Happy reading ❣️
Sudah 1 hari berlalu sejak kejadian mengerikan di toko baju itu, sungguh kejadian itu benar benar masih membekas dikepala Zoya.Kini dirinya tengah duduk bersandar pada dinding diatas ranjang tidur miliknya, setelah kejadian itu bunda Raisa dan bunda Mela menyarankan Zoya untuk tinggal diantara rumah mereka.
Karna Zoya terus diam, akhirnya bunda Raisa yang memutuskan agar Zoya tinggal dirumahnya, takut merepotkan jika Zoya tinggal di rumah bunda Mela. Dan disini lah ia sekarang, kamar tidur lama nya sebelum ia menikah dengan abrisam.
Tatapannya kosong menatap ke depan, entah apa yang dipikirkannya. Kejadian itu benar benar membuat dirinya syok.
Melihat abrisam tertembak dan mati didepan matanya demi melindungi dirinya, sungguh jika bisa Zoya berharap bisa memutar waktu dan ia tidak akan pernah mengunjungi toko baju itu.
Perlahan Zoya turun dari ranjang dan berjalan menuju balkon kamarnya, menatap langit malam yang tampak indah berhiasi bintang-bintang.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Disaat seperti ini biasanya ia akan berbincang kecil mengenai berbagai hal dengan abrisam, dengan lelaki manisnya itu.
Namun sekarang? Tidak ada yang bisa ia lakukan, ia hanya bisa diam, memperhatikan, dan terus mengingat kejadian mengerikan itu.
Sejujurnya Zoya masih tak menyangka bahwa abrisam akan pergi secepat ini, bayangan juga kenangan yang lelaki itu buat masih membekas dipikiran Zoya.
Saat mereka pertama kali bertemu, saat tak sengaja Zoya memukulnya dengan panci, saat akad nikah mereka, saat Zoya memasak untuk abrisam, saat mereka bermain game bersama, saat ke kebun binatang, saat ke pantai bersama, dan banyak lainnya. Semua kenangan itu masih berputar jelas di kepala Zoya.
Sekali lagi ia menatap langit dengan lekat, memikirkan abrisam benar benar membuat dadanya terasa sesak. Meski bunda menyuruhnya untuk berhenti memikirkan abrisam demi kesehatannya, tapi apa lah daya, melupakan seseorang yang selalu bersamanya dan mengajarkan banyak hal kepadanya begitu saja? Tentu saja tidak mudah.
Sekali lagi Zoya berusaha menyadarkan dirinya, bahwa kini ia telah ditinggal pergi oleh abrisam. Untuk Selama-lamanya.
Air mata itu kembali turun membasahi pipi Zoya, ia bahkan tidak tahu sudah berapa kali sudah menangis akhir akhir ini.
Zoya tertawa hampa, mengingat beberapa hari lalu abrisam bilang bahwa dirinya hanya akan pergi selama 4 hari, tidak lebih. Namun nyatanya, ia berbohong, lelaki itu kini pergi untuk selama-lamanya.
"Katanya aku mau dimasakin mie, ternyata bohong." Ujar Zoya kembali tertawa hampa.
Ia tahu Allah tidak akan memberi ujian diluar batas kemampuan hamba nya. Ia tahu bahwa dirinya kuat, sangat kuat, namun tidak untuk saat ini. Mungkin ia akan kembali kuat setelah beberapa waktu.
"Padahal kemarin itu hari ulang tahun ku loh."
🦋🦋🦋
Saat ini Zoya tengah berada di kantor polisi, setelah kejadian mengerikan waktu itu, sekarang ada lagi yang membuatnya terkejut, sangat terkejut.
Kenyataan bahwa ternyata sang pelaku, lelaki yang ia temui di club malam itu, lelaki yang meneror dirinya selama dua tahun, lelaki... Yang membunuh abrisam, adalah kakak laki laki sahabatnya, Syifa.
Sungguh fakta ini benar benar membuat Zoya terkejut setengah mati, saat ini Zoya sedang duduk di sebuah kursi dengan Jihan yang duduk disebelahnya. Juga dengan Syifa yang saat ini tengah menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Z (SELESAI)
Teen FictionSyafiqah Misha Zoya seorang gadis yang lahir dari keluarga yang ilmu agama nya cukup baik itu memiliki sifat keras kepala dan nakal Karna pengaruh teman temannya disekolah, beruntung ia memiliki teman lain yang paham akan ilmu agama dan selalu menu...