Stasiun Kreta dan TasikMalaya

1.2K 112 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesian ara :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesian ara :(

Yampun si ganteng 😩🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yampun si ganteng 😩🙏

Here we go!

"Sok banget bangsat! Giliran teler nyusahin gua lu!" Ralland ngos ngosan karna membopong Varo yang terus terusan tertawa dalam keadaan mabuk. "Vanny, kamu wangi banget..." gumam laki laki itu, sambil mendusel dusel lengan Ralland.

"Heh! Heh! Inget! Gua jantan!" Varo malah makin mendekat, memeluk pinggang Ralland erat. "Yaaah si anjing! Sadar! sadar! Heh!"

Ralland membanting tubuh temannya ke jalan. "Serem nih bangsat kalo udah gini," Ralland menelan ludah, takut Varo terus mengiranya Vanny dan berbuat yang iya iya padanya.

"Vanny, aku kangen," Gumam Varo lagi.

"COTT!" Sarkasnya gondok.

Mereka berada di parkiran kecil di sebuah club diujung kota, Vanny menelponnya tadi, suruh menjemput Varo yang teler sejam pukul 10.

"Sayanggggg! Bilangin vanny dong cowoknya kaya tai, nyusahin, gua takut di perawanin anjing!" Ralland mendial pacarnya, meminta Layla memberi tahu Vanny keadaan Varo sangat parah.

"Ihh jangan ganggu! Kamu bawa aja ke sini, kerumah aku."

Tuttt....

Telepon di matikan, ujungnya Ralland mengumpat. "Bangun anjing ayo balik!" Varo mengangguk paham, ia mencoba berdiri walau kepalanya pusing setengah mati.

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang