Happy reading❣️
"Aduh aduh, sakit zo" rintih abrisam ketika Zoya mengobati luka di pelipis nya
"Abrisam sorry, gue nggak bisa ngobatin Lo. Gue bukan anak PMR" ujar Zoya merasa kasihan melihat abrisam yang terus merintih ketika luka itu Zoya sentuh
"Gapapa, Lo coba aja obatin lagi. Kali ini gue tahan deh" ujar abrisam membuat Zoya mengangguk
"Aduh Zoya sakit"
"Ih katanya mau ditahan, lagian kenapa nolak permintaan mama Rafa sih?" Ujar Zoya mengingat perkataan mama Rafa
"Ngapain harus dibawa ke rumah sakit kalo ada perawat cantik disini" ujar abrisam dengan senyum menggoda
"Ihh gombal, pake senyum senyum segala lagi" ujar Zoya malu malu, sungguh ia merasa gugup saat ini namun ia berusaha terlihat biasa saja.
"Zo" panggil abrisam
"Hmm" sahut Zoya
"Caper sama istri sendiri boleh nggak sih?" Ujar abrisam membuat Zoya menatapnya aneh
"N-nggak tahu" ujar Zoya gugup
"Perlu gue tanya ustadz gue nggak soal ini?" Ujar abrisam dengan wajah polos, berpura pura polos tentu nya
"Ngapain dodol, ihh nggak jelas ya" ujar Zoya memukul pelan paha abrisam
"Ihh pegang pegang, udah mahram" ujar abrisam yang kemudian memegang tangan Zoya
"Ihh pegang pegang juga" ujar Zoya mengikuti raut wajah abrisam sebelumnya seraya mengangkat tangannya yang sebelumnya abrisam pegang
"Ihh iya" ujar abrisam ikut mengangkat tangan kemudian tertawa kecil
"Zo udah malem, masuk ke kamar sana tidur" ujar abrisam lembut
Zoya menggeleng "belum ngantuk" ujar Zoya
"Tapi ini udah malem zo, besok kan sekolah" ujar abrisam membuat Zoya lagi lagi menggeleng
"Nggak mau, lagian luka Lo belum diobatin" ujar Zoya seraya menunjuk ke arah luka di pelipis abrisam
"Tadi kan udah diobatin, besok obatin lagi ya perawat cantik" ujar abrisam memajukan kepalanya seraya tersenyum, sedangkan Zoya refleks memundurkan kepala nya
"I-iya, gue mau masuk kamar bye" ujar Zoya kemudian berlari menuju kamarnya meninggalkan abrisam
"Gue kenapa sekarang jadi gampang baper gini sih?!" Batin Zoya
🦋🦋🦋
Zoya saat ini berada dikamarnya, ia merapihkan beberapa buku yang terlihat berantakan dimeja belajarnya. Ia juga merapihkan baju baju dan menyusunnya ke dalam lemari. Zoya melihat sebuah gamis panjang yang saat ini berada dihadapannya. Ia teringat hari dimana saat abrisam membelikannya gamis ini, cowok itu berhasil membuatnya menjadi lebih baik. Betapa baik nya Allah yang mempertemukan dirinya dengan abrisam, membantu menjadikan dirinya lebih baik lewat Abrisam. Zoya sungguh beruntung memiliki suami seperti abrisam.
"Kenapa gue baru sadar sekarang ya?" Ujar Zoya bermonolog
"Gue rasa selama ini dia nggak pernah marah sekalipun gue kayak anak anak, tukang ngambek, dan keras kepala. Dia bahkan maafin Rafa yang udah bikin dia luka, kalo gue jadi abrisam bakal gue bawa kasus ini ke polisi. Tapi dia baik banget masa, biarin Rafa gitu aja" ujar Zoya merasa sedikit kesal mengingat kejadian sore tadi.
"Gue harus berubah pokoknya, gue harus jadi perempuan dan istri yang baik buat abrisam. Gue yakin banyak yang ngantri pengen dapetin abrisam, tapi Alhamdulillah gue yang dapet" ujar Zoya yang diakhiri dengan tawa
KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Z (SELESAI)
Teen FictionSyafiqah Misha Zoya seorang gadis yang lahir dari keluarga yang ilmu agama nya cukup baik itu memiliki sifat keras kepala dan nakal Karna pengaruh teman temannya disekolah, beruntung ia memiliki teman lain yang paham akan ilmu agama dan selalu menu...