Yow yow yoww buddy heheeh
Im back!!!Here we goo!!!
😎😎
"Rayyan bisa. Rayyan bisa om menuhin semua yang Om mau buat Tiara, Rayyan usahain untuk naro kontrol penuh buat Tiara dan masa depannya, Rayyan juga mau ambil alih perusahaan papah lagi, Rayyan bisa usaha dan jamin Tiara gak akan hidup susah, Tiara juga gak akan terhalang cita citanya, Rayyan bisa janji, semua kekhawatiran Om... bakal Rayyan pegang. Tiara aman sama Rayyan om..."
"Jangan ambil Tiara dari Saya." Lirih Rayyan di akhir kalimatnya.
"Omm gak mau nyusahin kamu Rayyan, Oma masih butuh perhatian kamu 100%. Tiara itu anak bebel, segala macemmya masih kayak anak kecil, harus diurus dan si tuntun, om udah lebih dari yakin kalau Tiara sama kamu. Semuanya akan kamu kontrol, tapi.. om juga gak mau kamu yang justrus tertekan Rayyan, Om tau dari Oma kamu mau jadi pilot, dengan Om nyerahin Tiara sama kamu.. artinya Om ngehancurin mimpi kamu."
"Maaf Rayyan, sekali lagi keputusan Om gak bisa di ganggu dan di cabut."
Disini lah akhirnya, Di club malam di ujung kota, Rayyan mabuk berat dengan kata kata om Adi yang terus terngiang ngiang di kepalanya.
"Absinthe." Pintanya untuk kesekian kali pada bartender
"Kenapa kamu juga mau pergi ara? Kenapa Rayyan di tinggal?" Cicitnya sambil memukul mukul botol dengan garpu kecil, menimbulkan suara berisik.
Rayyan memejam, mengerenyit kening untuk menetralisir rasa sakit kepalanya. Kemudian ia menggeleng beberapa kali, "Rayyan gak mau di tinggal ara.. jangan pergi, jangan nikah, jangan... Rayyan... Rayyan sayang araa..." gumamnya
Botol minuman keras dengan alkohol tinggi itu kembali di sodorkan padanya. Sekali tenggak pula Rayyan menghabiskannya. "Araa gak boleh kaya papa mama, Araa harus sama Rayyan, Ara jangan nurutin om adi yaa.. jangan tinggalin Rayyan ara.." racauannya makin lama makin aneh, segala isi kepalanya hanya berjudul "Tiara"
"Bangsat!" Tangannya mencengkram botol alkohol itu, hingga pecah dan melukai tangannya. Bukan ringisan sakit melainkan kekehan putus asa yang Rayyan keluarkan.
"Gak ra! You're mine."
"You're mine ra..."
"Ara... Mine.. Rayyan. Ara punya Rayyan, Rayyan punya Ara, gak boleh di ganggu!" Telunjuk Rayyan digerakan kekanan dan kekiri, kepalanya pun ikut menggeleng. "No... Ara is Mine.. no... no.."
Ini mabok apa cosplay bayi sihhhhh?!!!! Gemes :(
Rayyan tertawa saat mengingat betapa menggemaskannya perkenalan mereka, betapa menakjubkannya pengaruh Tiara untuk dirinya.
Betapa berartinya Tiara dalam hidup kelamnya, dalam lukisan abu abunya.Tiara. poros penguatnya, penawar rasa sakitnya, Tiara itu.... segala galanya.
"Rayyan! Lo disini?" Sosok gadis yang samar samar di pandangannya sudah duduk tepat disebelahnya, antusias melihat Rayyan.
Rayyan mendorong pelan pundak gadis itu, ia menggelengkan kepala. "Jangan deket. Ara marah Ntar."
Gadis itu malah makin mendekat, menatap kearahnya juga mengecek matanya. "Lo mabok?"
"Jauh! Jauh sana! Ntar Ara Rayyan marah." Usirnya lagi. "Rayyan gak suka liat Tiara nangis, Rayyan gak bisa liat Tiara marah, Rayyan-
Racauan Rayyan terputus oleh ciuman. Ciuman yang gadis itu berikan, kecupan singkat yang berubah menjadi lumatan dalam dan panas.
Rayyan terpancing suasana, siluet gadis ini tiba tiba seperti Tiara, seperti gadisnya. Tangannya mendekap punggung gadis itu, menariknya mendekat untuk memperdalam ciuman mereka. Rayyan kini bahkan yang menguasainya.
"Nggghh." Lenguhan singkat itu makin membuat Rayyan lepas kontrol. Tangannya bahkan menjamah kesegala arah.
Hingga mereka.......
•●•
Tiara gelisah dalam tidurnya, mata bengkaknya tiba tiba perih, mungkin kebanyakan menangis menjadi penyebabnya. Matanya melirik dinding.
Pukul 1 dini hari, ia melihat sofabed yang biasa Rayyan tiduri. "Rayyan? Kemana?" Gumamnya.
Tiara juga melirik oma yang terlelap dengan nyaman di bankar ujung sana, dengan perlahan ia turun, kekuatan dan kemampuan kakinya makin membaik, Tiara bangga karna itu semua juga karna usahanya.
Ia berjalan dengan pelan berpegangan pada dinding, dinding. Menuju bankar Oma, lalu membetulkan selimutnya. "Maaf Oma tadi ara sempet gak sopan.." sesalnya.
Bibir Tiara maju, mengecup pelipis wanita berumur itu. "Makasih Oma, makasih Oma mau bertahan untuk Rayyan, makasi juga Oma udah besarin Rayyan sampe seganteng itu, hehehe." Kekehnya.
Ting...
Ting...
Ting ...
Ting....
Lonceng notifikasi ponselnya berkali kali menyala, Tiara mengerenyit heran, siapa orang gabut yang jam segini menspam padanya.
Ponselnya ia ketuk dua kali, muncul lockscreen bergerak, menampilkan vidio singkat saat Rayyan tersenyum. "Ya Allah... ganteng banget."
Pop up notifikasi ia pencet, mengarahkannya oada room chat nomor tak dikenal yang mengirimnya gambar. "Anjrit! Apaan ini!"
"Ini .... Tania anjing!" Gumamnya terkejut, beragam foto Tania tengah berciuman dengan laki laki banyak yang terkirim padanya. Penasaran dengan wajah laki laki yang terasa familiar.
Tiara menaikan kecerahan ponselnya. Matanya membola tak percaya, Tiara bahkan melihat satu persatu foto itu untuk memastikan satu hal.
Air matanya menetes lagi dan lagi. "R..Rayyan?"
________________________________
...bersambung...
Rayyan Yazid
•
Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
AlvaroXixixixi
Gimana? Next gak??
Absinthe
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayyan | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 12 mipa 5 Ini kisah tentang Rayyan dan Tiara, tentang bagaimana tuhan mempertemukan mereka, tentang seberarti apa seorang Tiara untuk Rayyan, juga tentang seberuntung apa Tiara memiliki Rayyan. "Dia gak...