Happy reading ❣️
Kini Zoya dan Rafa sudah berada didalam mobil, Rafa yang menyetir dan Zoya yang duduk disebelahnya.
Rafa memutuskan untuk mengantar Zoya pulang karena waktu menunjukkan sudah malam.
"Luka lo masih sakit raf?" Ujar Zoya memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.
"Masih sedikit, tapi ini mendingan dari pada sebelum diobatin." Ujar Rafa menoleh ke Zoya sebentar seraya memperlihatkan senyumnya agar Zoya tak lagi khawatir.
"Alhamdulillah kalo gitu." Ujar Zoya membalas senyum Rafa sekilas.
Setelahnya tidak ada lagi yang bersuara, membuat keheningan kembali melanda. Zoya yang sibuk dengan pikirannya dan Rafa yang fokus menyetir.
"Raf?" Panggil Zoya.
"Hm?" Sahut Rafa tanpa menoleh ke arah Zoya.
"Makasih ya tadi lo udah bantuin gue, dan maaf juga karena bantuin gue kepala lo jadi luka." Ujar Zoya menatap Rafa sebentar.
Rafa kembali mengalihkan pandangannya ke arah Zoya.
"Iya zo sama sama, lagian mungkin gue emang dikirim sama Allah buat bantu lo." Ujar Rafa memberikan senyumannya.
"Tapi gue bingung deh, kok lo bisa tau gue ada di gang itu? Lo ngikutin gue ya?" Tanya Zoya bingung.
"Jadi gini, awalnya tuh gue bingung kenapa lo tiba tiba pergi dan ninggalin mie ayam lo yang masih sisa banyak itu. Lo nggak akan pernah sisain makanan, apalagi itu makanan kesukaan lo, jadi gue mutusin buat ngikutin lo diem-diem karena takut terjadi apa-apa. Eh ternyata bener kan terjadi apa apa." Ujar Rafa membuat Zoya tersenyum canggung.
"Emangnya tuh cowok siapa sih zo?" Tanya Rafa pada Zoya, pertanyaan ini sempat muncul di otaknya ketika Zoya dan lelaki tadi sedang bertengkar.
Zoya menghela nafasnya pelan "bisa dibilang dia itu orang yang neror gue." Ujar Zoya membuat Rafa terkejut.
"N-neror lo?" Tanya Rafa kembali mengalihkan pandangannya sebentar ke arah Zoya.
Zoya mengangguk pelan "jadi gini raf..."
Akhirnya Zoya menceritakan apa yang terjadi pada dua tahun lalu dan apa yang terjadi akhir-akhir ini.
Sontak hal itu benar benar membuat Rafa terkejut "dua tahun lalu? Gila ya tuh orang!" Ujar Rafa tak habis pikir dengan si pelaku.
"Tapi lo ngerasa ada musuh nggak zo? Atau lo ngerasa ada yang nggak suka sama lo gitu?" Lanjut rafa.
"Gue rasa nggak ada sih." Ujar Zoya menggelengkan kepala nya pelan.
"Tapi gue bingung deh, kenapa tuh orang bisa tau nomer telepon lo?" Tanya Rafa bingung.
"Itu juga yang lagi gue pikirin raf, gue nggak pernah sembarangan kasih nomer telepon gue ke orang." Ujar Zoya membuat Rafa berpikir.
"Abrisam tau soal ini kan?" Tanya Rafa membuat Zoya mengangguk.
"Tau."
"Gue nanti mau omongin masalah ini sama dia." Ujar Rafa membuat Zoya menatapnya, sedikit lebih lama dari sebelumnya.
"Jadi.. lo mau bantuin gue raf?" Tanya Zoya.
"Iya zo, ini bukan masalah kecil." Ujar Rafa serius.
Zoya tersenyum "makasih banyak raf." Ujar Zoya tulus.
Nada ucapan Zoya barusan berhasil membuat Rafa mengalihkan pandangannya. Tatapan tulus itu, sudah lama ia tidak melihatnya.
Namun rafa sadar akan satu hal, ia segera mengalihkan pandangannya dari Zoya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Z (SELESAI)
Teen FictionSyafiqah Misha Zoya seorang gadis yang lahir dari keluarga yang ilmu agama nya cukup baik itu memiliki sifat keras kepala dan nakal Karna pengaruh teman temannya disekolah, beruntung ia memiliki teman lain yang paham akan ilmu agama dan selalu menu...