lampu merah

700 97 8
                                    

Inih perwujudan laki kaku tapi bucin 💔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inih perwujudan laki kaku tapi bucin 💔

Tiara melepas pakaian berkudanya, berlari kecil menyesuaikan langkah lebar Rayyan yang sangat jauh darinya. Dalam hati Tiara menggerutu,  perasaan tadi sudah dapat cium pipi, kenapa masih marah juga?

“ANJING!”

Karena tidak memperhatikan jalanan, Tiara tersandung kerikil yang lumayan besar. “aduh …” isaknya langsung, tak bisa menahan perih.

Lututunya tergores cukup panjang. Darah menguucur kesepanjang kakinya, disertai batu batu kecil yang menempel.

Langkah Rayyan terhenti, mendengar jeritan Tiara, Rayyan menghela nafas saat Tiara mulai menangis. Ia membalikan tubuhnya, melihat Tiara yang sibuk meniup niup lukanya.

Namun isakannya terhenti saat Rayyan mendekat kearahnya “Ahh ellah perih banget sih!" gerutunya sambil menghapus air mata.

Rayyan berdiri tegap, berdiam diri sekejap memperhatikan luka Tiara, tanpa ada omongan dan cerocosan tajam, Rayyan langsung menggendong Tiara dan membawanya ke mobil.

Meletakannya dengan sangat lembut dikursi samping kemudi, kemudian merubah posisi kursi, agar Tiara dapat rebahan.

“Makas-

belum sempat kata makasih itu terselesaikan, Rayyan sudah menutup pintu mobil itu dengan sedikit bantingan. Tiara memejamkan mata terkejut, bibirnya mengerucut melihat Rayyan kembali kesekolah.

“Ih si rayyan mah kalo marah gitu!” decak nya kesal. “dieeeem aja diem.” dumelnya, mana sekarang malam minggu. Masa harus diem dieman terus?

Mata bulat itu memutar, mencari cara agar Rayyan dapat memaafkannya dengan cepat. Ia merogoh saku bajunya. Tersisa dua ribu perak disana, dengan apa dia membujuk Rayyan kalau seperti ini keadaanya?

Tiara menggaruk pipinya. “Pake boba eyes masih bisa gak ya??” ragunya, Tiara mengambil kaca kecil, melihat keadaan matanya.

“HhHhhhrggggh! Beler begini mana bisa si ganteng kena pelet.” ujarnya memelas. Hampir putus asa Tiara berpikir, namun tak menemukan jalan keluarnya.

Bahkan sampai Rayyan datang, dengan membawa beberapa obat merah dan kapas pun Tiara tak menemukan jalan tengah permasalahan ini.

Masih dengan wajah tertekuk, Rayyan mengambil alih kaki kanan Tiara, memindahkannya ke atas pahanya. Dan dengan telaten laki laki itu membersihkan luka tiara, mengolesnya dengan obat merah dan membalutnya dengan beberapa tumpuk kain kasa juga plaster.

Tiara mencoba menggapai jari kelingking Rayyan, namun belum sempat tersentuh, pemiliknya sudah lebih dulu menghindar. Tiara memejamkan mata sambil membuang nafasnya. “Beneran ngambek dia.” gumamnya panik.

Rayyan melajukan mobil dengan kaki Tiara yang masih berada diatas pangkuannya, memfokuskan diri pada jalanan. Tiara menggigit bibir, ingin menarik kakinya namun Rayyan serasa menahannya. Ia jadi makin takut kalau seperti ini konsepnya.

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang