TEROR

34 3 0
                                    

Happy reading❣️

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Zoya dan abrisam kini baru saja menyelesaikan sholat isya berjamaah.

Zoya menghela nafas, akhir akhir ini ia mendapat banyak paket yang berisi pesan teror. Ia sangat pusing dengan semua pesan itu, namun ia masih belum memberitahu abrisam, ia takut abrisam akan khawatir padanya.

"Zoya" panggil abrisam yang kini menghadap ke belakang, menghadap ke arah Zoya

"Iya?" Sahut Zoya bingung

"Kamu biasanya ngapain kalo abis sholat gini?" Tanya abrisam

"Aku duduk aja sambil nungguin kamu berdiri" ujar Zoya jujur, ia memang hanya duduk diam saja ketika sudah selesai sholat sambil menunggu abrisam menyelesaikan doa nya.

"Lain kali abis sholat baca ayat kursi ya" ujar abrisam membuat Zoya mengerutkan keningnya

"Emang kenapa abrisam?" Tanya Zoya bingung

"Karna kata Alm. Syekh Ali Jaber kalo kamu baca ayat kursi selepas sholat maka nggak ada yang bisa ngehalangin kamu masuk surga kecuali kematian" ujar abrisam membuat Zoya mengangguk mengerti

"Ohh gitu ya abrisam, aku baru tau sekarang. Makasih ya udah kasih tau aku" ujar Zoya menunjukkan senyum manis nya pada abrisam

"Selain itu ada lagi nggak abrisam?" Tanya Zoya membuat abrisam mengangguk

"Ada, tapi kamu coba biasain dulu baca ayat kursi selepas sholat. Nanti kalo udah biasa, aku bakal kasih tau yang lain lagi, aku kasih tau kamu sedikit demi sedikit ya" ujar abrisam membuat Zoya mengangguk senang

"Oke siap, makasih ya karena kamu mau bimbing aku" ujar Zoya merasa sangat senang, ia benar benar beruntung memiliki abrisam sebagai suami nya

"Iya sayang, lagian kan itu emang kewajiban aku buat selalu bimbing kamu dan arahin kamu ke jalan yang benar. Semangat yaa" ujar abrisam seraya mengelus pelan kepala Zoya

Sungguh Zoya sangat tidak kuat jika abrisam sudah mengelus kepala nya, ia merasa benar benar gugup jika abrisam melakukan itu.

Abrisam yang melihat Zoya hanya diam dan terus berusaha membuang wajah, tak mau menatap dirinya membuat abrisam semakin gencar untuk melakukannya lagi. Abrisam kembali mengelus kepala Zoya, ia ingin melihat respon kedua dari gadisnya itu.

"Abrisam stop" ujar Zoya membuat abrisam sedikit terkejut

"Jangan kayak gitu ihh" lanjut Zoya gugup lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"Emang kenapa hmm?" Ujar abrisam seraya mencolek pinggang Zoya, ingin membuat gadisnya itu merasa geli

"Ihh jangan gelitikin aku dong" ujar Zoya seraya menggerakkan tubuhnya ke kanan kiri Karna abrisam terus menggelitik nya

"Kasih tau dulu kenapa aku nggak boleh kayak gini" ujar abrisam seraya kembali mengelus kepala Zoya

"Karna kamu nggak tau ra--"

Prang

Suara itu berhasil mengalihkan fokus abrisam dan Zoya, keduanya saling bertatap kemudian turun ke lantai bawah untuk melihat apa yang terjadi.

Terlihat ada pecahan kaca didekat jendela yang berada didapur, abrisam menyuruh Zoya untuk diam ditempat dan tidak mendekat ke arah pecahan kaca itu, Zoya hanya mengangguk kemudian ia melihat abrisam berjalan menggunakan sandal ke arah jendela untuk melihat seseorang yang telah melakukan ini.

Abrisam melihat ke arah luar jendela, tidak ada siapapun disana. Saat abrisam sedang melihat ke arah luar jendela Zoya berniat untuk menghampiri nya namun langkah nya terhenti ketika melihat sebuah batu dengan ukuran lumayan besar yang dibalut oleh kertas. Zoya mengambil batu itu dan membuka kertasnya, terlihat ada sebuah tulisan disana.

A untuk Z (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang