NASI GORENG

78 7 0
                                    

Happy reading❣️

Suara adzan masjid didekat rumah membangunkan abrisam dari tidur malamnya. Dengan segera abrisam bangun dan berjalan keluar kamar, ia berjalan menuju kamar lain. Kamar yang ditempati oleh Zoya, mengapa ia dan Zoya tidak satu kamar? Karna Zoya menolaknya dengan alasan ia tak terbiasa tidur bersama seseorang selain kak maira dan bunda nya, abrisam menghargai itu Karna itu ia setuju dengan keinginan Zoya.

Abrisam mengetuk pintu kamar Zoya dengan pelan, sambil memanggil nama pemilik kamar. "Zoya bangun zo, sholat subuh" ujar abrisam sambil terus mengetuk pintu kamar, namun tidak ada jawaban apapun.

Karena tidak mendapat respon apapun abrisam berniat menelpon Zoya melalui ponsel miliknya berharap Zoya terbangun dengan panggilan masuk dari dirinya. Tapi abrisam tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar, "apa Zoya nyalain mode senyap dihp nya?" Batin abrisam

Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan sekarang? Tidak mungkin kan ia meninggalkan Zoya begitu saja tanpa membangunkan nya sholat subuh.

Ia berniat membuka pintunya, ia pikir terkunci ternyata tidak sehingga abrisam dapat masuk ke dalam kamar Zoya. Ia berjalan mendekati tempat tidur yang terdapat Zoya diatasnya. Perlahan ia menggerakkan lengan Zoya berniat membangunkannya.

"Zoya bangun zo" ujar abrisam menggerakkan lengan zoya pelan

"Zoya bangun ayo sholat subuh" ujar abrisam terus berusaha meski tidak ada respon apapun dari tubuh zoya

Karna lelah membangunkan namun Zoya tetap tidak bangun abrisam bingung harus melakukan apa hingga sebuah ide muncul dikepalanya. Dengan cepat abrisam menjalankan ide nya itu, ia pergi ke dalam kamar mandi dengan membawa gelas kecil, ia mengisi air ada gelas itu dan membawa nya keluar.

Abrisam mencelupkan jari jari nya ke dalam gelas itu berniat menyipratkan air nya ke wajah Zoya.

"Zoya bangun" ujar abrisam sambil menyipratkan airnya

Terlihat kelopak mata Zoya yang tertutup itu bergerak menandakan Zoya merasakan apa yang dilakukan abrisam. Tubuh Zoya menggeliat sambil perlahan membuka kedua matanya.

Saat kedua matanya terbuka ia melihat sesosok lelaki didepannya yang membuat Zoya terkejut bukan main dan langsung melempar bantal miliknya ke arah cowok itu yang adalah abrisam.

Abrisam menjatuhkan gelasnya ketika bantal itu terlempar ke arahnya, ia terkejut bukan main. "Zo ini gue abrisam" ujar abrisam menyadarkan Zoya yang terus melempar bantal tidur ke arahnya

Zoya yang mendengar nya tiba tiba berhenti, berpikir sejenak. Ia baru menyadari bahwa ia sudah menikah jadi wajar jika ada abrisam saat ia bangun tidur, tapi apa yang ia lakukan dikamarnya?

"Oh abrisam sorry abrisam gue nggak tau" ujar Zoya merasa bersalah

"Lo ngapain ngelempar gue pake bantal?" Tanya abrisam heran

"Ya gue lupa kalo gue udah nikah, kan biasanya kalo gue bangun tidur tuh ada bunda bukan cowok, jadi wajar lah gue kaget. Lagi ngapain Lo dikamar gue?" Tanya Zoya bingung dengan kehadiran abrisam

"Gue mau bangunin Lo sholat subuh, kita sholat bareng" ujar abrisam membuat Zoya mengerti, ia baru menyadarinya setelah terdengar suara dzikir dari arah masjid didekat rumahnya.

"Yaudah ayo, nanti keburu matahari terbit" ujar abrisam lalu berjalan keluar kamar

"Aduh Zoya Lo malu-maluin aja sih" batin Zoya merutuki kebodohannya

🦋🦋🦋

Kini abrisam dan Zoya telah melaksanakan sholat subuh tidak lupa dengan sholat dua rakaat sebelum sholat subuh (qobliyah subuh) yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.

A untuk Z (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang