Wdyatmaja's

1.1K 135 3
                                    

“Ra kita balik ya,” Teman temannya pamit pulang, acara sudah selesai, dari candaan tadi berlanjut dengan obrolan hangat, Dan tiba tiba Rayyan angkat bicara, menghipnotis semua nyawa yang ada diruangan tadi. Ia mengucap janji sekaligus meminta izin.

“Dari semua perasaan yang tuhan titipkan untuk membuat pengakuan, Rayyan minta izin, untuk mengikat tiara lewat pertunangan. Rayyan minta restu om dan tante untuk membawa Tiara ke jenjang pernikahan, menjadikan Tiara satu satunya wanita yang mendampingi Rayyan." 

Tiara masih gemetar saat mengingat ucapan Rayyan tadi, terdengar sangat tegas dan meyakinkan. Ia menggigiti bibir dalamnya, tremor sendiri dia. Wajahnya masih memerah, benar benar memerah. Ia takut sekaligus bahagia, takut karna tidak bisa menjadi istri sempurna untuk Rayyan, dan bahagia karna bisa menjadi satu satunya wanita yang Rayyan cinta.

Tiara mengusap cincin yang melingkar cantik di jari manisnya, berkilauan sangat indah, di tengahnya ada ukiran nama Rayyan, sebagai tanda kepemilikan. Rayyan juga mengenakan cincin yang sama dengan ukiran nama Tiara di cincinnya.

Diujung sana, sosok yang membuat Tiara gila sedang menatap kearahnya, lewat kaca jendela, ia merogoh ponselnya mendial nomor Tiara. terlihat disana Tiara langsung jingkrak jinkrak, lalu tak lama setelah itu telponnya diangkat.

“kenapa belom mandi?”

“bentar dulu, masih gila aku.” kekeh Tiara, Rayyan tersenyum simpul, menatap Tiara lewat balkon kamarnya, kaca kamar Tiara tidak di tutup dengan benar.

Mereka terdiam, Tiara sibuk merutuki jantungnya yang memompa dengan cepat. Sedangkan Rayyan sibuk memperhatikan ekspresi menggemaskan Tiara. “liat kiri,” kata Rayyan.

Tiara memutar kepalanya. “itu kanan ara … “ Rayyan menghela nafas. Agak susah memang kalau tiara diajak seperti ini.

Tiara terkekeh langsung memutar arah kepalanya dengan benar. Nampak Rayyan disana, melambaikan tangan sambil tersenyum manis.

“rayyyaaannnn ….. “ lirih Tiara gemetar. Belom selesai rupanya Rayyan membuatnya gila.

“dengerin aku.” bisik Rayyan lewat sambungan telponnya.

Tiara mengangguk, “abis ini … mandi, terus istirahat ya …. Rayyan menjeda ucapannya.

“calon istri …. “

RAYYAN SINTING

•●•


Pukul 11 malam, Tiara memanjat ke balkon kamar Rayyan, kali ini tidak dalam keadaan menangis dan putus asa seperti waktu itu.

Perutnya sangat lapar, namun ia ingin makan sate di ujung komplek sana. "Rayyan! Rayyan!" Tiara mengetuk pintu balkon itu beberapa kali.

Pemiliknya sepertinya sedang ada di kamar mandi, terdengar kran air yang dimatikan juga suara pintu kaca yang di tutup. Gorden di buka.

Rayyan baru kelar mandi, tubuhnya hanya terbalut handuk kecil yang melingkar sekitar pinggang sampai lutut.

"AAAAAAAA!" jerit Tiara langsung berbalik memutar arah tubugnya dengan wajah yang ditutup dengan hoodie. Rayyan sama terkejutnya.

Buru buru ia memakai baju, dengan singkat dan cepat. "Kamu ngapain ara?" Tiara masih membalikan tubuhnya, takut.

"Udah belom?" Tanya Tiara. Rayyan mengulum senyum kepalanya baru akan di masukan baju, sementara bawahannya sudah selesai. Ia ingin menggoda ah ...

"Udah." Tiara berbalik, matanya langsung menemuka tubuh Rayyan yang atletis bukan main.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang