kok 3 doang

792 88 10
                                    

EYYYYYYY ADA PERUBAHANNN DIKIT. KEMAREN 2 CHAPTER SALAHH UP HARUSNYA UP PART INI SKKSKSKSKSKKS MAAAP😊😊😊🤚 part soal kembaran utu adanya nnti nikah😊😊😊

HPPY READINGGGGGG 🖤❤🖤❤🖤❤🖤

Rayyan dan Tiara sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Rayyan menatap tangan Tiara yang terus menggenggamnya dengan erat.

“Ayo.” Tiara berulang kali menghela nafas, ia sedang menghitung persentase sebesar apa kemarahan papanya.

“2 kali 2 berapa si Rayyan?” bahkan perkalian semudah itupun sangat susah di cerna otak dikala panik sepertin ini. “Dari kamu ngaku, sekitar 65 persen amukan papa naik, tapi turun lagi karna nanti aku, langsung nyerobot kamu. turunnya sekita 4,5 persen." Jelas Tiara dengan tangannya yang mencoret coret langit

" Nanti naik lagi 20 persen waktu kamu jelasin lebih detail. Tapi turun lagi waktu aku bantah waktu itu kamu dalam keadaan mabok, tapi turunnya 9 persen doang, papa gak suka banget cowok perokok sama mabok.” Tiara menggeleng kan kepala kuat.

“Mending gak usah jadi Rayyan, biarin Papa gak tau sama sekali masalah kita waktu itu Rayyan.” lagi lagi Rayyan menghela nafas, ia mengusap puncak kepala Tiara lembut.

lalu melenggang pergi meninggalkan Tiara sendiri, ia masuk kedalam lebih dulu meninggalkan jeritan tiara.

“Rayyan demi Allah! Rayyan gue gak mau kita gagal kawin!!” Jeritnya frustasi.

Tangan Tiara menengadah keatas. ”Duh gusti, selamatkan hari pernikahan kita. Kalo sampe ngga selamat … jantung Tiara berpacu 

Namun Tiara langsung menggeleng kuat. “Amit amit bangsat.” Ujarnya, kemudian menyusul Rayyan yang sudah masuk ke rumah.

Sepatu Tiara copot dan taro di tempatnya, Tiara berdiri di depan pintu, gemetar sendiri. Ia takut hal hal aneh terjadi nantinya. “Bismillah jadi kawin,” Ucapnya kuat.

“Malem!! princess dateng,” Kata Tiara, berlari kecil menuju Mamanya, memeluknya erat.

Sementara netranya melirik Rayyan yang asik ngobrol disana. Bersama Papa, di karpet bulu di ruang keluarga, lengkap dengan beberapa camilan dan juga kopi panas yang sepertinya baru mamanya buat, terlihat papanya beberapa kali menepuk pundak Rayyan. Ia yakin papanya pasti ikut menguatkan Rayyan.

Tiara menghembuskan nafas sambil memijat alisnya dalam satu arah. Ia tenang sekaligus tegang dalam waktu bersamaan. “Kamu harus bisa hibur Rayyan ya Ra, kamu harus selalu ada di sisi dia, kuatin dia, percayaain dia kalo dia gak sendiri, masih ada kamu, ada kita.” Ucap Mama.

Tiara menoleh ia mengangguk mengerti, sekali lagi ia menoleh kearah Rayyan, laki laki itu nampak mensejajarkan kakinya, memijat bebrapa kali pergelangan kakinya.

Tiara bergegas kebelakang, mengambil baskom kecil dan mengisinya dengan air hangat. Ia juga mengambil handuk kecil yang biasa di simpan di laci bawah.

Setelah semuanya siap, Tiara kembali keruang keluarga, duduk di samping Rayyan dan mengompress pergelangan kakinya.

Perlakuan Tiara lantas membuat shock satu rumah, Papa nya bahkan menganga tak percya.

Rayyan pun sama. ia mematung melihat Tiara membersihkan kakinya dengan air hangat yang ada di baskom, juga beberapa kali memijat pergelangan kakinya.

“K-kamu ngapain ra?” Rayyan ling lung sendiri, masih shock attack dia mendapatkan perilaku seperti itu dari Tiara.

Tiara menoleh kearah Rayyan, kepalanya juga memutar kearah kedua orang tuanya yang masih menganga tidak jelas. “Bersihin kamu, pasti kamu cape banget seharian ini,” Ucap Tiara lagi

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang