BURUK

31 3 0
                                    

Happy reading ❣️

Siang ini abrisam dan Zoya sedang berada didalam kamar, Zoya yang baru saja membersihkan kamarnya kemudian menatap wajah abrisam yang terlihat kesal ia menghampirinya mencoba untuk menghibur abrisam.

"Abrisam kamu kenapa sih kok mukanya kayak kesel gitu" ujar Zoya melihat abrisam yang terus menatap laptop nya dengan wajah kesal

"Tugasnya susah ya? Mau aku bantu?" Tanya Zoya lembut, ia tahu abrisam pasti sangat lelah dengan tugasnya ini

"Kok diem aja, aku bantu ya" ujar Zoya seraya memegang lembut tangan abrisam namun abrisam menepisnya kasar

"Berisik!" Bentak abrisam membuat Zoya sangat terkejut, namun ia berusaha untuk memaklumi nya Karna mungkin abrisam sudah sangat lelah

"Maaf ya aku ganggu, mau aku buatin teh?" Tanya Zoya berusaha berbicara lembut meskipun jantung nya sudah tak karuan Karna bentakan abrisam tadi.

"Lo bisa diem nggak sih?!" Ujar abrisam dengan nada tinggi membuat Zoya kembali terkejut

"Kamu kenapa? Aku ada salah ya sama kamu? Maafin aku ya kalo aku ada salah" ujar Zoya berusaha menahan tangisnya

"Berisik! Lo mending keluar sekarang!" Bentak abrisam membuat Zoya menjauhkan tubuhnya dari abrisam. Air mata yang sebelumnya ia coba tahan kini terjatuh, tak mampu lagi ia tahan

"Kamu kenapa? Kenapa tiba tiba berubah gini?" Tanya Zoya dengan air mata yang terus membasahi kedua pipi nya

"Gue capek zo, gue capek sama Lo!" Ujar abrisam yang terasa menyakitkan bagi Zoya

"Gue capek zo! Gue berusaha buat terus dapetin cinta lo tapi nyatanya gue rasa Lo nggak akan bisa jatuh cinta sama gue!" Ujar abrisam dengan nada tinggi

Zoya menatap abrisam dengan air mata yang terus menetes tanpa henti "aku cinta sama kamu abrisam, aku tau mungkin sebelumnya aku nunjukkin seakan-akan aku nggak suka sama kamu. Tapi abrisam kamu berhasil, aku sekarang udah jatuh cinta sama kamu, aku bahkan nggak bisa jauh dari kamu" ujar Zoya berusaha menjelaskan ke salah pahaman antara dirinya dan abrisam

"Bohong!"

"Lo bahkan nggak pernah nunjukkin rasa cinta Lo itu ke gue" ujar abrisam dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah

Zoya menundukkan kepala nya, ia selama ini memang tidak pernah menunjukkan rasa cinta itu secara terang-terangan pada abrisam. Namun dari lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat mencintai abrisam, namun apa yang abrisam katakan? Sungguh ia benar benar lemah sekarang.

"Gue benci sama Lo zo! Gue sekarang ngerasa rasa cinta gue ke Lo yang sebelumnya besar kini hilang entah kemana" ujar abrisam membuat air mata Zoya semakin deras, hati nya benar benar sakit mendengar kata kata itu keluar dari mulut abrisam

"Gue capek zo, gue juga butuh yang namanya cinta. Gue butuh itu Zoya, tapi gue nggak ngedapetin itu dari Lo" ujar abrisam kini dengan nada yang melemah

"Abrisam nggak gitu.." sungguh Zoya tidak mampu untuk berkata yang sebenarnya sekarang, hatinya benar benar terasa sakit sekarang. Rasanya ada banyak panah yang menusuk tubuhnya.

"Nggak gitu gimana Zoya? Gue udah cukup ngeliat gimana sikap Lo sama gue" ujar abrisam yang kini juga menunduk

Zoya menatap abrisam tidak tega, ia ingin memeluk cowok itu namun rasanya bentakkan cowok itu masih terbayang dikepala nya ia benar benar tidak suka dibentak oleh seseorang, ia benci itu.

"Keluar zo" ujar abrisam lirih namun masih bisa terdengar oleh Zoya

"A-apa?" Ujar Zoya tak percaya, abrisam menyuruhnya keluar?

A untuk Z (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang