SUDUT PANDANG RAFA

34 3 0
                                    

Hai Karna ini part ke 50 aku mau nulis sesuatu yang berbeda dipart ini.

Aku bakal nulis satu part ini full dari sudut pandang Rafa.

Aku juga gak tau kenapa mau buat kayak gini, tapi semoga kalian suka yaa.

-------------------------------------------------------------+-+-+-+-+-+-+-+-

Happy reading ❣️

Pagi yang cerah, Rafa sedang dalam perjalanan menuju ke sekolahnya. Ia mengendarai motornya seperti biasa.

Hari ini Rafa melewati jalan yang berbeda dari jalan yang biasanya ia lewati. Ia melewati jalan yang didepannya ada pertigaan, yang letak sekolah berada dijalan sebelah kiri.

Betapa tidak beruntung dirinya yang berpapasan dengan sebuah mobil yang berisi sepasang kekasih. Ya, siapa lagi jika bukan Zoya dan abrisam.

Rafa memutuskan untuk memberhentikan motornya dibelakang mobil abrisam.

Melihat Zoya dan abrisam yang keluar dari mobil secara bersamaan, melihat keduanya berbincang membuat hati Rafa terasa sesak.

Rafa yakin Zoya tidak akan menyadari keberadaannya, karena dia menggunakan motor dan helm yang berbeda. Ia mulai berhenti mengendarai motor lamanya Karna motor itu adalah motor yang dahulu ia sering gunakan untuk pergi bersama Zoya. Setelah dirinya memutuskan untuk melupakan Zoya, ia benar benar berhenti menggunakan motor itu. Juga helm itu, Zoya sempat memakainya meski hanya sebentar, namun tetap aja semua barang barang itu mengingatkan Rafa pada Zoya, jadi dia memutuskan untuk tidak menggunakannya lagi.

Sebegitu berpengaruh kah zoya dalam hidup Rafa? Entah lah.

Melihat keduanya saling pandang dan saling melempar senyuman membuat hati Rafa terkikis.

"Gue rasa pagi ini gue nggak beruntung." Gumam Rafa

Tunggu, Rafa menyadari satu hal. Rafa sering kali melihat Zoya datang ke sekolah dari arah ini, itu berarti abrisam selalu mengantar nya sampai sini? Ah sial! Ia pikir abrisam tidak pernah mengantarnya.

Lagi pula mana mungkin seorang abrisam membiarkan Zoya datang sendirian ke sekolah.

"Rafa.. Rafa, lo bodoh banget. Masih berharap bisa bareng sama Zoya?" Batin Rafa

"Sebuah kebodohan yang harus segera diakhiri."

Saat Rafa hendak pergi, ia melihat abrisam mengelus kepala Zoya. Sakit? Tentu saja, tapi apa lagi yang bisa ia lakukan? Mau melakukan hal yang sama? Tentu saja tidak bisa, ia dan Zoya bukan mahram. Benar benar serba salah!

Rafa dengan cepat mengendarai motornya, melaju dengan cepat. Saking cepatnya perhatian Zoya dan abrisam pun teralihkan Karna suara motor yang dikendarai Rafa.

"Hati hati mas!" Ujar abrisam, merasa sedikit khawatir dengan pengendara yang kebut-kebutan.

🦋🦋🦋

"Woi raf, kenapa lo? Tumben banget Dateng Dateng muka ditekuk gitu?" Ujar Fina ketika Rafa masuk kelas.

Rafa tidak menghiraukannya, ia terus masuk dan duduk dikursi nya.

Fina yang sudah lama berteman dengan Rafa tentu tahu sikap Rafa yang seperti ini, pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Kenapa raf?" Tanya Fina namun rafa masih tak bersuara.

Fina menghela nafasnya "tentang Zoya?" Ujar Fina membuat Rafa kini menatapnya.

Benar saja, pasti hanya Zoya alasannya. Fina lagi lagi menghela nafasnya.

A untuk Z (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang