan | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 12 mipa 5 Ini kisah tentang Rayyan dan Tiara, tentang bagaimana tuhan mempertemukan mereka, tentang seberarti apa seorang Tiara untuk Rayyan, juga tentang seberuntung apa Tiara memiliki Rayyan. "Dia gak...