Happy reading ❣️
Hari hari berlalu, dan setiap harinya Zoya selalu mendapatkan panggilan aneh dari sang pelaku. Dan setiap Zoya mendapatkan panggilan itu ia selalu melapor pada abrisam.
Namun selama beberapa hari ini, Zoya sama sekali tidak mendapatkan telepon apapun dari sang pelaku. Itu cukup membuat Zoya tenang sekaligus bingung, ia berharap pelaku segera berhenti secepatnya.
Zoya berusaha untuk terus bersikap tenang sekaligus waspada, karena mungkin pelaku akan muncul kapan saja. Ia juga tidak mau terlalu panik karna itu hanya akan memperkeruh keadaan dan membuat teman temannya dan juga abrisam khawatir.
Siang ini Zoya tengah memasak di dapur, menyiapkan beberapa cemilan untuk abrisam yang tengah sibuk dengan laptop nya.
Akhir akhir ini pria itu memiliki banyak pekerjaan, ditambah kasus sang pelaku yang meneror itu juga pasti menambah beban pikirannya. Karena itu Zoya hendak membuat beberapa cemilan dan minuman dingin untuk menyegarkan pikiran lelaki itu sejenak.
Setelah selesai menyiapkan semuanya di dapur, Zoya segera menuju ke ruang tamu. Menghampiri abrisam yang masih sibuk dengan laptop nya.
"Hai!" Sapa Zoya seraya menaruh beberapa makanan yang dibuatnya dimeja tempat abrisam menaruh laptopnya.
"Hai." Sapa balik abrisam tanpa menoleh ke arah Zoya.
Melihat abrisam yang masih sibuk dengan laptop nya, Zoya memikirkan ide yang dapat mengalihkan perhatian abrisam.
Zoya berdiri disamping abrisam, berusaha melihat apa yang dilakukan oleh suami nya itu.
"Abrisam." Panggil Zoya.
"Hmm?" Sahut abrisam.
"Tangan kamu nggak kesemutan emangnya megang laptop terus? Gimana kalo coba yang baru, tangan aku gitu contohnya." Ujar Zoya yang berhasil menghentikan aktivitas abrisam.
Abrisam menatap Zoya sebentar, kemudian menepuk sofa kosong disampingnya. Menyuruh Zoya untuk duduk disana.
Zoya mengikuti apa yang disuruh oleh abrisam, kemudian Zoya merasakan bahwa tangannya digenggam. Perlahan ia memandang ke arah abrisam, ternyata abrisam juga tengah menatapnya. Ya, tatapan mata lelaki itu cukup membuat jantung Zoya berdetak lebih cepat.
"Maaf ya, aku jadi cuekin kamu." Ujar abrisam merasa bersalah.
"Nggak kok, aku ngerti kamu lagi banyak kerjaan." Ujar Zoya berusaha mengerti.
"Aku udah buat cemilan, ayo dimakan dulu." Lanjut Zoya seraya menunjuk kentang goreng yang dibuatnya.
Abrisam menganggukkan kepala nya pelan, kemudian memakan kentang goreng itu. Wah, makanan enak ternyata benar benar bisa menenangkan pikiran ya.
"Bosen ya?" Tanya abrisam pada Zoya.
Zoya menggelengkan kepala nya pelan "nggak, kan kemarin udah jalan jalan." Ujar Zoya membuat abrisam tersenyum.
"Nanti sore aku ma--"
Ting Tong...
Ucapan abrisam terpotong karena suara bel rumah yang berbunyi, mendengar itu Zoya segera berdiri dan berjalan menuju pintu rumah, melihat siapa yang berada didepan sana.
Namun ia tak menemukan siapapun saat membuka pintu, yang ia temukan hanyalah selembar kertas dengan tulisan yang ditulis dengan tinta berwarna merah.
Zoya segera mengambilnya, terlihat sebuah kode aneh yang Zoya tak mengerti. Tentu ia tahu siapa pengirim kertas ini, ia melihat ke sekitar rumahnya, tidak ada siapapun disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Z (SELESAI)
Teen FictionSyafiqah Misha Zoya seorang gadis yang lahir dari keluarga yang ilmu agama nya cukup baik itu memiliki sifat keras kepala dan nakal Karna pengaruh teman temannya disekolah, beruntung ia memiliki teman lain yang paham akan ilmu agama dan selalu menu...