Selesai

820 67 8
                                    


HAIIIII MUNGKIN INI LAST CHAPTERR DARI RAYYANNNNN
AKHIRNYA CERITA INI SELESAII WKWKWKKW BUTUH SPECIAL PART NGGAKK NIH??? KOMENN YAAAAA

"Ara .... Boleh minta waktunya seumur hidup?"

“Boleh? Kalo aku jadi imam kamu?" Belum sempat Tiara bernafas, Rayyan kembali menyodorkannya pertanyaan yang membuat Tiara meradang.

“Boleh? kalo aku yang mimpin keluarga kecil kita?" Lagi. Rayyan menyerang Tiara yang keadaan psikis dan mentalnya sudah tergonjang ganjing.

Gadis itu oleng, kepalanya memberat karna tak sanggup menerima ucapan  Rayyan yang membuat kerja jantungnya melemah.

Rayyan bangkit, mengeluarkan cincin berlian itu dari berludu. Lalu mengamit jemari Tiara, lambat dan hati hati, mengelus punggung tangan itu dengan gemas.

Saat ingin memasukin cincin itu ke jari manisnya, Rayyan kembali ingin bertanya, membuat Tiara makin gila.

“Di bolehin gak?” Rayu Rayyan, sok tidak tahu keadaan  Tiara yang sebentar lagi akan .... gila.

Dengan tangan terkepal, Tiara menjerit sekuat tenaga meninju udara untuk menyalurkan perasaan sintingnya.

“Afjkglsdjkjhds!!” jerit Tiara tak berpola.

Mendadak menjadi vacuum cleaner , berguling guling di lantai dan mencabut rerumputan taman dengan giginya.

“Rayyan gila!” Umpat Tiara.

“Orang sinting!” Maki Tiara dengan pipi dalamnya yang di gigit kuat. Wajahnya penuh dengan rona merah yang sekarang sudah turun keleher dan menyebar ke telinganya.

Rayyan terkekeh pelan, memijat pangkal hidungnya. Sudah menduga bahwa respon Tiara akan sebegininya.

Namun ia belum puas, ia belum kenyang menggoda Tiara. Akhirnya Rayyan ikut duduk, di samping kepala Tiara yang masih bergetar saking tremornya.

“Ya Allah Araa ...” Rayyan menggeleng maklum.

Ia mengacak puncak kepala Tiara gemath. “Hey!” sapa Rayyan sambil terkekeh. Tiara menutup telinganya rapat rapat.

“Boleh nggak? heh! Kok  gak di jawab,” Goda Rayyan lagi. Tiara menutup wajahnya dengan tangan, menjerit lagi untuk kesekian kali.

“BOLEH ANJING! BOLEH!” Hantam Tiara langsung yang pada akhirnya membuat Rayyan tertawa namun berdecak.

Ia menarik tangan Tiara yang menutupi wajahnya, menyentil pelan bibir itu. “Yang bener jawabnya.”

Tiara lemah, ia mengangkat tangannya keudara tanda menyerah. “Iya ganteng, boleh banget ganteng …  yakali spek kaya kamu aku tolak,” Tiara menyerah, ia mengusap dadanya berkali-kali  mencoba menetralkan detaknya.

Rayyan tersenyum, kembali mengamit jemari Tiara, lalu menyematkan cincin itu ke jari manisnya. Mulut Rayyan terbuka, ingin berbicara sepatah kata. Namun Tiara keburu membekapnya.

“Jangan ngomong plis …. aku udaha gak sanggup napas, kamu jangan bikin aku makin gila Rayyan plis …” Pinta Tiara  seperti permohonan terakhir, begitu lemah dan lirih.

Setelah menetralkan keadaan Tiara keduanya kembali seperti biasa, Rayyan yang fokus mengamati wajah calon istrinya. Dengan Tiara yang tersenyum manis memandangi cincin lamarannya.

"Ikut lagi mau?" Tiara mengangguk dengan semangat.

Mereka beranjak dari tempatnya yang sekarang.  menuju ayunan lucu di pojok danau, ayunan yang terbentuk dari dua ranting pohon yang saling berdekatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang