dibalik tanggal 18

1.1K 130 34
                                    

Hoolllaaaaaa
Happy Reading

*)Flashback

9 tahun yang lalu tepatnya 18 april 2009 bocah laki laki yang menenteng segenggam plastik berisiskan bunga tengah terdiam, menunggu mobil jemputannya, matanya memperhatikan sosok gadis kecil yang seumuran dengannya, gadis itu bermain pasir di tepi rumahnya, menggali tanah disertai isak tangis. Rayyan kecil menyipitkan mata, menajamkan telinga, betulkah bocah kecil itu menangis?

ternyata betul. kakinya tiba tiba saja membawanya mendekat. ia jongkok untuk melihat keadaan Tiara. ya, bocah kecil yeng terisak ini Tiara. "Kamu kenapa?" tanya Rayyan.

Tiara kecil mendongak sambil sesenggukan ia menunjukan kucing kecilnya yang mati tertabrak mobil. "Kucing aku mati Rayyan, tadi ada mobil kenceng banget terus dia nabrak kucing aku." setelah memberikan penjelasan singkatnya pada Rayyan, Tiara lanjut menggali tanah untuk mengubur kucing kecilnya.

Rayyan membantunya, ikut menggali lebih dalam tanah, lalu menguburkan kucing Tiara. selesai kuburan kucing itu, Tiara masih sesenggukan, rayyan menepuk dua kali kepala Tiara, megelus pundaknya. "Jangan sedih lagi." Tiara menggeleng tidak bisa, ini kucing kesayangannya, ia di beli ketika masih bayi, Tiara sudah merawatnya cukup lama, rasanya menyakitkan di tinggal seperti ini.

Rayyan diam, ia agak kebingungan mengatasi tangis Tiara yang makin lama justru semakin membesar.

tin tin

suara kelakson mobil jemputannya telah tiba. Rayyan harus segera pergi, tapi ia tidak tega membiarkan Tiara di sini, sendiri.

"Mau ikut aku?" tawar Rayyan.

"Kemana?" Rayyan menggenggam jemari kecil itu, membawanya naik ke mobil jemputannya yang mengarah ke stasiun kereta. "Rayyan! Rayyan! Ara belom izin sama Mama." Rayyan terdiam.

Tapi tak lama, Rayyan meyakinkan Tiara bahwa kedua orang tuanya sudah memperbolehkan mereka pergi bersama. "Kamu udah izin sama Oma?"

Rayyan mengangguk pula.

Mereka duduk bersebelahan, jemarinya saling berpegangan. Tiara sudah berhenti menangis, kini ia antusias, melihat keadaan kota lewat jendela mobil. Bibirnya meracau cerita tidak jelas yang enak di dengar.

Rayyan tersenyum, ia suka Tiara, ia selalu suka ketika Tiara ada di sisinya, ketika Tiara selalu bisa menjadi temannya. 15 menit perjalanan akhirnya mobil mereka tiba di stasiun kreta.

Rayyan turun, bersama asisten pribadi Omanya yang akan menemani mereka ke TasikMalaya. Ini tahun pertama Oma drop dan mulai sakit, penyakit penyakit mulai berdatangan membuatnya tak bisa lagi menemani Rayyan untuk Mengunjungi rumah terakhir orang tuanya. Tempat peristirahatan yang membuat Rayyan menderita.

Rayyan memeggang jemari Tiara kuat kuat takut anak itu hilang dari pandangannya. Mereka bertiga memesan tiket pembrangkatan, menunggu kereta api lanjutan yang menuju TasikMalaya.

Sepanjang perjalanan Tiara girang, berkali kali ia tertawa, melihat kearah luar kereta. Mereka bermain di lorong kereta, tertawa bersama dan menjadi pusat perhatian pengunjung.

Tak terasa. Akhirnya mereka tiba di stasiun kota TasikMalaya, ini kota kelahiran Mama nya, juga tempat peristirahatan terakhirnya. Rayyan memejamkan mata, suara suara yang menyalahkan dirinya kembali terdengar

"Semua itu karna kamu, anak gak berguna."

"Kamu terlalu banyak nuntut."

"Orang tua kamu kecelakaan karna kamu."

"Orang tua kamu memang pantas meninggalkan kamu."

Rayyan menutup telinganya, ia tiba tiba terjatuh dan menangis ketakutan. "Maafin Rayyan pah, Mah, Maafin Rayyan." Lirihnya dibarengi tangisan.

Menurut psikolog, bisikan itu datang dan berasal dari Rayyan sendiri. Bocah kecil itu terlalu meyakinkan dirinya bahwa penyebab orang tuanya pergi untuk selamanya adalah kesalahannya.

Rayyan yang terlalu merasa bersalah, adalah penyebab bisikan bisikan itu datang.

Asisten pribadi Omanya langsung menggendong Rayyan menenangkannya, mencoba merebut kembali perhatian Rayyan ke dunia nyata.

Tiara kecil terdiam, menatap Rayyan yang terus terusan menutup telinga sambil menangis. Ini pertama kali ia melihat Rayyan menangis, gumaman maaf yang terus menerus Rayyan keluarkan membuat Tiara ikut terbawa suasana.

Bibirnya melengkung, nafasnya mulai putus putus. Ia menggenggam jemari Rayyan dengan kedua tangannya. "Bukan salah Rayyan.. itu bukan salah Rayyan." Kata Tiara, ia menggeleng dengan yakin.

Tubuhnya menubruk Rayyan, memeluknya dengan erat. "Jangan nangis Rayyan, semua itu bukan salah Rayyan, Rayyan jangan minta maaf." Walaupun Tiara sama sekali tidak tahu apa penyebab Rayyan sampai seperti ini

Tapi ia dengan yakin menegaskan, bahwa semua itu bukan kesalahan Rayyan. Tiara melepas pelukan mereka kala tak mendengar tangis Rayyan lagi.

Cupp

Cupp

Cupp

Cupp

Dari kening, pipi kanan, pipi kiri, hingga hidung. Tiara kecup satu persatu. Kemudian bocah itu menyengir menampilkan gigi ompongnya.

"Kamu jangan nangis lagi, kata Mama, cium cium itu bisa bikin orang seneng. Ara udah cium Rayyan 4 kali." Jari Tiara menunjuk 3 jari.

"Rayyan harus seneng."

Rayyan kecil akhirnya tenang, tangisannya berhenti. Mereka melanjutkan rencana mereka, pergi berziarah kemakan kedua orang tuanya.

Kali ini Rayyan tidak menangis lagi, Ada Tiara yang berdiri disamping nya sambil mengucap Doa. "Ya Allah.. jagain Mama Papa nya Rayyan Ya Allah... biar Rayyan, Ara yang jagain."

Di setiap tahun di tangal yang sama, Rayyan dan Tiara akan sama sama berkunjung dan berziarah, mereka datang berdua, naik kereta yang sama di jam yang sama, dan Tiara selalu mengulangi doa yang sama di setiap tahunnya.

Namun berbeda di tahun ini, Tiara berkunjung ke makam mereka seorang diri, tanpa Rayyan. "Ti-Tiara gak tau Om, Tante, foto itu beneran Ray-yan apa bukHan.."

"Tapi-tapi mhirip bang-het sama RayYhan."

"Ti-Hara ghak tahu... ken-hapa Rayyan jahat."

"Ara sayang Rayyan, Om, Tante. Tapi Rayyannya... dia malah gituib Araaa...." sakit rasanya, apalagi otaknya kini selalu menayangkan foto foto malam tadi yang dikirim nomor tak dikenal ke ponselnya.

Puas Tiara bercerita tentang permasalahan mereka pada kedua orang tua Rayyan, Gadis itu menunduk, sambil menyatukan kedua tangannya.

"Ya Allah... jagain Mama Papa Rayyan."

"Jagain Rayyan juga ya Allah, soalnya... Ara gak bisa lagi."

________________________________

...bersambung...

Rayyan Yazid

Tiara Arska Adijaya
Ayana Alicia eralstone
Thealisha Clark
Galeaqila Wdyatmaja
Shafana Azalea
Layla Almira
Daniella Jeslyn
Vanny saputri orlando
Naufarya Alphatana
Ralland Arphin maldrick
Alvaro

Xixixixi

Gimana? Next gak??

Rayyan | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang